Din Syamsuddin dkk Ingin Selamatkan Indonesia, Ruhut: Ngga Punya Kaca? Mereka Lagi, Mereka Lagi

 Din Syamsuddin Cs Deklarasi KAMI, Ruhut Tertawa Termehek-meh...

Darirakyat.com - Ruhut Sitompul, Politisi PDIP menilai Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dibentuk oleh tokoh-tokoh yang merupakan barisan sakit hati. KAMI sendiri diketahui dibentuk oleh Din Syamsuddin, Rocky Gerung, Said Didu, Refly Harun dan sejumlah tokoh lainnya.

Menurutnya, Din Syamsuddin dan lainnya tidak sadar diri padahal publik sudah mengetahui seperti apa rekam jejak mereka.

"Mungkin di rumah mereka atau di manapun berjalan tidak ada cermin. Karena itu belajarlah dari TNI dan Polri, semua kantornya selalu ada cermin biar kita mengaca diri," ujar Ruhut, dikutip dari Netralnews.com, Selasa (18//8/2020).

Ruhut mengungkapkan sejak zaman orde Lama, kelompok seperti KAMI ini kerap bermunculan dan biasanya didirikan oleh orang-orang yang didepak dari pemerintahan.

"Kelompok-kelompok seperti ini dari zaman Orde Lama, Orde Baru sampai Orde Reformasi sekarang itu banyak, biasanya orang-orang yang terbuang," katanya.

Mantan petinggi Partai Demokrat itu mengatakan kelompok tersebut hanya heboh di awal, namun akan redup seiring berjalannya waktu.

"Sekadar gitu-gitu aja. Ya tapi paling tidak wartawan berterima kasih karena dapat bahan berita, ha-ha-ha," jelasnya.

Sebelumnya, salah satu deklarator KAMI, Din Syamsuddin mengatakan, deklarasi KAMI akan dilakukan di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (18/8/2020), pukul 10.00 WIB.

Deklarasi KAMI, disebut Din, akan dirangkai dengan perayaan 75 Tahun Kemerdekaan RI, serta peringatan 18 Agustus 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila.

Din mengklaim, KAMI didukung oleh para tokoh dan figur dari berbagai elemen serta komponen bangsa, mulai dari tokoh lintas agama, cendekiawan, akademisi, profesional, aktivis, buruh, dan angkatan muda, emak-emak.

"KAMI ini betul-betul koalisi yang menghimpun berbagai figur, berbagai tokoh yang ada dalam masyarakat Indonesia. Jadi ini adalah koalisi yang sangat majemuk," ujar Din dalam konferensi daring persiapan deklarasi KAMI, Sabtu (15/8/2020).

Sejumlah nama tokoh yang disebut akan ikut dalam koalisi KAMI antara lain, Rahmawati Soekarnoputri, Rizal Ramli, Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo, Din Syamsuddin, Sri Edy Swasono, Rahmat Wahhab, Taufik Ismail, MS. Kaban, Rocky Gerung, Said Didu, hingga pakar hukum Refly Harun.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu mengungkapkan, dalam deklarasi nanti, KAMI akan mengeluarkan maklumat berjudul "Maklumat Menyelamatkan Indonesia".

Dijelaskan Din, Maklumat Menyelamatkan Indonesia berisi butir-butir keprihatinan KAMI terhadap kondisi negara saat ini, mulai dari bidang ekonomi, politik, sosial, hukum, HAM, hingga sumber daya alam.

"Kami akan menjelaskan pada setiap butir sektor dari kehidupan nasional kita itu, apa yang kami nilai terjadi kerusakan, terjadi penyimpangan dan penyelewengan," ujarnya.

Lanjut Din, pada bagian akhir maklumat itu ada delapan tuntutan kepada pemerintah dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Ada tuntutan kepada penyelenggara negara, kepada pemerintah, bahkan secara spesifik dan tuntuan kepada presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan," pungkasnya.

Ruhut Tertawa Termehek-mehek: Mereka Lagi, Mereka Lagi

Politisi PDIP Ruhut Sitompul mengaku tertawa termehek- mehek mendengar adanya sejumlah orang yang bersatu dan mendeklarasikan sebuah gerakan dengan embel-embel menyelamatkan bangsa.

Hal itu disampaikan Ruhut setelah Din Syamsuddin, Said Didu, Rocky Gerung, Refly Harun dan beberapa tokoh lainnya mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

"Deklarasi nie ye, pakai embel-embel menyelamatkan bangsa. Aku jadi tertawa termehek-mehek orang-orangnya mereka lagi, mereka lagi," tulis Ruhut di akun Twitternya, Senin (3/8/2020).

“Pak Joko Widodo Presiden RI ke-7 dan Jajarannya sedang bekerja keras menghantar Negara yang Kita cintai bersama Rakyat menuju Indonesia Maju” MERDEKA," cuit @ruhutsitompul.

Sebelumnya, puluhan tokoh dari berbagai elemen yang selama ini kritis terhadap pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Jakarta pada Minggu (2/8/2020).

Sejumlah tokoh hadir dalam deklarasi KAMI, yakni mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, pakar filsafat Rocky Gerung, ahli hukum tata negara Refly Harun, dan mantan Sekretaris BUMN, Said Didu.

Kemudian ada Abdullah Hehamahua, M.S. Ka'ban, Syahganda Nainggolan, Prof. Anthony Kurniawan, Prof. Rohmat Wahab, Ahmad Yani, Adhie M. Massardi, Moh. Jumhur Hidayat, Ichsanudin Noorsy, Hatta Taliwang, Marwan Batubara, Edwin Sukowati, Joko Abdurrahman, Habib Muhsin Al Atas, Tamsil Linrung, Eko Suryo Santjojo, Prof. Chusnul Mariyah, dan Sri Bintang Pamungkas.

Menurut Din Syamsuddin, KAMI merupakan gerakan moral seluruh elemen

dan komponen bangsa untuk menyelamatkan Indonesia.

“KAMI, pada pemahaman saya adalah sebuah gerakan moral seluruh elemen-elemen dan komponen bangsa lintas agama, suku, profesi, kepentingan politik kita bersatu, kita bersama-sama sebagai gerakan moral untuk menyelamatkan Indonesia,” ujar Din saat deklarasi.

Din mengklaim masih banyak tokoh lain yang mendukung KAMI tapi belum bisa hadir. Di antaranya mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo, Rachmawati Soekarnoputri dan ekonom senior, Rizal Ramli. Ia menyebut, tokoh-tokoh ini bakal hadir dalam acara KAMI selanjutnya.

“Saya yakin ormas-ormas Islam juga bersepakat, belum ada yang mewakili, mungkin saya sebagai ketua Wantim MUI begitu pula ormas atau majelis agama lain semuanya tadi pagi menghubungi,” ujar Din Syamsuddin.

Pada kesempatan yang sama itu, Refly Harun mengatakan, pembentukan KAMI dilakukan lantaran pemerintah dianggap belum dapat memenuhi seluruh hak konstitusional masyarakat, yakni melindungi, mencerdaskan, dan mensejahterakan bangsa.

"Negara abai melaksanakan tugasnya, karena kalau kita sudah terlindungi, kita sudah cerdas, kita sudah sejahtera, maka tidak perlu lagi orang turun ke jalan. Tidak perlu lagi orang buat KAMI lagi dan sebagainya," kata Refly.

"Tetapi karena pemerintah atau penguasa belum mampu atau tidak mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya maka kemudian jangan salahkan kalau komponen masyarakat memenuhi hasrat dan keinginannya sendiri tentu dengan jalan yang konstitusional juga," jelasnya.

(law-justice.co dan netralnews.com)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel