Jangan Heran GNPF Ulama Bela Anies Beri Diskotek Penghargaan! Take A Beer!

Gak Usah Heran GNPF Ulama Bela Anies Beri Diskotek Penghargaan! Take A Beer!

Darirakyat.com - Ada yang ribut dan mencibir ketika salah satu diskotik di Jakart diberikan penghargaan. Itu biasa saja. tidak perlu diributkan. Normal. Coba pahami alasan DKI Jakarta memberi penghargaan Adikarya Wisata:

"Penghargaan Adikarya Wisata itu ada 31 kategori bukan cuma itu salah satunya diskotek dari 31 diskotek itu yang menang Colosseum. Kemudian karena kontribusi terhadap pariwisata Jakarta. Ada tim yang (menilai) itu semua. Kan diatur dalam undang-undang bahwa diskotek masuk salah satu tempat usaha pariwisata kan, pariwisata jadi kan nggak ada yang ngelarang.” (Alberto Ali, CNNIndonesia)

Ada yang salah? Tidak ada. Sudah sepantasnya diskotek itu mendapat penghargaan sesuai dengan kriteria yang dipenuhinya. Yang menentukan diskotek mana yang menang atau kalah adalah tim penilai. Yang menentukan kriterianya juga pasti orang profesional. Jadi biasa saja.

Bahkan menurut saya sendiri, sudah sepantasnya DKI Jakarta menghargai bisnis diskotek yang memfasilitasi kebutuhan masyarakat yang rindu akan hiburan di malam hari. Selain menyediakan tempat untuk melepas kepenatan, tentu saja juga ikut menggerakkan ekonomi. Dan yang pasti DKI Jakarta mendapatkan masukan yang tidak sedikit.

Itulah sebabnya GNPF Ulama tidak menyalahkan DKI Jakarta memberikan penghargaan itu. Pernyataan ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak itu sudah tepat bahwa selama diskotek tidak melanggar aturan, maka tidak ada yang salah.

"Saya pikir tidak ada sesuatu yang aneh. Dan tidak hanya diputuskan oleh gubernur serta stafnya, tetapi ada dewan juri yang tidak tanggung-tanggung. Orang- orangnya memang berpengalaman sekali dalam bidangnya. Penghargaan itu bukan diberikan hanya untuk satu. Terdiri dari tempat hiburan, diskotek, hotel, restoran, travel, penerbangan, bahkan ada sekolah menengah kejuruan, sekolah tinggi, lalu media, media elektronik.

Bukan karena saya pendukung beliau tapi saya mengenal beliau. Pak Anies ini orang yang paling hati hati dan paling concern dalam menjalankan sesuatu sesuai aturan dan kaidah peraturan. Orang yang paling takut dan konservatif. Insya Allah masyarakat bersama Gubernur DKI selama tidak melanggar peraturan. Marilah kita membantu dan memberikan support kepada setiap pejabat atau pemimpin daerah yang menjalankan tugasnya dengan baik dan Insya Allah saya tahu bahwa saya mengenal beliau (Anies Baswedan).” (Yusuf Muhammad Martak, CNNIndonesia)

Yang perlu Anda perhatikan dari pernyataan Martak itu adalah soal ‘keyakinan’-nya terhadap Anies. Itulah kunci dari segalanya. Selama masyarakat yakin pemimpinnya benar, maka mereka tidak akan banyak komentar alias bungkam. Tidak mungkin pula mereka mendemo. Kuncinya adalah ‘keyakinan’.

Tetapi memang, soal ‘keyakinan’ itu pula yang menjadi sumber permasalahan selama ini. Itulah yang membuat mereka (GNPF) dulu menolak adanya diskotek di DKI. Mereka tidak yakin bahwa seorang pemimpin kafir akan menjalankan aturan yang berlaku terhadap diskotek. Mereka tidak yakin bahwa pemimpin kafir akan melakukan yang baik terhadap Jakarta. Mereka tidak yakin dan percaya seorang kafir akan mampu melakukan kebaikan.

Makanya mereka mendemo Ahok. Mereka menolak Ahok karena dia kafir, bukan karena pekerjaannya. Buktinya, dulu mereka teriak tutup diskotek karena dianggap sebagai tempat maksiat. Ketika Ahok menutup salah satu diskotek karena terbukti tidak memenuhi syarat, mereka diam saja. Mereka anggap itu adalah kewajiban seorang gubernur. Beda ketika Anies beri penghargaan pada salah satu diskotek, mereka yakin itu sudah sesuai dengan aturan dan melalu pertimbangan.

Mereka rela menjual ayat-ayat dan agama mengalahkan Ahok. Apa pun akan mereka lakukan demi menumbangkan Ahok. Karena mereka yakin dari yang kafir tidak akan ada datang kebaikan. Terbukti ketika Anies menggusur tanpa menyediakan rusun, mereka diam. Ketika Ahok dulu menggusur dan menyediakan rusun, mereka sebut tidak manusiawi. Sebab mereka tidak yakin pemimpin kafir akan melakukan hal yang benar sekalipun itu adalah kebenaran.

Kita tidak bisa berbuat apa sebab mereka memang sudah seperti itu. Tugas kita yang waras dan berakal sehat ini hanya bisa mengingatkan dan terus menyuarakan kebenaran. Selebihnya, biar proses yang menentukan.

Keyakinan memang kadang baik kalau disertai dengan akal sehat. Menjadi masalah besar ketika keyakinan tanpa disertai akal sehat, bisa masuk jurang yang sama berkali-kali seperti keledai.

Atau alasan kenapa GNPF Ulama diam bisa jadi karena katanya ormas-ormas sudah dapat kucuran dana cukup banyak. Bisa jadi loh yah! (Mora Sifudan, seword.com)



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel