Cak Nun: Bangsa Indonesia Butuh UAS, Beliau Manusia Dunia Akhirat


Darirakyat.com -
Cendekiawan muslim, Emha Ainun Nadjib atau akrab disapa Cak Nun memuji pendakwah kondang Ustaz Abdul Somad (UAS) saat keduanya bertemu di sekolah swasta di Jawa Timur.

Pertemuan Cak Nun dan UAS tersebut terlihat lewat sebuah video yang tayang di kanal Youtube Imam Saring, seperti dilihat pada Senin 24 Mei 2021.

Dalam tayangan video berjudul ‘Ulama Bersatu! Momen Ketika UAS Bertemu dan Cium Tangan Cak Nun’ tersebut, awalnya Cak Nun mengatakan bahwa pertemuannya dengan UAS merupakan momen yang telah lama ia nantikan.

Pasalnya, menurut Cak Nun, UAS merupakan sosok yang sangat mahsyur. Bahkan, ia menyebut Ustaz Abdul Somad dibutuhkan oleh bangsa Indonesia dan umat Muslim di Tanah Air.

“Beliau ini orang yang sangat mahsyur, orang yang dibutuhkan bangsa Indonesia, umat Islam, dan kita semua,” ungkap Cak Nun.

Selain itu, Cak Nun menilai UAS bukan hanya sosok pintar yang menguasai bidang keilmuan melainkan juga manusia indah dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai keindahan.

“Ini lho yang ada di TV-TV itu, rek. Ini, seperti ini orangnya. Ini bukan hanya orang yang pintar, melainkan juga indah. Beliau sedang merasakan keindahan di puncaknya,” tuturnya.

Tak hanya itu, budayawan tersebut juga memuji UAS dengan menyebutnya sebagai manusia dunia dan akhirat.

“Beliau ini insya Allah manusia dunia-akhirat,” ujar Cak Nun di hadapan Ustaz Somad.

Mengutip Hops.id, Ustaz Abdul Somad pada kesempatan itu juga mengaku bahwa dirinya telah lama ingin bertemu Cak Nun.

Sebab, kata UAS, Cak Nun merupakan sosok berilmu yang tulisannya selalu membawa cahaya dalam kehidupan.

“Tahun 1998, aku pergi ke Mesir. Kawanku punya buku-bukunya, lalu kubaca, salah satunya Sililit Sang Kiai. Sampai hari ini, aku tetap menonton (dakwahnya) melalui Youtube,” ucapnya.

UAS juga mengatakan, pertemuannya dengan Cak Nun tersebut tak hanya ia manfaatkan untuk bertatap muka dan saling sapa melainkan juga berdiskusi terkait banyak hal.

“Panjang cerita beliau, sepanjang jalan kenangan. Tentang pagar-pagar yang membiarkan diri dilompati seenaknya. Tentang sosok yang disangkakan jauh dari rasa takut, tapi pada hakikatnya amat sangat ketakutan. Perpisahan tak mampu menghentikan kami, karena doa akan selalu menyertai,” ujarnya.(makassar.terkini.id)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel