Klarifikasi Thamrin Tomagola Soal Ucapan Panji Tentang FP*, NU dan Muhammadiyah Dibeberkan Akhmad Sahal


Darirakyat.com - Tokoh NU, Akhmad Sahal membeberkan bantahan Thamrin Tomagola seusai ucapan Panji soal FPI,NU dan Muhammadiyah menjadi kontroversi.

Dalam cuitan Akhmad Sahal pada Jumat (22/1/2021) ia mengunggah percakapan WhatsApp (WA) dengan Thamrin Tomagola.

Mulanya, Akhmad Sahal menanyakan apakah Thamrin Tomagola menyebut FPI dekat dengan rakyat jika dibandingakn NU dan Muhammadiyah.

Thamrin Tomagola lantas membeberkan jika saat itu ia membahas kondisi kehidupan kelompok miskin dan perkampungan miskin di Jakarta.

Thamrin Tomagola menilai kyai NU dan Muhammadiyah kurang menyambangi dan mendampingi kelompok miskin di Jakarta.

Thamrin Tomagola mengaku tidak mengerti maksud kata rakyat dan elitis yang diucapkan Panji Pragiwaksono.

Thamrin Tomagola mengatakan saat itu dirinya tidak bermaksud memuji atau membela FPI, namun ia hanya mengamati realita yang terjadi di Jakarta.

Mendengar pernyataan Thamrin Tomagola, Akhmad Sahal lantas membuat kesimpulan.

Akhmad Sahal menilai penilaian NU dan Muhammadiyah elitis merupakan penilaian Panji.

Akhmad Sahal menilai kelompok miskin di Jakarta tidak tersentuh NU dan Muhammadiyah, dan FPI menggarap itu.

Akhmad Sahal menyimpulkan bahwa pengamtan Thamrin Tomagola itu hanya terjadi di Jakarta bukan konteks nasional.

"Klarifikasi @Thamrintomagola tentang pandji dan FPI:

1. Klaim bahwa FPI merakyat, NU-MD elitis itu dari Pandji.

2. Mnrt TA, Miskin Kota di DKI ga terjangkau NU-MD. Ceruk itu digarap FPI.

3. Konteksnya Jakarta thok.

4. TA ga muji2 FPI, hanya analisis sosiologis saat itu (2012)," tulisnya.

Akhmad Sahal lantas menilai Panji telah melakukan kesalahan fatal karena menyebut seolah NU dan Muhammadiyah elitis.

Padahal yang dimaksud Thamrin Tomagola adalah kurangnya mendampingi kelompok miskin kota bukan menolak mendampingi.

"Kesalahan fatal @pandji:

1. Gak paham Prof Thamrin. Kalo NU-MD kurang menyambangi Miskin Kota, itu BUKAN elitis, tp punya kelemahan/keterbatasan. Elitis itu kalo menolak nyambangi.

2. Kasus Jakarta digeneralisir jadi nasional.

3. Analisa thn 2012 diterapkan gitu aja utk 2021," tulis Akhmad Sahal.

Sebelumnya, pernyataan aktor dan komika Pandji Pragiwaksono soal Front Pembela Islam (FPI) dan membandingkannya dengan Nahdlatul Ulama (NU) serta Muhammadiyah menjadi heboh.

Hal itu Panji ucapkan di akun Youtube feat AFIF XAVI & FIKRI KUNING' yang diunggah di kanal YouTubenya pada Minggu (3/1/2021) dengan judul 'FPI DIBUBARIN PERCUMA?

Dalam video yang berdurasi hampir 1 jam itu, ia berbincang dengan Afif Xavi dan Fikir Kuning.

Panji Pragiwaksono menyoroti soal pembubaran FPI.

Menurut Panji Pragiwaksono pembubaran FPI itu tidak ada gunanya karena hak berorganisasi itu dilindungi undang-undang.

Panji Pragiwaksono lalu menceritakan bagaimana FPI banyak membantu msyarakat.

Pandji Pragiwaksono lalu mengatakan pendapat dari Sosiolog Thamrin Amal Tomagola ketika diwawancarainya di Har Rock FM Jakarta tahun 2012 silam.

“FPI itu dekat dengan masyarakat. Ini gue dengar dari Pak Thamrin Tomagola, dulu tahun 2012, kalau misalnya ada anak mau masuk di sebuah sekolah, kemudian ga bisa masuk, itu biasanya orang tuanya datangi FPI minta surat.

Dibikinin surat ke FPI, dibawa ke sekolah, itu anak bisa masuk, terlepas dari isi surat itu menakutkan atau tidak, tapi nolong warga gitu,” ujar Pandji yang ia dengar dari Thamrin Amal Tomagola.

Panji Pragiwaksono mengatakan pendapat Sosiolog Thamrin Amal Tomagola yang menyebutkan bahwa FPI banyak mendapatkan simpati masyarakat karena memang lebih dekat dengan rakyat jika dibandingkan dengan NU dan Muhammadiyah.

“Pintu rumahnya ulama-ulama FPI kebuka untuk warga, jadi orang kalau mau datang minta bantuan bisa. Nah, yang NU dan Muhammadiyah karena sudah terlalu tinggi dan elitis, warga ga kesitu warga justru ke nama-nama besarnya FPI,” ujarnya.

Dalam video berdurasi hampir satu jam ini, Pandji juga menyampaikan bahwa dirinya ingin mengulik sisi lain FPI dari dua narasumber yang pernah berhubungan langsung dengan ormas tersebut, selain stigma yang kini melekat yaitu FPI sebagai ormas beringas dan kini sudah dibubarkan.

“Di mata lu berdua, kita mulai dari Fikri, di mata lu FPI seperti apa? Karena gue tahu kalau lu tahu pendapat atau anggapan masyarakat terhadap FPI seperti apa,” tanya Pandji kepada dua narasumbernya tersebut.

Fikri lalu mengaku sellama ikut jadi relawan FPI dirinya diminta untuk menjaga rumah Habib Rizieq.

Selama ikut pengajian, Fikri mengaku pengajian yang dilakukan seperti pengajian biasa. (tribunnews.com)




Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel