Akhirnya,, Terungkap dari Harga, Nasi Goreng Cikeas Tak Bisa Dianggap Enteng
Sunday 30 July 2017
Edit
Darirakyat.com - Nasi goreng di antara pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto
masih menjadi hal yang diperbincangkan. Sebab, nasi goreng itu seakan menjadi
akat diplomasi.
Peneliti Sosial Politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ)
Ubedilah Badrun berpandangan nasi goreng yang disajikan SBY di kediamannya,
Puri Cikeas, Bogor, mau memberi kesan kepada publik bahwa pertemuan tersebut
adalah pertemuan untuk menangkap pesan rakyat.
"Nasi goreng adalah makanan rakyat, apalagi harga nasi
gorengnya disebutkan sekitar dua belas ribuan," sebutnya melalui pesan
singkat, Minggu (30/7).
Berita Terkait
Nasi Goreng pun Berkerudung
Serba Nanas yang Asam tapi Gurih, Nasi Goreng
SBY juga ingin memberi kesan kepada publik bahwa dirinya
memahami salah satu makanan kesukaan Prabowo. "Ini menunjukan kesan
pertemuan yang hangat, sehingga terlihat suasana yang santai," ujarnya.
Nasi goreng SBY pun
disambut baik Prabowo yang mengatakan bahwa intelnya Presiden ke-6 RI itu masih
kuat. Itu memiliki makna bahwa Prabowo menilai SBY masih memiliki kekuatan
jaringan penting dalam membaca dan memahami perkembangan politik saat ini.
"Oleh karenanya tidak bisa dianggap enteng," tutur Ubedillah
Terkait pertemuan keduanya, meskipun mereka mengatakan itu
pertemuan biasa, dia malah menilai itu semacam pertemuan penjajakan yang
strategis merespon problem politik aktual. Mereka juga nampak serius membahas
kontestasi politik 2019.
Pertemuan mereka kemarin kata Ubedilah pasti tak lepas dari
mendiskusikan posisi calon wakil presiden dari Partai Demokrat untuk
mendampingi Prabowo. Tetapi pertemuan yang digelar Kamis (27/7) itu belum
mencapai satu kesepakatan.
Oleh sebab itu akan ada pertemuan-pertemuan berikutnya untuk
membahas agenda politik 2019.
Menurut Ubedilah, baik SBY dan Prabowo nampaknya bersemangat
untuk kerja sama mengalahkan Joko Widodo pada 2019. Tentu saja kerja sama itu
memerlukan duduk bersama kembali dengan partai lain yang sehaluan dalam
beberapa isu terakhir seperti PKS dan PAN.
"Biasanya SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat akan
bekerja sama jika secara politik lebih menguntungkan bagi masa depan
partainya," pungkas Ubedilah.
(dna/JPC)
Mantap, dua sahabat, dua jenderal, dua ahli perang, yang satu
menguasai ilmu dan strategi infantri dan yang satu menguasai ilmu dan tehnik
intelijen siap berkolaborasi melawan rezim tongkal, ahay petugas partai dan
cheerleadersnya sekarang sedang diliputi rasa kepanikan dan nastak sedang
dilanda rasa gundah gulana pun nastaeek malah meriang menceret kewer-kewer.
pengen nasgor ya...tapi garam langka dan harganya muahal.
Duhhh... (kaskus.co.id)