Diduga Dimanipulasi! Ini Loh Surat Anies yang Katanya Dapat Rekomendasi TACB, Ternyata Dibantah

FIA Formula E resmi digelar di Jakarta 2020 mendatang
Lintasan Formula E

Darirakyat.com -
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim telah mendapatkan rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya DKI Jakarta untuk menggelar Formula E di Monas. Klaim tersebut tertulis dalam surat Anies yang ditujukan ke Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Dalam salinan surat yang diterima detikcom, Jumat (14/2/2020), surat yang dibuat pada 11 Februari 2020 tersebut ditujukan ke Mensesneg selaku Ketua Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka.

Surat itu merupakan tindak lanjut persetujuan Formula E di kawasan Monas. Dalam surat tersebut, Anies menyertakan rute lintasan yang masuk ke kawasan Monas.

Surat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal rekomendasi TACB. (Foto: Istimewa)
Di poin kedua dalam surat tersebut, Anies menyatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah memperoleh rekomendasi dari Tim AHli Cagar Budaya DKI Jakarta. Rekomendasi tersebut dituangkan ke dalam surat Dinas Kebudayaan tanggal 20 Januari 2020 Nomor 93/-1.853.15 tentang penyelenggaraan Formula E.

Dia juga mengatakan penyelenggara akan menaati Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya sesuai dengan empat butir hal yang perlu diperhatikan dan dimuat dalam surat persetujuan tersebut.

Namun pihak TACB membantah telah mengeluarkan rekomendasi tersebut. Ketua TACB DKI Jakarta Mundardjito mengaku tak merekomendasikan pergelaran Formula E di kawasan Monas. Hal ini berbeda dengan surat dari Anies kepada Mensetneg Pratikno.

"Saya nggak tahu, kita nggak bikin, saya ketuanya kan," ucap Mundardjito saat dihubungi, Rabu (12/2).

Sementara itu, Dinas Kebudayaan (Disbud) DKI Jakarta mengakui tak melibatkan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Provinsi DKI Jakarta untuk penyelenggaraan Formula E di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Tindakan itu berbeda dengan isi dalam surat Gubernur Anies Baswedan kepada Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno.

"Eh Pak Mundarjito (Ketua TACB DKI Jakarta) itu memang tidak berwenang mengeluarkan rekomendasi. Yang berwenang itu TSP (Tim Sidang Pemugaran). Jadi blast aja ke TSP. Pak Mundarjito ya memang nggak tahu," ucap Kepala Dinas Kebudayaan Iwan Henry Wardhana. 


Tuding Anies Manipulasi Rekomendasi, Ketua DPRD Datangi Setneg

Sebelumnya Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menuding Gubernur Anies Baswedan telah memanipulasi surat rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) perihal pergelaran Formula E di Monas. Ia melaporkan hal itu ke Menteri Sekretaris Negara.

"Saya akan memanggil (Anies) dan saya masih punya palu. Kalau dia kan punya uang, saya punya palu. Kalau palu itu enggak saya ketok, enggak akan terjadi apa-apa. Saya akan seperti itu. Kalau dia keras, saya juga akan keras," kata Prasetyo di Jakarta, Kamis (13/2).


Polemik itu muncul lantaran pernyataan dari Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) DKI Jakarta Mundardjito yang mengaku tidak dilibatkan dalam kajian persetujuan Monas dijadikan lintasan balapan Formula E. Prasetyo pun berang akan hal itu.

"Kami sebagai ketua dewan melihat ada manipulasi, seakan-akan kepala cagar budaya Mundardjito mengiyakan padahal belum dikonfirmasinya. Ini kan juga saya bertanya kepada pak Setneg kok dibolehkan? Silakan saja kalau mau buat acara," tukas Prasetyo.

Prasetyo mengaku tidak ada masalah soal revitalisasi Monas, asalkan sedari awal Pemprov DKI terbuka dan jujur membeberkan rancangan proyek tersebut.

DPRD pernah meminta agar revitalisasi Monas di bagian selatan dihentikan sementara. Lantaran tidak mengantongi izin dari Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka.

"Saya sebagai pimpinan dewan memberi atau mengetok palu anggaran revitalisasi Monas. Bayangan saya revitalisasi Monas bagian yang jelek akan diperbaiki, tapi kenyataannya kok jadi seperti ini. Dijadikan plasa.

Prasetyo juga kesal soal desain sirkuit Formula E yang akan membuat batu alam di Monas menjadi dibeton. Ia menegaskan Monas adalah cagar budaya yang seharusnya dilindungi.

"Bukan masalah tak ada larangan Formula E di Monas, emang enggak boleh. Sebetulnya itu enggak boleh, itu kan cagar budaya. Kenapa kok Monas dikelilingi pagar tertutup? Itu karena adalah itu situs sejarah yang dilindungi," kata Prasetyo.

"Kita punya tempat sendiri yang aman. Coba balapan di Ancol. Diperbaiki sama saja kok, masih ada waktu. Begitu loh. Di GBK dulu pernah coba-coba (balap), viral, dia berhenti kok. Memang enggak boleh. Itu situs sejarah," tandasnya.


(detik.com dan mediaindonesia.com)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel