Habiskan hingga Puluhan Miliar Rupiah, 4 Proyek DKI Jakarta Era Anies Dibongkar padahal Belum Lama Dibangun



Darirakyat.com - Satu lagi proyek Pemprov DKI Jakarta segera dibongkar.

Ya, jalur sepeda permanen di Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, akan dibongkar.

Hal tersebut menyusul kabar Kapolri Jenderal (Polisi) Listyo Sigit Prabowo menyetujui pembongkaran jalur sepeda permanen tersebut.

Jika terlaksana, pembongkaran jalur sepeda permanen menambah daftar proyek di DKI Jakarta yang dibongkar.

Sebelumnya, ada beberapa proyek di DKI Jakarta yang akhirnya dibongkar padahal belum lama dibangun.

Mulai Waring Kali Item, Instalasi bambu Getah Getih, hingga instalasi Gabion di bundaran HI.

Berikut Tribun-timur.com bagikan rangkumannya:

1. Waring Kali Item

Biaya: Rp 580 juta

Dibangun: Juli 2018

Dibongkar: 15 November 2018.

Kain Waring yang menutupi Kali Item, Jakarta Pusat, pertama kali dipasang pada Juli 2018 lalu.

Saat itu, Indonesia bersiap menjadi tuan rumah Asian Games yang dihelat Agustus 2018.

Umurnya kurang dari empat bulan.

Jaring seharga Rp 580 juta mulai dibongkar 15 November 2018.

2. Instalasi Bambu Getah Getih

Biaya: Rp 550 juta.

Diresmikan: 16 Agustus 2018.

Dibongkar: 17 Juli 2019.

Instalasi bambu Getih Getah di Bundaran Hotel Indonesia (HI) depan Monumen Selamat Datang, Jakarta Pusat, kini tinggal kenangan.

Tak ada lagi instalasi bambu yang berdiri kontras di tengah gedung-gedung modern.

Kini, hanya tersisa tanaman-tanaman hijau yang menghiasi sekitar bekas tempat bambu tersebut.

Instalasi bambu tersebut telah dibongkar pada Rabu (17/7/2019) malam setelah bertahan selama 11 bulan.

Kepala Dinas Kehutanan, Pertamanan, dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta, Suzi Marsitawati mengungkap alasan pembongkaran instalasi bambu.

Menurut dia, kondisi instalasi bambu itu mulai rapuh sehingga tidak bisa digunakan lagi.

"Iya dilakukan pembongkaran karena bambunya sudah mulai rapuh karena cuaca, sehingga jalinan bambu sudah mulai jatuh, khawatir (nanti) rubuh," kata Suzi saat dihubungi, Kamis (18/7/2019).

Diketahui, instalasi bambu Getih Getah dibuat seorang seniman bernama Joko Avianto atas permintaan Gubernur DKI, Jakarta Anies Baswedan.

Instalansi bambu yang diresmikan Anies pada Kamis, 16 Agustus 2018 sempat jadi sorotan.

Satu diantaranya karena biaya yang dipakai untuk membuat dan memasang instalasi bambu mencapai setengah miliar!

3. Instalasi Gabion di Bundaran HI

Biaya: Rp 150 juta.

Dibangun: Agustus 2019.

Dibongkar: Desember 2019.

Instalasi batu gabion di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, telah dibongkar oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, pada 2019 lalu.

Padahal, instalasi dengan bahan dasar batu bronjong itu terbilang masih seumur jagung.

Gabion baru dipasang selama empat bulan terhitung dari Agustus 2019 hingga Desember 2019.

Instalasi gabion sendiri menggantikan instalasi bambu getih getah di lokasi yang sama.

Pemprov DKI Jakarta mengucurkan anggaran senilai Rp 150 juta untuk instalasi dari batu karang ini.

Saat itu, Dinas Kehutanan DKI Jakarta memasang tiga instalasi yang disusun terdiri dari berbagai ukuran.

Terdapat tiga instalasi yang diletakkan secara berdampingan.

Dua instalasi setinggi kurang lebih 160 centimeter dan satunya setinggi kurang lebih 180 sentimeter.

Di sekitar instalasi tersebut pun dihiasi berbagai macam tanaman, yakni lidah buaya dan bougenville berwarna ungu, putih, dan merah.

Juga terdapat batu-batu berwarna coklat dan pasir putih.

Waktu awal didirikan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut pemasangan instalasi gabion di Bundaran HI itu merupakan bagian dari penataan kota.

Instalasi tersebut merupakan pengganti Getih Getah, karya seni Joko Avianto yang dibongkar karena bambunya sudah rapuh.

Anies menyebut rancangan tersebut langsung dari Dinas Pertamanan (Dinas Kehutanan) DKI Jakarta.

Tujuannya hanyalah untuk mempercantik kota layaknya taman-taman lainnya di DKI Jakarta.

"Taman biasa. Itu rancangannya dari dinas pertamanan. Namanya kan nanti dinas pertamanan dan hutan kota. Jadi rancangan begitu sama seperti taman-taman yang lain. Tentu lah, memang untuk apalagi kalau bukan mempercantik," kata dia.

Namun kini, tempat berdirinya gabion hanya bersisa serpihan-serpihan batu.

Batu-baru berwarna krem, kehijauan, dan coklat hanya berserakan bercampur tanah berwarna coklat. Tanaman-tanaman yang dahulu menghiasi sekeliling gabion tak lagi ada.

Di lokasi yang sama, terdapat besi untuk kerangka panggung yang disusun maupun dijajarkan.

Tak jauh dari bekas lokasi instalasi gabion memang sudah berdiri satu panggung besar tepat di depan patung selamat datang dan satu panggung kecil di belakang.

Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsita mengatakan, pembongkaran ini hanya untuk sementara.

Di lokasi tempat berdiri gabion tersebut akan diperuntukkan bagi acara tahun baru.

"Iya sementara. Untuk persiapan penyelenggaraan acara tahun baru untuk warga jakarta di bundaran HI. Setelah itu akan dipasang kembali," tutur Suzi saat dihubungi wartawan, Kamis (26/12/2019).

4. Jalur Sepeda Permanen Sudirman-Thamrin

Biaya: Rp 28 Miliar

Dilansir dari Kompas.com, Listyo Sigit Prabowo mengatakan pihaknya setuju jalur sepeda permanen di Jakarta itu dibongkar.

Diketahui, Pemprov DKI Jakarta mengalokasikan Rp28 miliar untuk membuat jalur sepeda permanen sepanjang 11,2 kilometer tersebut.

Namun, Listyo mengatakan, Polri akan mencari formula terbaik untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul setelah adanya jalur sepeda tersebut.

"Prinsipnya, terkait dengan jalur sepeda, kami akan terus mencari formula yang pas, kami setuju untuk masalah (jalur) yang permanen itu nanti dibongkar saja," kata Listyo dalam rapat dengan Komisi III DPR, Rabu (16/6/2021).

Listyo menuturkan, untuk mencari solusi tersebut, Polri akan melakukan studi banding ke beberapa negara terdekat.

Ia menyebut ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan antara lain pengaturan rute sepeda baik sepeda yang digunakan untuk bekerja atau berolahraga.

Kemudian, jam pemberlakuan jalur sepeda, pengaturan luas wilayah jalur sepeda, serta daerah-daerah mana saja yang menerapkan jalur sepeda.

"Ini akan kami koordinasikan dengan Kementerian Perhubungan, dengan Pemerintah Daerah DKI. Para kapolda di seluruh wilayah juga melakukan yang sama," kata Listyo.

Harapannya, keberadaan jalur sepeda nantinya tidak akan mengganggu kendaraan-kendaraan lain dan pengguna jalan lainnya.
"Sehingga kemudian jalur sepeda bagi masyarakat tetap ada, jamnya dibatasi, sehingga tidak mengganggu para pengguna atau moda-moda yang lain yang memanfaatkan jalur tersebut," kata dia.

Adapun hal ini disampaikan Listyo merespons pernyataan Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni yang mengusulkan agar jalur sepeda permanen di Jalan Jenderal Sudirman dan M.H. Thamrin dibongkar.

Sahroni berpendapat, keberadaan jalur sepeda tersebut dapat menciptakan diskriminasi antara pengguna sepeda road bike, sepeda seli, maupun pengguna jalan lainnya.

"Mohon kiranya Pak Kapolri dengan jajarannya, terutama ada Korlantas di sini, untuk menyikapi jalur permanen dikaji ulang. Bila perlu dibongkar dan semua pelaku jalan bisa menggunakan jalan tersebut. Bilamana ada risiko ditanggung masing-masing di jalan yang ada di Sudirman-Thamrin," ujar politikus Partai Nasdem itu. (Tribunnews.com/ Kompas.com)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel