Ketua DPRD DKI Sebut Formula E Peristiwa Politik, Bukan Ajang Balapan
Darirakyat.com - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi menilai Formula E yang menjadi program Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bukanlah ajang balapan, melainkan peristiwa politik.
Hal itu, kata dia, terlihat jelas ketika Anies mengundang makan malam tujuh fraksi DPRD DKI Jakarta di rumah dinas gubernur.
Anies disebut mengumpulkan tujuh fraksi DPRD DKI, yaitu Nasdem, Golkar, PKS, PPP-PKB, Gerindra, PAN, dan Demokrat agar ketujuh fraksi itu mangkir dalam sidang paripurna interpelasi terkait Formula E pada 28 September 2021.
"Setelah waktu itu, semua terkait Formula E adalah peristiwa politik," ucap Pras, sapaannya. Akibatnya, kata Pras, investor enggan bergabung dalam proyek Formula E karena tak mau terseret dalam pusaran dan kegaduhan politik.
Pras juga mengatakan aroma politik di Formua E semakin kentara saat Anies menunjuk Ahmad Sahroni yang merupakan politikus Partai Nasdem sebagai ketua pelaksana Formula E.
Dia juga mengkritik pernyataan Anies yang menyebut penyelenggaraan Formula E adalah murni business to business tetapi menunjuk politikus sebagai ketua pelaksana Formula E.
Padahal, kata Pras, Anies sebelumnya jelas-jelas menyebut Pemprov DKI sebagai penyelenggara Formula E yang dibuktikan dalam instruksi gubernur kepada Dinas Pemuda dan Olahraga untuk membayar uang komitmen sebesar Rp 560 miliar.
Rangkaian peristiwa tersebut, kata Pras, membuktikan agenda politik Anies dalam penyelenggaraan balap mobil listrik tersebut.
"Jadi pengusaha enggak mau terlibat dalam kegaduhan politik, makanya mereka enggak mau investasi di Formula E," tutur Pras.
Sebelumnya, Direktur Pengelolaan Aset PT Jakarta Propertindo sekaligus Managing Director Formula E Jakarta Gunung Kartiko mengatakan, sampai 24 Januari 2022, belum ada satu pun sponsor yang resmi bergabung dalam ajang balap mobil listrik tersebut.
Dalam rapat kerja bersama Komisi B, Gunung menyatakan ada sponsor yang tertarik, tetapi baru sekadar pernyataan lisan sehingga tidak bisa dipublikasikan.
"Jadi sponsorship belum secara resmi kami open, tapi secara verbal, secara pendekatan networking, yang berminat (ada) walaupun belum bisa kami declare di sini karena belum hitam di atas putih," tutur Gunung.(kompas.com)