Gara-gara Ucapan Ini, Pandji Pragiwaksono Kini jadi Musuh NU dan Muhammadiyah?
Darirakyat.com - Komika dan komedian Pandji Pragiwaksono kini harus dihadapkan banyak masalah usai komentarnya yang cenderung membela FPI. Di sisi lain, pernyataan Panji itu, walaupun bukan murni pernyataannya,justru menyudutkan dua ormas Islam terbesar di Indonesia, yakni Nadhlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Dalam video yang diunggah di channel Youtube miliknya, Pandji mengutarakan pendapatnya tentang FPI yang lebih dekat dengan rakyat. Sedangkan NU dan Muhammadiyah lebih terkesan elit sehingga jauh dari rakyat.
Gerakan Pemuda Ansor yang merupakan bagian dari organisasi Nadhlatul Ulama (NU), mengkritik keras pernyataan Pandji Pragiwaksono yang mengatakan bahwa NU terkesan elitis dan tidak dekat dengan masyarakat.
Ketua Bidang Kajian Strategis Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Nuruzzaman menilai komentar Pandji sama sekali tidak berdasar. Nuruzzaman pun menganggap apa yang diutarakan Pandji hanya bagian dari komedi atau candaan.
"Orang dia komedian. Ya, Kita tertawain saja, kan sedang melucu. Ngapain serius-serius. Menurut saya karena memang Pandji gak tahu saja. Pandji gak tau. Gak pernah mau belajar atau tidak buka sejarah," kata Nuruzzaman.
Padahal, dalam kenyataannya baik NU dan Muhamadiyah sudah berperan sejak lama dalam hal membantu pemerintah untuk menyediakan fasilitas publik.
"Itu sekolah-sekolah yang enggak terjangkau oleh negara sekalipun, misal SD Inpres ga ada di suatu wilayah, tapi di situ ada SD Muhammadiyah, ada madrasah Muhammadiyah atau ada pesantren NU," kata dia.
Pandji hanya mengutip, bukan pendapat pribadi
Di video yang berjudul 'FPI Dibubarin Percuma?' yang diunggah di kanal YouTube Pandji Pragiwaksono, komika senior itu kini harus berhadapan dengan banyak masalah baru.
Pandji sebenarnya hanya mengutip pernyataan Sosiolog Universitas Indonesia Thamrin Tomagola yang mengatakan pintu ulama dari kalangan ormas FPI selalu terbuka untuk membantu masyarakat. Sementara, NU dan Muhammadiyah terlalu elitis.
"Sering kejadian ada warga sakit, mau berobat gak punya duit, ke FPI, kadang kasih duit, kadang ngasih surat. Suratnya dibawa ke dokter jadi diterima. Kenapa seperti itu? Kata Pak Thamrin Tomanggola, pintu ulama-ulama FPI terbuka untuk warga. Jadi orang mau datang bisa. Nah yang NU dan Muhammadiyah, karena terlalu tinggi dan elitis, warga gak ke situ, warga ke nama-nama besar FPI," kata Pandji. (medcom.id)