Waspadai Benang Layangan yang Mengancam Jiwa. Ini yang Harus Dilakukan Pemotor

Sejumlah anak bermain layang-layang di Desa Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Mereka bermain layang-layang setiap sore hari.

Darirakyat.com -
Akhir-akhir ini banyak anak-anak yang bermain layang-layang. Namun, benang yang dipakai untuk bermain layang-layang itu terkadang membahayakan para pengendara, terutama pengguna sepeda motor.

Bahkan, sudah banyak kasus pemotor yang menjadi korban terjerat benang layangan di jalan. Di Solo, seorang pria tewas setelah lehernya tersayat benang layang-layang.

Instruktur keselamatan berkendara yang juga founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, menyarankan agar lebih aman pemotor harus menggunakan perlengkapan berkendara yang lengkap. Mulai dari helm, jaket yang menutupi leher hingga balaclava/buff yang juga menutupi bagian leher perlu digunakan.

Selain menggunakan perlengkapan berkendara yang aman tersebut, pemotor juga perlu waspada ketika melewati jalan yang diperkirakan banyak anak-anak bermain layang-layang.

"Mereka harus mengantisipasi dua sisi yaitu atas dan bawah. Caranya mengantisipasi adalah, selalu memperhatikan indikator atau tanda-tanda adanya aktivitas layang-layang di sekitar situ. Sesekali lihat pinggir jalan apakah ada lapangan atau tidak, kalau ada lapangan biasanya ada orang yang main layang-layang," kata Jusri saat berbincang dengan detikcom melalui sambungan telepon, Senin (15/6/2020).

Pemotor juga perlu mengecek ke atas sesekali apakah ada ancaman bahaya. Jika memasuki wilayah yang terdapat beberapa anak bermain layang-layang, maka pemotor perlu memperlambat laju.

"Pastinya memperlambat laju. Selain kita bisa berupaya menghindar, memperlambat laju ini mengurangi kemampuan iris dari benang tersebut kalau kita apes. Kalau kita kencang kan sama saja benang tajam mengiris pisang. Kita memperlambat sampai memperhatikan kiri-kanan," saran Jusri.

Pemotor juga perlu berhati-hati jika melihat ada anak-anak yang berlari mengejar layang-layang putus. Karena, saat anak-anak mengejar layang-layang putus, ada dua ancaman, yaitu risiko menabrak anak-anak tersebut dan terkena sayatan benang dari layang-layang yang putus.

"Antisipasinya, kalau kita bisa pelan ya pelan, kalau berhenti sekalian ya berhenti. Karena mereka (anak-anak yang mengejar layang-layang) fokusnya bukan ke motor, mereka fokusnya ke sana. Banyak yang tewas kan, mereka main menyeberang ditabrak. Karena kita nggak tahu, anak kecil referensinya juga sedikit kan. Paling ideal berhenti, minimal kurangi kecepatan siap-siap kalau ada pergerakan atau manuver dari mereka," ucap Jusri. (oto.detik.com)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel