Di Sela Rakernas PDIP di Jakarta, Risma Masih Sempat Pantau Pompa Air Surabaya Lewat Aplikasi

  Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Rolando/detikcom)


Darirakyat.com - "Aku mau ngecek kantor dan Surabaya dulu," kata Walikota Surabaya Tri Rismaharini sambil membuka laptop jinjing yang kerap dibawanya itu sambil membuka sebuah aplikasi.

Padahal, Risma sedang berada disela-sela acara Rakernas I PDIP yang digelar di kawasan JiExpo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (11/1). Meski sibuk mengikuti Rakernas, Risma menyatakan tak pernah meninggalkan pekerjaannya sebagai Walikota Surabaya.

Risma lantas membuka sebuah aplikasi di lapotopnya tersebut. Ia mengetik user name dan password pribadinya dalam aplikasi tersebut guna mengakses lebih lanjut. 

Usai log-in, terlihat banyak daftar pantauan CCTV yang berada di seluruh Kota Surabaya. Risma mengakui bahwa aplikasi yang dibukanya itu sudah terhubung dengan puluhan ribu kamera CCTV yang tersebar di berbagai wilayah di Surabaya.

Menurutnya, CCTV itu tak hanya diletakkan di jalan-jalan Kota Surabaya saja. Tapi juga diletakkan di ruang-ruang perkantoran, balai-balai milik pemerintahan, hingga ruang kerja penjaga pintu air.

"Semua bisa dipantau jadinya, yang kerja dan tidak bekerja bisa ketahuan itu," kata Risma.

Setelah itu, Risma memilih CCTV yang memantau kondisi salah satu pompa air di Kota Surabaya. "Ini mau lihat pompa air dulu," kata dia.
Risma menyatakan saat ini Surabaya masih menghadapi risiko bahaya banjir. Terlebih lagi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Klas I Juanda sudah meminta masyarakat Surabaya waspada akan terjadinya banjir rob atau naiknya permukaan air laut.

Tak hanya jalan-jalan dan pompa air, Risma mengaku aplikasi itu bisa langsung mematau sejumlah fasilitas umum seperti mesjid, gereja, sekolah, dan sebagainya.

"Ini real time, itu liat aja gerak kan," kata dia.

Risma lantas memamerkan bahwa sistem itu sengaja dibangun oleh Pemkot Surabaya dan tidak dibeli dari perusahaan teknologi yang banyak menawarkan aplikasi serupa.

Menurutnya, banyak personel Pemkot Surabaya yang memiliki keahlian di bidang IT. "Lah itu mereka kan sudah sekolah tinggi-tinggi. Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau tak bisa membangun seperti ini? Ya bisa," kata Risma.

Ia lantas merinci kecanggihan sistem itu sudah dilengkapi dengan fitur pengenalan wajah (face recognition) dan gestur. Pelaku pelanggaran hukum pun bisa langsung dikenali karena sinkron dengan database kependudukan milik Pemkot Surabaya.

Ia menyatakan aplikasi tersebut membuat Risma bisa memantau dari jauh meski tak sedang berada di Surabaya sekalipun.

Dampak positifnya, lanjut dia, birokrasi Pemkot Surabaya mampu bekerja secara maksimal sesuai dengan tugas, pokok, dan fungsi (Tupoksi).
"Saya kan sering tugas lain keluar daerah. Maka ini mempermudah saya mantau. Tetap bisa kerja walau dari jauh, ya seperti ini," kata dia.

Terkait aplikasi itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskoinfo) Surabaya, M Fikser pernah mengatakan pihaknya memasang 280 CCTV dengan teknologi pengenal wajah di Surabaya. Teknologi ini akan terpasang di 150 CCTV milik Diskominfo Surabaya dan 130 CCTV milik Dishub Surabaya.

"Server dan aplikasi pengenal wajahnya sudah siap, yang lagi dikerjakan di lapangan adalah pemasangan kamera, masih dalam proses," ungkap Fikser saat dikonfirmasi di Surabaya, Rabu (20/11).(cnnindonesia.com)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel