Netizen Dibawa ke Markas Polisi Gara-gara Unggah Lelucon Gus Dur, Inayah: Kalo Aku Unggah Lelucon Ini, Diperiksa Nggak?

Mendiang Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bersama KH Sahal Mahfudz pada malam harlah Ikatan Pemuda Nahdlatul Ulama ke-41 di hotel Borobudur, Jakarta (11 September 2001). Sahal Mahfudz meninggal pada Jumat, 24 Januari 2014 dinihari pukul 01.05 WIB di kediamannya, di Pati, Jawa Tengah. TEMPO/ Arie Basuki


Darirakyat.com - Seorang warganet dari Kepulauan Sula, Maluku Utara, bernama Ismail Ahmad dipanggil Kepolisian Resor karena mengunggah lelucon Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur soal polisi di laman Facebook. Kepolisian meminta Ismail untuk minta maaf karena mengunggah postingan tersebut.

Melalui sambungan telepon, Ismail bercerita tak sengaja menemukan kutipan guyonan Gus Dur soal tiga polisi jujur dari sebuah artikel di internet pada Jumat, 12 Juni 2020.

Kutipan tersebut berbunyi; 'Hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: patung polisi, polisi tidur, dan Jenderal Hoegeng'. Kutipan itu sebetulnya sudah kerap kali dikutip. Ismail mengatakan hanya iseng mengutip perkataan itu. “Saya baca menarik dan rasanya lucu,” kata pria 41 tahun ini, Rabu, 17 Juni 2020.

Ismail mengunggah kutipan itu sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Dua jam kemudian, anggota polisi menjemput Ismail di rumahnya di Kecamatan Sanana, Kepulauan Sula. Polisi meminta Ismail datang ke Kantor Polres Kepulauan Sula untuk dimintai klarifikasi. Sempat pulang ke rumah, ia diminta kembali ke kantor polisi pada pukul 21.00.

Malam itu di kantor polisi, Ismain dimintai keterangan untuk dimasukkan ke dalam Berita Acara Pemeriksaan. Polisi menanyainya soal motivasi mengunggah kutipan tersebut. Tiga jam dimintai keterangan, Ismail dibolehkan pulang. Namun, ia diwajibkan melapor setiap hari ke kantor polisi. Ia juga dijadwalkan untuk melakukan konferensi pers permintaan maaf atas unggahannya pada Selasa, 16 Juni 2020.

Di Kantor Polres Kepulauan Sula, kemarin, konferensi pers itu digelar. Ismail membacakan permintan maaf. Sebagian kutipan permintaan maaf Ismail seperti ini: ‘Saya selaku pribadi, memohon maaf yang sebesar-besarnya atas postingan saya di media sosial Facebook yang menyinggung instansi maupun masyarakat. Saya merasa sangat menyesal dan bersalah, serta berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan tersebut.’

“Saya tidak mau ada masalah lain,” kata Ismail mengomentari permintaan maafnya.

Putri Gus Dur: Kalo Aku Unggah Lelucon Ini, Diperiksa Nggak?
Keluarga mendiang Presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bereaksi terkait pemanggilan seorang warga asal Kepulauan Sula, Maluku Utara, bernama Ismail Ahmad oleh Kepolisian Resor. Polisi mempermasalahkan guyonan Gus Dur tentang tiga polisi jujur yang Ismail kutip di media sosialnya.

"Laaah yang dipanggil, kok, yang meng-quote. Panggil yang bikin joke dong, Pak," cuit putri bungsu Gus Dur, Inayah Wulandari atau Inayah Wahid, di akun Twitternya, Rabu, 17 Juni 2020.

Adapun putri sulung Gus Dur, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahida alias Alissa Wahid, meminta polisi belajar dari mantan Kapolri Tito Karnavian. Pasalnya Tito pernah mengutip lelucon yang sama saat menghadiri peringatan haul Gus Dur di Ciganjur pada tahun lalu.

"Pak Polisi, ada teladan nih dari pemimpin anda semua, mantan Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian, sekarang Menteri Dalam Negeri. #IndonesiaDaruratHumor," kata Alissa sambil mengunggah foto Tito yang disertai lelucon Gus Dur.

Sementara putri Gus Dur lainnya, Anita Hayatun Nufus atau Anita Wahid, mengunggah karikatur Gus Dur yang disertai lelucon yang sama. "Kalo aku unggah ini, aku bakal diperiksa nggak?" katanya juga melalui Twitter.

Sepert diberitakan, Ismail Ahmad dipanggil Kepolisian Resor karena mengunggah lelucon Gus Dur soal polisi di laman Facebook. Kepolisian meminta Ismail untuk minta maaf karena mengunggah postingan tersebut.

Melalui sambungan telepon, Ismail bercerita tak sengaja menemukan kutipan guyonan Gus Dur soal tiga polisi jujur dari sebuah artikel di internet pada Jumat, 12 Juni 2020.

Kutipan tersebut berbunyi; 'Hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: patung polisi, polisi tidur, dan Jenderal Hoegeng'. Kutipan itu sebetulnya sudah kerap kali dikutip. Ismail mengatakan hanya iseng mengutip perkataan itu. “Saya baca menarik dan sanya lucu,” kata pria 41 tahun ini, Rabu, 17 Juni 2020. (tempo.co)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel