Kritikan Keras NasDem dan PKS ke Demokrat yang Terlalu Pede Duet Anies-AHY
Saturday 11 March 2023
Edit
Darirakyatcom - Duet Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diyakini Partai Demokrat lebih menjanjikan dibanding duet Anies Baswedan dan Khofifah Indar Parawansa di Pilpres 2024. Dua partai di Koalisi Perubahan, Partai NasDem dan PKS, mengkritik ke-pede-an Demokrat.
Saling kritik di Koalisi Perubahan dipicu Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief yang menilai pasangan Anies Baswedan dan Ketum Partai Demokrat AHY lebih menjanjikan daripada Anies dan Khofifah Indar Parawansa.
"Pilpres kita kan pilpres nasional, bukan pilpres yang basisnya wilayah atau geografi. Jadi bukan pilpres yang dipisah-pisah antara pemilu Jawa Timur dengan pemilu yang ada di seluruh Indonesia, jadi itu kesalahan berpikir," kata Andi Arief kepada wartawan, Kamis (9/3).
Andi menyinggung sosok Khofifah yang digadang-gadang bakal mendampingi Anies sebagian cawapres. Ia menilai elektabilitas Khofifah masih di bawah Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
"Khofifah juga potensial, tetapi bahwa berdasarkan survei dia jadi tidak potensial. Lihat survei cawapes atau capresnya kan sangat jauh di bawah AHY. (Survei) yang berpasangan juga, Anies-AHY dan Anies-Khofifah, lebih besar Anies-AHY kira-kira itu data kuantitatifnya," kata Andi.
Selain itu, ia juga menyebut pasangan Anies-AHY lebih menjanjikan dari tokoh lain. Meski demikian, Andi menekankan Anies Baswedan memiliki kewenangan penuh terkait cawapresnya kelak.
"Nah, itulah perlunya dalam simulasi-simulasi kami menunjukkan bahwa Anies-AHY yang cukup menjanjikan ketimbang Anies-Khofifah. Tapi sekali lagi, ini kan sudah kuasanya Pak Anies, silakan saja. Pak Anies kan sudah mengeluarkan 5 kriteria dan menurut kami kriterianya sangat masuk akal," jelas Andi.
"Jadi tidak ujug-ujug ya, kita lihat nanti dia memilih Pak AHY, Aher, Andika atau milih Khofifah. Kalau saya ditanya sebagai kader Demokrat, saya pasti memilih Pak AHY sebagai wakil," imbuhnya.
Surya Paloh dan AHY memberikan keterangan pers seusai melakukan pertemuan. Mereka menyatakan menolak sistem pemilu proporsional tertutup. (Agung Pambudhy/detikcom)
Subjektif Bagi Surya Paloh
Ketum Partai NasDem Surya Paloh memilih berpikir baik soal Demokrat menganggap duet Anies-AHY menjanjikan dibanding Anies-Khofifah. Paloh menilai anggapan tersebut subjektif.
"Saya bilang ya berpikir baik ya kita tanggapi baik saja. Itu kan subyektivitas, objektivitas yang ada di dalam kawan-kawan," kata Paloh kepada wartawan di NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/3).
"Mungkin barangkali satu orang yang bicara, atau itu merupakan keputusan yang kolektif, kan kita nggak tahu," lanjutnya.
Kritik NasDem
Sementara itu, Waketum Partai NasDem Ahmad Ali mengkritik Andi Arief yang menilai AHY lebih menjanjikan untuk mendampingi Anies Baswedan. Ahmad Ali mempertanyakan Demokrat yang disebutnya terus memaksakan AHY sebagai pendamping Anies Baswedan.
"Kalau Andi Arief mengharapkan atau menginginkan Anies dengan AHY berpasangan itu manusiawi, karena dia itu kan dari Partai Demokrat, pertanyaan kita, apakah kemudian kita berkoalisi memajukan Anies ini hanya untuk besarkan Partai Demokrat atau menangkan pertarungan?" kata Ahmad Ali saat dihubungi, Kamis (9/3).
Ahmad Ali meminta Demokrat berhenti menjustifikasi bahwa AHY yang paling baik sedangkan tokoh lainnya tidak. Dia berharap ada kebesaran hati dari partai-partai Koalisi Perubahan untuk berbicara lebih dulu terkait sosok siapa yang paling tepat dampingi Anies.
"Kalau kita mau menangkan pertarungan untuk Indonesia maka tentunya harus ada kebesaran hati kita untuk bersama-sama diskusikan ini secara detail, dengan mengesampingkan kepentingan kelompok, ya kan? AHY bagus, tapi kan tidak boleh menjustifikasi bahwa yang lain ini busuk," ucapnya.
Kritik PKS
Tak hanya NasDem, PKS juga mengkritik Partai Demokrat yang percaya dengan duet Anies dan AHY. Jika mau berbicara siapa yang paling tepat, PKS menilai baiknya membandingkan dari rekam jejak di beberapa pemilu sebelumnya.
"Sebagai pertimbangan ya kita lihat rekam jejak dalam pemilihan-pemilihan sebelumnya. Khofifah, Aher, Ridwan Kamil, dan Sandiaga Uno pernah menang di kontestasi pilkada level provinsi," kata Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri saat dihubungi, Kamis (9/3).
Mabruri menegaskan rekam jejak menang tersebut tidak dimiliki oleh AHY. Dia juga menyebut AHY pernah kalah di Pilgub DKI 2017 saat melawan Anies-Sandiaga Uno dan Ahok-Djarot.
"AHY sepengetahuan saya pernah kalah di DKI dan belum ada pengalaman menang. Jadi pengalaman menang juga penting. Ini kaitan dengan kesiapan mental memimpin," ujar dia.
Demokrat Balas NasDem dan PKS
Partai NasDem dan PKS melempar kritik atas anggapan AHY lebih menjanjikan mendampingi Anies Baswedan untuk Pilpres 2024. Demokrat melemparkan balasan tajam untuk NasDem dan PKS.
"Memangnya siapa yang sudah berpengalaman jadi wapres (wakil presiden) yang diusulkan untuk dampingi Anies?" kata Deputi Analisa Data dan Informasi DPP Partai Demokrat, Syahrial Nasution, saat dikonfirmasi, Jumat (10/3).
Syahrial menyebut AHY memiliki sejumlah rekam jejak dalam memperkuat Partai Demokrat. Ia menyinggung posisi Demokrat saat digoyang beberapa waktu lalu.
"AHY setidaknya mampu menjaga harkat dan martabat partai ketika Demokrat hendak dirampas oleh KSP Moeldoko. AHY mampu mengorkestrasi partai berhadap-hadapan dengan Istana. Ujian berat yang sangat tidak diharapkan parpol manapun," kata dia.
Anies Baswedan dideklarasikan sebagai capres oleh PKS di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta, Kamis (23/2/2023). (Andhika Prasetia/detikcom)
Menurut Syahrial pendapat yang dilontarkan Andi Arief soal Anies-AHY lebih menjanjikan mempunyai pertimbangan yang kuat. Seluruh kader Demokrat, kata dia, mengharapkan AHY mendampingi Anies untuk Pemilu 2024.
"Menurut saya, Pak Ahmad Ali cukup memahami diskusi yang diharapkan rakyat. Pandangan yang disampaikan oleh Andi Arief mewakili keinginan kader di seluruh tanah air. Dan seluruh kader Partai Demokrat juga mengikhtiarkan agar Ketum AHY dapat dipilih sebagai bakal cawapres Koalisi Perubahan," tutur Syahrial.
Menurut Syahrial, jika ada tokoh lain yang lebih pantas mendampingi Anies maka bisa ditunjukkan kekuatannya. Ia juga berpandangan sama terkait Koalisi Perubahan bertujuan menang di gelaran Pilpres nanti.
"Sangat logis apabila fokus Koalisi Perubahan tidak hanya berlayar untuk mengajukan capres dan cawapres, melainkan juga memenangkan pertandingan hingga babak akhir. Jika memang ada tokoh lain yang bisa memenangkan pertandingan untuk disandingkan dengan Anies, ayo diuji secara komprehensif," jelasnya.
(detik.com)
"Pilpres kita kan pilpres nasional, bukan pilpres yang basisnya wilayah atau geografi. Jadi bukan pilpres yang dipisah-pisah antara pemilu Jawa Timur dengan pemilu yang ada di seluruh Indonesia, jadi itu kesalahan berpikir," kata Andi Arief kepada wartawan, Kamis (9/3).
Andi menyinggung sosok Khofifah yang digadang-gadang bakal mendampingi Anies sebagian cawapres. Ia menilai elektabilitas Khofifah masih di bawah Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
"Khofifah juga potensial, tetapi bahwa berdasarkan survei dia jadi tidak potensial. Lihat survei cawapes atau capresnya kan sangat jauh di bawah AHY. (Survei) yang berpasangan juga, Anies-AHY dan Anies-Khofifah, lebih besar Anies-AHY kira-kira itu data kuantitatifnya," kata Andi.
Selain itu, ia juga menyebut pasangan Anies-AHY lebih menjanjikan dari tokoh lain. Meski demikian, Andi menekankan Anies Baswedan memiliki kewenangan penuh terkait cawapresnya kelak.
"Nah, itulah perlunya dalam simulasi-simulasi kami menunjukkan bahwa Anies-AHY yang cukup menjanjikan ketimbang Anies-Khofifah. Tapi sekali lagi, ini kan sudah kuasanya Pak Anies, silakan saja. Pak Anies kan sudah mengeluarkan 5 kriteria dan menurut kami kriterianya sangat masuk akal," jelas Andi.
"Jadi tidak ujug-ujug ya, kita lihat nanti dia memilih Pak AHY, Aher, Andika atau milih Khofifah. Kalau saya ditanya sebagai kader Demokrat, saya pasti memilih Pak AHY sebagai wakil," imbuhnya.
Surya Paloh dan AHY memberikan keterangan pers seusai melakukan pertemuan. Mereka menyatakan menolak sistem pemilu proporsional tertutup. (Agung Pambudhy/detikcom)
Subjektif Bagi Surya Paloh
Ketum Partai NasDem Surya Paloh memilih berpikir baik soal Demokrat menganggap duet Anies-AHY menjanjikan dibanding Anies-Khofifah. Paloh menilai anggapan tersebut subjektif.
"Saya bilang ya berpikir baik ya kita tanggapi baik saja. Itu kan subyektivitas, objektivitas yang ada di dalam kawan-kawan," kata Paloh kepada wartawan di NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/3).
"Mungkin barangkali satu orang yang bicara, atau itu merupakan keputusan yang kolektif, kan kita nggak tahu," lanjutnya.
Kritik NasDem
Sementara itu, Waketum Partai NasDem Ahmad Ali mengkritik Andi Arief yang menilai AHY lebih menjanjikan untuk mendampingi Anies Baswedan. Ahmad Ali mempertanyakan Demokrat yang disebutnya terus memaksakan AHY sebagai pendamping Anies Baswedan.
"Kalau Andi Arief mengharapkan atau menginginkan Anies dengan AHY berpasangan itu manusiawi, karena dia itu kan dari Partai Demokrat, pertanyaan kita, apakah kemudian kita berkoalisi memajukan Anies ini hanya untuk besarkan Partai Demokrat atau menangkan pertarungan?" kata Ahmad Ali saat dihubungi, Kamis (9/3).
Ahmad Ali meminta Demokrat berhenti menjustifikasi bahwa AHY yang paling baik sedangkan tokoh lainnya tidak. Dia berharap ada kebesaran hati dari partai-partai Koalisi Perubahan untuk berbicara lebih dulu terkait sosok siapa yang paling tepat dampingi Anies.
"Kalau kita mau menangkan pertarungan untuk Indonesia maka tentunya harus ada kebesaran hati kita untuk bersama-sama diskusikan ini secara detail, dengan mengesampingkan kepentingan kelompok, ya kan? AHY bagus, tapi kan tidak boleh menjustifikasi bahwa yang lain ini busuk," ucapnya.
Kritik PKS
Tak hanya NasDem, PKS juga mengkritik Partai Demokrat yang percaya dengan duet Anies dan AHY. Jika mau berbicara siapa yang paling tepat, PKS menilai baiknya membandingkan dari rekam jejak di beberapa pemilu sebelumnya.
"Sebagai pertimbangan ya kita lihat rekam jejak dalam pemilihan-pemilihan sebelumnya. Khofifah, Aher, Ridwan Kamil, dan Sandiaga Uno pernah menang di kontestasi pilkada level provinsi," kata Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri saat dihubungi, Kamis (9/3).
Mabruri menegaskan rekam jejak menang tersebut tidak dimiliki oleh AHY. Dia juga menyebut AHY pernah kalah di Pilgub DKI 2017 saat melawan Anies-Sandiaga Uno dan Ahok-Djarot.
"AHY sepengetahuan saya pernah kalah di DKI dan belum ada pengalaman menang. Jadi pengalaman menang juga penting. Ini kaitan dengan kesiapan mental memimpin," ujar dia.
Demokrat Balas NasDem dan PKS
Partai NasDem dan PKS melempar kritik atas anggapan AHY lebih menjanjikan mendampingi Anies Baswedan untuk Pilpres 2024. Demokrat melemparkan balasan tajam untuk NasDem dan PKS.
"Memangnya siapa yang sudah berpengalaman jadi wapres (wakil presiden) yang diusulkan untuk dampingi Anies?" kata Deputi Analisa Data dan Informasi DPP Partai Demokrat, Syahrial Nasution, saat dikonfirmasi, Jumat (10/3).
Syahrial menyebut AHY memiliki sejumlah rekam jejak dalam memperkuat Partai Demokrat. Ia menyinggung posisi Demokrat saat digoyang beberapa waktu lalu.
"AHY setidaknya mampu menjaga harkat dan martabat partai ketika Demokrat hendak dirampas oleh KSP Moeldoko. AHY mampu mengorkestrasi partai berhadap-hadapan dengan Istana. Ujian berat yang sangat tidak diharapkan parpol manapun," kata dia.
Anies Baswedan dideklarasikan sebagai capres oleh PKS di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta, Kamis (23/2/2023). (Andhika Prasetia/detikcom)
Menurut Syahrial pendapat yang dilontarkan Andi Arief soal Anies-AHY lebih menjanjikan mempunyai pertimbangan yang kuat. Seluruh kader Demokrat, kata dia, mengharapkan AHY mendampingi Anies untuk Pemilu 2024.
"Menurut saya, Pak Ahmad Ali cukup memahami diskusi yang diharapkan rakyat. Pandangan yang disampaikan oleh Andi Arief mewakili keinginan kader di seluruh tanah air. Dan seluruh kader Partai Demokrat juga mengikhtiarkan agar Ketum AHY dapat dipilih sebagai bakal cawapres Koalisi Perubahan," tutur Syahrial.
Menurut Syahrial, jika ada tokoh lain yang lebih pantas mendampingi Anies maka bisa ditunjukkan kekuatannya. Ia juga berpandangan sama terkait Koalisi Perubahan bertujuan menang di gelaran Pilpres nanti.
"Sangat logis apabila fokus Koalisi Perubahan tidak hanya berlayar untuk mengajukan capres dan cawapres, melainkan juga memenangkan pertandingan hingga babak akhir. Jika memang ada tokoh lain yang bisa memenangkan pertandingan untuk disandingkan dengan Anies, ayo diuji secara komprehensif," jelasnya.
(detik.com)