Digelar 6 Bulan Lagi, DPRD DKI tidak Yakin Bangun Sirkuit Formula E di Lahan Berlumpur dan Berlubang dalam 3 Bulan



Darirakyat.com - Polemik Formula E tak kunjung usai meskipun lokasi sirkuit telah ditentukan di Ancol, Jakarta Utara. 

Masalah baru muncul saat Komisi B DPRD DKI Jakarta melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi sirkuit di Ancol pada Rabu (29/12/2021). Lokasi bakal sirkuit Formula E 2022, yang saat ini ditembok setinggi dua meter, langsung dibuka paksa oleh Sekretaris Komisi B Pandapotan Sinaga. 

"Percuma saya ke sini kalau saya tidak lihat semuanya," kata Pandapotan. 

Berlumpur dan dipenuhi sampah 

Saat gerbang dibuka, awak media dan Komisi disambut oleh jalanan berlumpur dan penuh dengan serakan sampah. 

Pandapotan terkejut lantaran lokasi sirkuit yang digunakan oleh Jakpro merupakan lokasi yang familiar dikenal sebagai tanah rawa. 

Lokasi itu, kata Pandapotan, sering disebut dengan lokasi pembuangan lumpur Ancol Timur. 

Lokasi pembuangan hasil sedimentasi dan juga hasil pengerukan proyek MRT tersebut dibuang begitu saja, sambil menunggu peruntukan. Kini tiba-tiba lokasi itu akan digunakan untuk pembangunan Sirkuit Formula E yang akan digelar enam bulan lagi. 

Tidak hanya kontur tanah yang berlumpur, Pandapotan juga menyoroti kesiapan lingkungan sekitar yang dinilai masih perlu waktu panjang untuk penyelenggaraan pergelaran kelas dunia. 

Sampah kontainer masih berdiri, ban bekas bersama gundukan sampah lainnya terlihat jelas di sekitar lokasi. 

Belum lagi, lokasi yang berdekatan dengan bibir pantai itu dikhawatirkan akan banjir ketika turun hujan ataupun banjir rob karena lokasi tanah rawa dikenal sebagai "tempat parkir air" yang kini diurug tanah lumpur dan hasil galian proyek MRT. 

Tanah tersebut dikhawatirkan tidak memiliki kepadatan yang memadai untuk dijadikan lokasi sirkuit Formula E. 

Pandapotan menilai lahan kosong tersebut bukan hanya tidak padat, tetapi kondisinya masih sangat mentah untuk dibangun sebuah jalan, terlebih sirkuit untuk balapan. 

Dia pun tidak yakin sirkuit Formula E bisa dibangun di lokasi itu. 

"Bukan permasalahan lahan kosongnya bos, kalau lahan kosong sudah keras enggak apa-apa, ini lahan kosong lumpur!" kata Pandapotan. 

Pandapotan merasa lokasi tersebut jauh dari kata layak dan perlu pengerjaan yang banyak sebelum bisa dijadikan lokasi balap Formula E. 

“Saya melihat dengan kasat mata saya, dengan kemampuan saya. Saya enggak percaya (sirkuit Formula E bisa selesai dalam) tiga bulan. Saya kurang yakin fasilitas ini diselesaikan dalam 3 bulan, kalau sekelas trek internasional,” ujar Pandapotan. 

"Jadi dulu rawa, Pak, rawa ini semuanya!" tutur dia. 

Pandapotan juga mempertanyakan, apakah pihak penyelenggara dalam hal ini PT Jakpro sudah melakukan analisis tanah untuk mengetahui karakteristik tanah berlumpur tersebut. 

"Sekarang sudah pembuatan (sirkuit), nanti soil tes tanah dari mana?" kata Pandapotan. Adapun berdasarkan pantauan pada 22 Desember 2021 lalu, terdapat banyak ilalang di sepanjang jalan yang akan digunakan untuk Formula E Jakarta. Bahkan, beberapa bagian jalan dalam kondisi rusak dan belum dilapisi aspal. 

Jakpro optimistis 

Menanggapi pernyataan Pandapotan, Managing Director Formula E Jakpro Gunung Kartiko mengatakan, analisis tanah sudah dilakukan dan masih menunggu hasil. 

"Soil tes sudah kami kerjakan tinggal nunggu hasil," kata Gunung. Gunung juga optimistis, meski dibangun di tanah yang dulunya adalah daerah rawa, sirkuit Formula E bisa selesai dalam waktu tiga bulan. 

"Tiga bulan selesai," tutur dia. 

Sebagaimana diketahui, Jakpro selaku penanggung jawab pembangunan sirkuit akan mulai menggarap lahan di Ancol pada Januari 2022. 

Pelaksana Formula E menargetkan seluruh fasilitas sirkuit rampung dikerjakan pada akhir April 2022. 

Sirkuit Formula E rencananya akan memiliki panjang 2,4 kilometer. Titik start akan ditempatkan di tempat parkir kendaraan yang lurus ke arah timur dan berbelok ke kanan melewati restoran Ombak Laut. 

Kemudian, lintasan mengarah ke barat melintasi Mall Ancol Beach City (ABC) lalu melintasi area kosong yang masih belum dibangun. Trek tersebut memiliki lebar 16 meter dan 18 tikungan. (kompas.com)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel