Setelah Polisi Tangkap Orang Telkom, Ditunggu Aksi Interpol Selanjutnya Buru Irsan di Yordania!

Setelah Polisi Tangkap Orang Telkom, Interpol Siap Buru Irsan di Yordania!

Darirakyat.com -
Terkait pembocor data pribadi Denny Siregar, Polisi sudah menciduk operator Telkom di Jawa Timur, yang menurut pengakuan Telkom, bahwa dia adalah outsourcing. Loh? Katanya sudah masuk sertifikasi ISO 27001? Kenapa orang selevel outsourcing bisa mendapatkan akses internal serahasia itu?

ISO nya dicabut saja lah kalau begitu. Sebagai orang yang paham ISO, saya miris melihat perusahaan sebesar Telkom ini bisa kecolongan, oleh pekerja outsourcing. Atau jangan-jangan jabatan outsourcing itu merupakan jabatan yang dibuat-buat untuk menyelamatkan nasib perusahaan ini dari saham yang sedang anjlok?

Mau bagaimana pun, tanggung jawab terbesar ada di Telkom jika keselamatan Denny Siregar dan keluarganya terancam, hanya karena orang yang bekerja sebagai outsourcing. Ngawur. ISO 27001 itu diganti saja jadi ORA ISO OPO-OPO.

Setelah dibongkar jejak digitalnya, ternyata si tersangka pemilik akun @Brians_AFC adalah penghina NU dan membuat framing bahwa HTI ini adalah ormas yang baik dan tidak boleh jadi terlarang. Jadi secara utuh, kita sudah tahu garis besar orang-orang yang ada di dalam barisan sakit hati mantan pendukung Prabowo ini.

Mereka adalah pengasong HTI dan pengikut Felix, si dedengkotnya. Opposite pun sudah mengatakan dengan jelas di Twitternya, bahwa dia adalah pengikut Rizieq, yang bermasalah juga dengan hukum di Indonesia bahkan tidak bisa pulang karena kasus Firza.

Motifnya itu yang bersangkutan tidak menyukai DS karena pernah di-bully akun medsos pendukung DS, ini yang kita dapat dari tersangka...

Yang bersangkutan secara pribadi simpati dengan akun opposite tersebut...

Tersangka adalah karyawan outsourcing daripada GraPARI Rungkut Surabaya jadi dari karena dia outsourcing dan bertugas sebagai customer service dia mempunyai akses terbatas atas data pribadi pelanggan...

kata Kasubdit I Dittipidsiber Bareskrim Kombes Reinhard Hutagaol di Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (10/7/2020).

Pencidukan polisi terkait karyawan outsourcing ini harus dilanjutkan dengan penyelidikan lebih jauh lagi. Polisi jangan hanya mendapatkan pengakuan dari si terciduk, FPH yang katanya membobol data Denny Siregar karena tidak menyukai DS lantaran pernah dibully oleh pendukung DS. Jangan puas.

Polisi harus memburu si penerima data bobolan, yang membuat nyawa Denny Siregar dan keluarga terancam. Siapa dia? Dia adalah Opposite yang sudah terdeteksi keberadaannya di Yordania. Masih bisa mencuitkan sesuatu, artinya masih bisa dilacak posisinya. Interpol pun siap menciduk.

Orang seperti Maria yang membobol 1,7 triliun rupiah saja bisa diciduk. Apalagi hanya semacam si Irsan alias Rauf alias Opposite? Terlalu mudah sepertinya. Kita hanya tunggu saja gerakan interpol untuk menjemput orang ini, karena sudah dengan aktif membahayakan nyawa Denny Siregar dan keluarganya.

Saya yakin, ini adalah kejahatan luar biasa yang bisa membawa si Opposite ini pulang bertemu keluarganya, anak dan istrinya yang saat ini sedang was-was karena suaminya jadi the most wanted person in Indonesia.

Setidaknya, kita bisa membayangkan skenario pertemuan antara Irsan dengan anak istrinya. Dini hari ketika Irsan berdoa kepada Tuhan agar tidak diciduk, mendadak ada suara pintu yang digedor keras. Semakin keras ia berdoa, semakin keras gedorannya. Dan ia dijemput oleh malaikat, eh maksudnya interpol, dan dikirim ke bandara. Kemudian, pertemuan ayah dengan anaknya pun terjadi, di sel.

Begitulah sepertinya akhir hidup dari pengancam nyawa Denny Siregar dan keluarganya. Kasus ini sangatlah serius, tidak bisa dibuat main-main. Jangan kasih kendor. Orang-orang seperti ini harus dibongkar dan diproses hukum.

Saya sudah mendengar banyak sekali orang-orang baik pendukung Joko Widodo, jadi korban persekusi virtual dan mendapatkan tekanan sehingga mereka bungkam untuk selama-lamanya di dunia politik. Padahal tanpa mereka, kita melihat bahwa hari depan bangsa ini suram.

Negara harus memberikan perlindungan kepada warga negaranya dalam privasi data. Jangan sampai ketidaksukaan, menjadi motif. Dan saya yakin, ini bukan hanya ketidaksukaan kepada Denny Siregar. Tapi ini ketidaksukaan yang ditunjukkan oleh para pendukung radikalisme dan terorisme di Indonesia.

Menebarkan ketakutan, adalah kerjaan teroris. Teroris adalah musuh agama. Teroris adalah musuh polisi. Teroris adalah musuh dunia. Kementerian Jokowi sekali lagi diuji dalam kasus Denny Siregar. Menkominfo terkait kerahasiaan data.

Menteri pertahanan terkait ketahanan internal negara. Menteri luar negeri terkait pencidukan orang di luar negeri yang mengancam keselamatan bangsa ini. Dan menteri Kelautan yang tukang ekspor benih lobster. Haha.

Begitulah ciduk-ciduk.

(Manuel Mawengkang, seword.com)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel