Bintang Emon yang Diserang Setelah Komentari Kasus Novel Baswedan Dianggap Mengancam Demokrasi

POPULER Bintang Emon Sindir Kasus Penyerangan Novel Baswedan, Dapt ...


Darirakyat.com - Nama Bintang Emon tengah menjadi trending di Twitter. Hal itu karena ia tengah menjadi sasaran fitnah setelah mengomentari kasus Novel Baswedan melalui sebuah video.

Dalam video tersebut, Bintang Emon mengomentari terkait ketidakadilan hukum yang diputuskan hakim kepada tersangka kasus penyiraman air keras Novel Baswedan. Ia pun langsung mendapatkan serangan.

Emon dituding menggunakan narkoba selama ini guna menjaga stamina. Melihat hal itu, para fans dan sahabat tak terima dengan pernyataan tersebut dan membela Emon.



Berikut sosok Bintang Emon:


1. Komika

Pemilik nama lengkap Gusti Muhammad Abdurrahman Bintang Mahaputra ini merupakan seorang komika. Ia mengawali kariernya dengan mengikuti ajang pencarian bakat Stand Up Comedy Academy (SUCA) 3.

Berkat kemampuannya itu, pemilik nama panggung Bintang Emon ini berhasil mendapatkan juara ketiga. Selama mengikuti ajang tersebut, ia banyak belajar mengenai stand up comedy dan mendapatkan bimbingan langsung dari juara SUCI sebelumnya David Nurbianto.

2. Main Film

Bintang Emon terus melebarkan sayapnya. Pada tahun 2018 ia turut bermain di film layar lebar berjudul Milly & Mamet. Dalam film tersebut, ia berperan sebagai Somat dan beradu akting dengan Roy Marten, Sissy Priscillia, hingga Ernest Prakasa.

3. Viral Berkat Video DPO Corona

Namanya semakin dikenal berkat sebuah video berjudul DPO Corona yang ia unggah di akun sosial medianya. Dalam video tersebut, ia mengajak masyarakat untuk mengikuti anjuran pemerintah untuk beraktivitas di rumah dan menjaga jarak.

Hingga saat ini, video tersebut di akun Instagram (Ig) miliknya telah ditonton oleh lebih dari 8 juta orang. Bahkan, Najwa Shihab juga ikut merepost video tersebut.

4. Komentari Kasus Novel Baswedan

Video terbaru dari Bintang Emon mengomentari mengenai kasus Novel Baswedan. Dalam video tersebut ia mengkritik ketidakadilan hukuman yang diberikan kepada para tersangka.

Video tersebut langsung mendapat respons sehingga ia difitnah. Bahkan, ia mengaku keluarga hingga akun manajernya juga ikut diserang.

5. Dibela Teman-teman

Melihat kejadian tersebut, Bintang Emon langsung dibela oleh para fans dan sahabat-sahabatnya. Namanya menjadi trending di Twitter dengan pembicaraan mencapai 159 ribu tweet.

Mulai dari musisi Fiersa Besari hingga komika Arie Kriting ikut membela Bintang Emon. (hot.detik.com)

Serangan ke Bintang Emon Dianggap Mengancam Demokrasi

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menilai serangan terhadap komedian Bintang Emon mengancam demokrasi.

Peneliti KontraS, Rivanlee Anandar, mengatakan gangguan itu menunjukkan adanya upaya pembungkaman terhadap individu atau kelompok yang menggunakan hak konstitusional untuk menyeimbangkan narasi negara.

"Meski belum diketahui dari mana asal (dalang) pengganggu, ini adalah salah satu bentuk intimidasi terhadap kebebasan sipil, untuk berekspresi," kata Rivanlee ketika dihubungi, Senin, 15 Juni 2020.

Komedian Bintang Emon mendapat serangan balik melalui media sosial setelah mengunggah video yang membahas rendahnya tuntutan terhadap terdakwa penyerang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan. Dua terdakwa penyiram air keras terhadap Novel hanya dituntut satu tahun penjara.

Dalam video itu, Bintang mempertanyakan alasan jaksa menuntut satu tahun, yakni terdakwa tak sengaja menyiram muka Novel Baswedan. Dia mengatakan gravitasi bumi tak memungkinkan pelaku menyiram air keras yang mengarah ke badan Novel tetapi meleset ke arah wajah.

"Kecuali Pak Novel Baswedan emang jalannya hand stand. Bisa lu protes, Pak Hakim, saya niatnya nyirem badan, tapi gara-gara dia jalannya betingkah jadi kena muka. bisa, masuk akal. Sekarang tinggal kita cek, yang kagak normal cara jalannya Pak Novel Baswedan apa hukuman buat kasusnya?" demikian sepenggal ucapan Bintang dalam video unggahannya itu.

Rivanlee mengatakan serangan semacam ini banyak terjadi terhadap pegiat HAM dan demokrasi. Seiring dengan perkembangan teknologi, model serangan menjalar menjadi intimidasi siber dengan doxxing, fitnah (defamation), atau berita bohong tentang seseorang yang sedang mengkritik negara.

Sialnya, kata dia, pola penegakan hukum kerap sebelah mata dan tak tegas sehingga peristiwa semacam ini terus berulang. Rivanlee juga menyebut ketidaktegasan hukum menandakan adanya teror terhadap warga yang berekspresi tentang kebijakan negara.

"Peristiwa ini jelas mengancam demokrasi karena pihak yang tidak diketahui ini seolah mengambil alih peran negara untuk melakukan intimidasi verbal/nonverbal. Ketakutan yang menyebar akan menjadi teror yang melumpuhkan fungsi masyarakat," ujar Rivanlee. (hot.detik.com dan tempo.co)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel