Viral,Kisah Sedih, Istri Ini Bongkar Hubungan Sedarah Suami & Adik Kandung. Ternyata Malam Pertamanya Sudah Ada Kejanggalan Ini…
Wednesday 14 February 2018
Edit
Darirakyat.com - Sungguh kisah memilukan yang dialami Susi Juliana
Simajuntak. Wanita
cantik yang baru dinikahi suaminya 7 bulan ini, bak ditusuk sembilu saat
membongkar kedok sebenarnya siapa suaminya.
Kisah
itu ia bagikan di halaman Facebooknya menceritakan bagaimana sang suami begittu
kejam ternyata selama ini menjalani hubungan sedarah dengan adik
kandungnya.
Ia
malah mendapati kenyataan pahit, tapi memang manusia boleh berkehandak,
tetapi takdir dari Tuhanlah yang menentukan.
Suaminya
Lucen Ricardo Aritonang, yang baru menikahinya itu ternyata sebelumnya telah
menikahi seorang wanita lain dan memiliki seorang anak laki-laki.
Wanita
lain tersebut adalah adik kandung suaminya sendiri, Erlinda Aritonang, bahkan
nama keduanya pun tercatat dalam Kartu Kerluarga dan menurut tetangga kediaman
orang tua suaminya, kedua kakak beradik itu memang pasangan suami istri.
Sungguh
sebuah kisah di luar akal sehat manusia.
Melalui
media sosialnya dengan akun Facebook bernama Dek Yuli S, Susi Juliana
Simanjuntak mencurahkan isi hatinya dan menceritakan kisah rumah tangganya yang
memilukan ini.
“SEKEDAR BERBAGI
Saya baru menikah 7 bulan yang lalu di Medan dengan seorang pria
bernama LUCEN RICARDO ARITONANG asal Sitompul-Tarutung.
Anak dari mertua saya L.br.sitompul (mertua laki-laki saya sudah
meninggal) Suami saya ini dibesarkan oleh adik perempuan mertua saya (tante
suami saya) yg menikah dgn seorang pendeta yaitu Pdt. E. Mungkur, S.Th sejak
usia 2thn yg dipanggil oleh suami saya dengan sebutan papi dan mami, juga
memberkati pernikahan kami.
Sebelumnya kami menjalani hubungan pacaran 2 thn dan long
distance.
Suami saya bekerja disebuah perusahaan swasta di kecamatan Duri
Mandau-Riau.
Dia tinggal disana dengan seorang adik perempuannya kandung yg
bernama ERLINDA ARITONANG.
Adik perempuannya ini
mempunyai seorang anak laki2 yg kondisi mentalnya (maaf) kurang normal.
Tidak ada kejanggalan yang saya rasakan hingga hari pernikahan
kami.
Ketika hari pernikahan kami tiba ada sedikit kejanggalan yang
saya perhatikan, dimana selama prosesi pernikahan berlangsung sejak pagi hingga
malam (pulang kerumah mertua dari gedung) tidak sekalipun adik perempuannya itu
(Linda) menyalam saya. Dan ketika giliran sesi foto keluarga mereka di gereja,
adik perempuannya itu menghantarkan anaknya kepada suami saya.
Kemudian setelah selesai acara selama 2 malam kami menginap
dihotel karena rumah mertua penuh.
Setiap pagi selama dua hari
berturut-turut adik ipar saya itu selalu menelepon suami saya dan memintanya
untuk segera pulang dengan berbagai alasan yang dibuat-buat, namun saya
berhasil menggagalkannya.
Dan dihari ketiga kami berumah tangga kami menginap di rumah
mertua (orgtua angkat suami saya yg juga tante kandungnya). Namun keganjalan
itu muncul lagi, ketika kami masuk ke dalam kamar (di lt.2 rumah) , tidak lama
anak dari adik ipar saya itu menangis di depan kamar kami. Dan suami saya
membuka pintu kamar dan membawa anak itu masuk ke kamar kami.
Saya mulai heran kenapa anak itu bisa ada di depan kamar kami
(krn biasanya anak itu tidak pernah dibiarkan naik sendiri ke lt. 2 rumah) saya
kemudian turun untuk melihat keadaan dibawah dan saya melihat mamanya (adik
ipar saya/Linda) sedang asik main2 hp. Setelah saya naik kembali ke kamar dan
memberitahu suami saya, ternyata suami saya marah dan menyalahkan saya dan
tidak lama kemudian adik ipar saya meng BBM suami saya untuk membuat susu
anaknya dan mengganti baju anaknya dan suami saya melakukan perintahnya.
Terjadi pertangkaran antara saya dan suami waktu itu namun
akhirnya saya mengalah. Banyak kejanggalan lagi hingga akhirnya kami tinggal di
Duri-Riau. Setiap waktu luang suami saya selalu dihabiskan di rumah adik
kandungnya Erlinda, sedangkan saya di rumah sendirian. Suami saya juga tidak
jujur terhadap penghasilannya tiap bulan. Dia tetap membiayai penuh adik
perempuannya dan anaknya yang berusia 5thn yg bersekolah di sekolah swasta
khusus anak berkebutuhan khusus.
Sementara kami belum punya apa2 di rumah dan uang saya terima
bahkan tidak cukup untuk makan kami sehari-hari. Namun yang itu harus saya
pergunakan untuk semua kebutuhan kami termasuk membayar kontrak rumah. Akhirnya
tiga minggu di Duri saya memutuskan untuk pulang karena suami saya tidak mau
jujur.
Saya permisi pulang dengan niat supaya kita bisa introspeksi
diri masing-masing.
Empat bulan di medan saya tidak dinafkahi sama sekali. Dan suami
saya membujuk saya pulang dengan janji akan memperlakukan saya seperti seorang
istri…
Awal November saya pulang ke Duri-Riau dan ternyata suami saya
tidak berubah malah makin parah.
Dia tetap tidak jujur soal
penghasilannya (tiap ditanya dia jawab: “bukan urusan mu” ). Dia tetap
menghabiskan waktu uangnya dengan adik perempuannya.
Hingga tanggal 17 November 2017, pagi2 buta sekitar pkl. 6
lebih.. suami saya pergi diam-diam kerumah adik perempuannya dengan cara keluar
lewat jendela (saya masih tidur) krn masih hujan. Ketika saya terbangun saya
mencari suami saya dan tetangga dpn rumah memberitau kalau suami saya pergi
lewat jendela.
Kemudian saya mencarinya dengan menggunakan ojek kerumah adik
perempuannya. Sekitar satu jam saya mencari akhirnya saya menemukan rumah adik
ipar saya di jalan KAYANGAN hangtuah (BELAKANG AMIK MITRAGAMA DURI-RIAU)karena
melihat sepeda motor suami saya parkir didepan rmh itu (sebelumnya saya tidak
tau rumah adik ipar saya karena saya tidak di bolehkan suami dan mertua saya
untuk ikut kesana).
Saya melihat mereka berduaan di dalam rumah dan suami saya
menemani adik perempuannya sarapan lontong yang di belikan suami saya.
Pemandangan yang cukup romantis menurut saya. Hingga mereka sangat terkejut
melihat saya berdiri di dpn pintu. Saya meminta suami saya pulang supaya kami
bicarakan semua dirumah namun suami saya tidak mau. Adik ipar saya malah bilang
“jangan kau bikin ribut di rumah kami”. Akhirnya saya marah dan mengatakan agar
tidak lagi mengganggu rumah tangga kami. Akhirnya terjadi adu mulut dan suami
saya menyeret saya ke dalam rumah itu kemudian memegangi saya sehingga adik
kandungnya itu bebas memukuli saya hingga memar di bagian kening.
Saya melaporkan kejadian ini ke Polsek Duri Mandau namun mereka
tidak menanggapi masalah keluarga kemudian saya melaporkan ke RT tempat tinggal
mereka atas kelakuan mereka selama ini, ternyata RT bilang Mereka adalah Suami
istri dan memberikan kartu keluarga mereka sebagai bukti kepada RT ketika baru
pindah emoat thn yang lalu, saya pun menjelaskan bahwa mereka abang beradik
kandung dan saya istri sahnya sambil menunjukkan akta nikah catatan sipil kami
dan foto2 pernikahan kami. Akhirnya RT pun mengusir adik ipar saya itu (Linda)
karena telah menipu dan kumpul kebo.
Kemudian pertengkaran dalam rumah tangga kami makin sering
terjadi hingga suami saya main tangan, hingga saya melaporkannya lagi ke Polsek
Mandau Duri-riau (8 desember 2017) . Dan belum diproses hingga sekarang.
Saya pernah mengadukan masalah ini kepada ibu mertua saya via
tlp namun beliau malah bilang: “sampai kapanpun ga bisa kau pisahkan si luken
dan si linda, kalau kau ga tahan kau aja yg pergi biar mereka bisa
sama-samalagi..”. Akhirnya saya mendatangi kantornya dan melaporkan kejadian
itu kepada HRD nya, tp HRD nya malah bilang suami saya sudah lama menikah dan
menunjukkan kartu keluarga suami saya yg berstatus menikah dan istrinya adalah
ERLINDA, dan anak haram itu ternyata anak mereka.
(Mimin tidak setuju ya kalau anak dibilang haram yang haram
perbuatan orgtua nya- maaf disini mimin memberi tambahan)
Baca juga: Usai Menikah Secara Islami, Kedua Mempelai
Jalani Pemberkatan di Gereja.
Sambil menangis saya menunjukkan akta nikah gereja dan akta
nikah sipil kami beswrat foto2 pernikahan kami. Akhirnya HRD nya percaya pada
saya dan berjanji akan memberi sanksi pada suami saya karena juga menipu
perusahaan selama 5 thn (kartu keluarga dan KTP nya itu diberikan sejak 2012).
Saya sudah menghubungi keluarganya pihak aritonang dari silando via tlp tp
mereka lepas tangan, saya sdh menghubungi pihak tulang dari suami saya tapi
juga lepas tangan dengan alasan dilarang ikut campur oleh mertua saya, bahkan
saya dan orgtua saya sudah mendatangi orgtua angkatnya (yang adalah tante suami
saya) di kompleks gereja HKBP PABRIK TENUN, untuk minta jalan keluarnya tapi
juga menjawab: “mamaknya sudah bilang sama kami kalau kami bukan orgtuanya jadi
jangan ikut campur, maka kami tidak bisa berbuat apa-apa.
Saya, orgtua saya, dan kakak-kakak saya bolak balik menelepon
orgtuanya tapi tidak diangkat bahkan no kami sekarang sudah di blokirnya. Saya
membagikan kisah ini karena saya tidak mau ada korban mereka lagi setelah saya.
Karena suami saya bilang setelah cerai dengan saya mamaknya akan menikahkan dia
lagi. Mungkin untuk menutupi aib suami saya dan adik perempuannya itu. Karena
saya pun dinikahi hanya untuk itu. Bagi warga net yg suku batak apa boleh
menikahi adik kandungnya sendiri??? Apa adat ditarutung menghalalkan hubungan
sedarah???? Apa kelakuan suami saya, adik ipar saya dan keluarganya ini bisa
ditolerir???
Mohon pendapatnya….
saya pribadi sudah memutuskan utk tidak akan pernah lagi
melanjutkan rumah tangga ini karena saya tifak akan pernah mau berbagi suami
dengan siapapun.
(Adik ipar saya pernah bilang via tlp: “selama aku hidup tidak
akan kubiarkan itoku (abang) sama kau)”, demikian curhatan Susi
pada akun Facebooknya.
Beredar
pula postingan Erlinda Aritonang, adik kandung Lucen Ricardo Aritonang di
akun Facebooknya yang menegaskan bahwa hubungan sedarah antara ia dengan kakak
kandungnya direstui oleh ibunya.
Facebook
Ini Beberaa bukti pernikahan keduanya :
Erlinda Aritonang ()
Sumber: Medan.Tribunnews.com