Terpojok, GNPF MUI Mendadak Temui Jokowi, Rizieq Putus Asa
Sunday, 25 June 2017
Edit
Darirakyat.com -- Tak angin, tak ada isu. Tiba-tiba publik dikejutkan manufer dari
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI. Hari ini Minggu (25/6/2017),
Bachtiar Nasir dan petinggi GNPF MUI lainnya, secara mendadak bertemu dengan
Jokowi. Menurut Mensesneg Pratikno, acara pertemuan itu terbilang mendadak.
Pertemuan itu digagas oleh GNPF-MUI. “Karena ini Hari Raya Idul Fitri, open house, maka Presiden
menerima siapa saja yang datang,” ujar
Pratikno seperti dilansir Kompas.com (Minggu 25/6/2017).
Pertanyaannya,
mengapa tiba-tiba GNPF-MUI secara mendadak bertemu dengan Jokowi? Mengapa pula
Jokowi menerima kedatangan mereka? Lalu apa kira-kira isi pertemuan mereka?
Mari kita teropong manufer GNPF MUI itu dengan hati riang sentosa sambil ngakak
melihat strategi baru GNPF MUI itu.
GNPF
MUI sempat mengangkasa tinggi, setinggi langit. GNPF MUI tiba-tiba mendapat
panggung dengan adanya kasus Ahok. Para petinggi GNPF MUI termasuk Rizieq larut
dalam euforia tinggi. Mereka dipuja, dielu-elukan bagai pahlawan di atas mobil
komando pada demo 411 dan 212 lalu. Isus SARA pun digelontorkan secara dahsyat
kepada Ahok hingga akhirnya Ahok keok dan masuk penjara.
Selama
menjalankan aksinya, GNPF MUI didukung dan didompleng oleh beberapa pihak.
Ambisi tinggi pun dirancang secara spektakuler. Tujuan gerakan pendompleng,
ternyata bukan hanya melengserkan Ahok tetapi juga melengserkan Jokowi.
Belakangan terkuak kepada publik, bahwa kasus Ahok hanyalah kedok dan pintu
masuk untuk melengserkan Jokowi.
Melihat
situasi panas itu, Jokowipun secara secara cerdas, memutus langsung tali kedok
itu. Jokowi membiarkan hukum memproses Ahok. Ahokpun secara ksatria, menyibak
semak agar keluar ular-ular beludak penuh racun. Satu persatu ular beludak
keluar dari sarangnya dengan kasus pelanggaran hukumnya masing-masing.
Sejumlah orang yang berencana
membuat makar, menyebar fitnah atau membuat isu PKI pun ditangkap.
Al-Khaththath, Alfian Tanjung dan para pendompleng GNPF MUI lainnya dicokok
polisi. Tak terkecuali Rizieq Shihab, pemimpin Front Pembela Islam (FPI) ditetapkan
sebagai tersangka terkait kasus penghinaan Pancasila dan kasus chatting porno dengan Firza Husein.
GNPF
MUI dan para pendomplengnya terbelalak atas manufer Jokowi. Tak ada dalam kamus
GNPF MUI sebelumnya bahwa Jokowi akan membiarkan Ahok. Pun keberanian Tito
menangkap para ulama yang berbuat kriminal semakin membuat GNPF MUI kalang
kabut. Penetapan Rizieq sebagai tersangka membuat GNPF MUI terbakar jenggot.
Rizieq adalah symbol GNPF MUI.
Ancaman
perlawanan demo kepada Presiden Jokowi pun dilontarkan secara dahsyat terkait
kasus Rizieq. Isu kriminalisasi ulama dikumandangkan. Kata revolusi,
rekonsiliasi, gugatan dan pelengseran silih berganti diarahkan kepada Jokowi.
Namun Jokowi tak bergeming. Bahkan semakin hari konsolidasi kekuatan Presiden
Jokowi semakin kuat.
Pernyataan
tegas Jokowi bahwa akan menggebuk ormas anti Pancasila dan siapapun yang ingin
membangkitkan PKI, membuat nyali GNPF MUI mulai kendor. Apalagi rencana
pelengseran Jokowi dan pembentukan negara khilafah sebelumnya yang dikira akan
terwujud, ternyata gagal total. Bukan hanya itu HTI dan FPI terancam dibubarkan
lewat Perpu. Pun ancaman kepada aparat agar tidak memproses ulama yang berbuat
kriminal tak digubris. Rizieq yang menista Pancasila, ternyata memicu penguatan
kembali Pancasila.
Terancamnya
NKRI akan ide negara khilafah, membuat gaung NKRI pun dikumandangkan di
berbagai pelosok nusantara. Para pengkhianat bangsa dipetakan secara detail.
Mereka yang berkedok mengatasnamakan umat Islam diinvestigasi. Pemerintahan
Jokowi merapat ke NU dan Muhammadyah. Banser dan Ansor semakin mendapat tempat
untuk memberantas ormas-ormas radikal.
Sementara
itu ormas radikal semakin terpojok. Para pemimpinnya semakin kerdil. GNPF MUI
bingung. Organisasi ini sekarang tak tahu harus bagaimana. Mau dipermanenkan,
dibuka cabang ke daerah-daerah atau dibubarkan. Usaha GNPF MUI untuk
menyelamatkan Rizieq dari jeratan hukum semakin sia-sia. Hukum yang adil tetap
dituntut kepada Rizieq.
Seruan mediasi Rizieq dari tanah
Arab melalui Yusril tak mendapat sambutan. Bahkan istana lewat Purnomo Anum
telah menutup pintu dan tak melayani lagi respon apapun terkait kasus Rizieq.
Mandek. Usaha terakhir pun dilakukan. GNPF MUI datang ke istana dan ngotot
bertemu dengan Presiden Jokowi. Mereka meminta, mengemis dan memanfaatkan open
house istana di
hari idul Fitri ini, untuk melunakkan hati Jokowi. Karena bertepatan open
house di
hari raya, maka Jokowi pun bersedia bertemu dengan para
petinggi GNPF MUI itu.
Publik
tentu tidak persis tahu apa isi pertemuan itu. Namun melihat isu panas kasus
Rizieq akhir-akhir ini, besar kemungkinan GNPF MUI meminta kepada Jokowi agar
menghentikan kasus Rizieq. Respon Presiden Jokowipun amat tegas. Jokowi tak
akan biarkan penegakkan hukum yang tidak adil. Artinya Rizieq dan siapapun yang
tersangkut kasus hukum harus mempertanggung jawabkan perbuatannya di hadapan
hukum.
Apakah
usaha terakhir GNPF MUI itu untuk menyelamatkan Rizieq berhasil? Jelas tidak.
Jokowi akan menyerahkan kasus Rizieq itu kepada para penegak hukum. Kendatipun
ada iming-iming dari GNPF MUI seperti akan mendinginkan suasana, mendukung
Presiden Jokowi ataupun apapun iming-iming lain, namun Jokowi tidak akan
terpengaruh. Bahkan mungkin Jokowi ngakak mendengar permintaan dan tawaran
rekonsiliasi dari GNPF MUI itu.
Jika
akhirnya usaha terakhir GNPF MUI ini untuk mendikte, mengancam, mengiming-iming
atau sebaliknya meminta, mengemis, memohon kepada Presiden Jokowi agar Rizieq
diselamatkan gagal total, maka Rizieq di tanah Arab semakin putus asa.
Begitulah kura-kura.(seword.com)