Setelah Dikata-katain Edy Mulyadi, Akhirnya Prabowo Buka Suara




Darirakyat.com -
Menteri Pertahan Prabowo Subianto akhirnya angkat bicara setelah dirinya dikritik dengan kata-kata kasar oleh eks politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Edy Mulyadi.

Meskipun sudah mau menanggapi Edy, namun ketua umum partai Gerindra itu tidak mau banyak banyak berbicara. Dia hanya mengatakan, pernyataan Edy yang tak sopan itu, kini sudah ditangani pihaknya. Prabowo enggan menjelaskan secara terperinci maksud pernyataan tersebut.

Namun sebagaimana diketahui bersama, Edy Mulyadi telah dipolisikan ke Polda Sulawesi Utara atas dugaan penghinaan terhadap Prabowo oleh DPD Partai Gerindra Sulut.

“Sudah ada yang mengurusi (kasus Edy Mulyadi),” ujar Prabowo Subianto Rabu (26/1/2022).

Diberitakan sebelumnya, Edy Mulyadi marah besar kepada Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto terkait pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari DKI Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Jurnalis senior itu marah lantaran pemindahan Ibu Kota Negara itu disebutnya macam kedaulatan bangsa, tetapi Prabowo sebut hanya diam saja terhadap proyek ambisius Presiden Joko Widodo itu. Edy mengatakan, seharusnya Prabowo bisa mencegah Jokowi karena hal ini sangat berbahaya

“Masa gini saja gak ngerti sih! Masa Menteri Pertahanan kayak gini saja gak ngerti! Jenderal Bintang Tiga, Macan yang jadi kayak mengeong gak ngerti begini aja. Ini soal kedaulatan negara bos, gila. Gebleknya kelewatan!,” kata Edy dalam video yang diunggah akun YouTube, Satu Indonesia News Network sebagaimana dilihat Jumat (21/1/2022).

Menurut Edy salah satu hal yang mengancam kedaulatan bangsa dalam proyek pemindahan Ibu Kota Negara itu adalah keterlibatan pengembang dari China. Kata dia para pengembang itu bakal dipercayakan membangun semua infrastruktur di IKN, mulai dari gedung pemerintahan hingga perumahan. Tidak hanya itu, IKN lanjut Edy juga nantinya bakal dihuni oleh mayoritas masyarakat China.

“Gak mungkin pengembang-pengembang (Indonesia) itu. Jadi yang ngebangun adalah pengembang-pengembang asing dari China. Mereka gak masalah rugi, karena pasti ada penduduk yang dikirim ke sana. Siapa? Warga RRC tinggal di sana,” ujarnya. (wartaekonomi.co.id)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel