Setelah Ahok, Akan Ada Nama Lain Lagi yang Erick Siapkan Jadi Bos BUMN, Siapa Dia?



Setelah Ahok, Erick Siapkan “Bom” Lain Jadi Bos BUMN, Siapa Dia?


Darirakyat.com - Nama Ahok kemarin ini dimunculkan oleh Erick Thohir. Langsung berdampak heboh seperti bom yang meledak di tengah-tengah dunia radikalisme yang bercokol di BUMN.

Erick Thohir memasang nama Ahok, dan beberapa hari meledak, membuat para kaum kadal gurun kepanasan dan melakukan provokasi.

Mereka yang ada di dalam kubangan radikalisme, korupsi dan terorisme, merasa diterror. Harus diakui bahwa ledakan yang dihasilkan oleh “bom” itu sangatlah dahsyat dan tidak main-main dampaknya.

"Nanti Senin ada lagi dikasih tahu, ada figur lagi yang bagus lagi,"
kata Erick saat dijumpai di kompleks istana Kepresidenan, Kamis (14/11/2019).

Dari kalimat yang diucapkan Erick di atas, tentu kita bisa melihat bahwa Erick ingin BUMN maju. Dengan memposisikan orang-orang yang tepat. The right person in the right place. Mencari figur yang bagus.

Setelah Erick melihat kesuksesannya yang meletuskan nama Ahok di tengah-tengah heningnya dunia politik dan dunia BUMN, Erick tidak berhenti. Dia tidak mau berhenti menikmati hingar bingar petasan-petasan yang ada.

Pejabat pelat merah di Indonesia ini siap dirombak lagi. Setelah kejutan pertama yang mendobrak dan menjebol pertahanan kadal gurun, Erick masih mau melanjutkan. Bagi penulis, membahas orang setelah Ahok inilah yang tidak kalah serunya. Setelah Pertamina, BUMN mana lagi yang akan mendapatkan "orang bagus"?

Ahok ditunjuk dan dirasa cocok untuk menjaga sektor perminyakan. Pertamina. Ia memiliki latar belakang itu. Selain latar belakang usahanya, dia memiliki latar belakang pendidikan yang juga sesuai dengan perminyakan.

Dia adalah insinyur lulusan ilmu metalurgi. Kesesuaian ini memang tidak terbantahkan dan membuat Ahok cocok di Pertamina. Kalau PLN mungkin cocok orang yang berlatar belakang teknik elektro.

BUMN itu banyak sekali sayapnya. Untuk minyak kita sudah tahu ada Pertamina. Penulis sekarang ingin melirik ke arah BUMN yang bergerak dalam bidang jasa dan penerbangan. Adalah Garuda Airlines, perusahaan yang merugi dan tidak untung.

Penerbangan di Indonesia memang saat ini harus diakui, sedang tidak baik-baik saja. Bayangkan saja tiket penerbangan lokal atau domestik bisa lebih mahal dari tiket penerbangan internasional.

Artinya, ada masalah keuangan yang serius. Entah karena tingginya biaya, atau ada mafia yang bermain-main harga. Duopoli maskapai nasional bernama Garuda Indonesia Airlines dengan Lion Air, mungkin membuat tidak ada persaingan harga.

Di dalam kesulitan ini, butuh orang-orang yang mampu mendobrak, kalau bisa meledakkan praktik-praktik mafia yang ada.

Kalau dulu Susi berperan menenggelamkan kapal ilegal yang mencuri ikan, penulis memiliki feeling kuat bahwa Erick Thohir akan menarik Susi Pudjiastuti untuk menjadi bos BUMN di bagian penerbangan. Apa kelebihan Susi?

Pertama, Susi Pudjiastuti tegas. Ketegasannya dalam melawan mafia, membuat banyak orang merinding. Bahkan atasannya langsung pun sempat berseteru dengan Susi.

Susi ini loyal terhadap Jokowi. Bahkan meski mendapat penentangan dari pihak lain, dia mengaku bahwa Jokowi memintanya untuk maju terus sampai selesai periodenya.

Susi tidak di-reshuffle dan dipecat seperti Anies, pun merupakan kode Jokowi setuju dengan orang ini. Namun memang pada akhir periode pertama Jokowi, dia melepas Susi. Karena daya jual yang tinggi, yakni ketegasan.

Kedua, Susi Pudjiastuti punya latar belakang perusahaan penerbangan. Susi adalah mantan menteri yang diambil dari profesional. Tidak ada partai, hanya kemampuan dan rekam jejak. Dia punya perusahaan Susi Air yang melayani rute-rute pendek.

Pesawatnya banyak namun kecil. Dan memang specialty Susi bukan pesawat komersil. Mungkin latar belakang kepemilikan perusahaan ini bisa membuat Susi cocok mengurus BUMN Garuda.

Perseteruan Garuda dan Sriwijaya Air pun juga rasanya bisa diselesaikan. Karena selain latar belakang perusahaan penerbangan, dia juga pernah menjadi menteri.

Artinya deal-deal politik dengan customer dan manusia, juga ia sudah kuasai. Komplit. Udara dan air bersatu di dalam diri Susi Pudjiastuti.

Ketiga, Susi Pudjiastuti tidak ada tekanan politik. Seperti yang penulis ulas di atas, Susi itu nonpartisan. Artinya dia bisa bekerja dengan lebih bebas. Dia bisa bekerja tanpa tekanan dari partai politik pendukungnya.

Dari ketiga alasan di atas ini, apakah Susi Pudjiastuti cocok menjadi bos Garuda Indonesia Airlines?

Semoga saja iya. Saya bet Susi Pudjiastuti, terlepas dari polemiknya dan perseteruannya dengan atasannya terkait penenggelaman kapal ilegal yang katanya membuat iklim investasi kelautan di indonesia sempat lesu.

Setelah Susi menenggelamkan kapal ilegal di laut, akankah dia akan juga menenggelamkan mafia-mafia penerbangan? Kita lihat saja nanti. Ini hanya prediksi, keputusan ada di tangan Erick Thohir dan Jokowi.

Begitulah tebak-tebak.

(Manuel Mawengkang, seword.com)



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel