Duhai Wanita Sang Penjaga Moral, Dimanakah Dirimu Berada? Lihat dan Buka Mata soal Anies Ini
Sunday 16 June 2019
Edit
Darirakyat.com - Fahira Idris, siapa yang tak kenal. Dia seorang pengusaha, aktivis sekaligus anggota DPD RI mewakili DKI Jakarta. Selalu lantang berteriak soal moral, apalagi saat Ahok memimpin DKI Jakarta. Tapi tampaknya 2 tahun belakangan drinya mendadak jadi pendiam. Sejak Anies Baswedan memimpin DKI kiprahnya kurang terdengar tajam terutama kritik moralnya. Dimanakah dirinya berada?
Kalau dilihat dari jejaknya sih masih ada di seputaran Jakarta secara dirinya terpilih lagi menjadi anggota DPD 2019-2024
Dari rekapitulasi KPU DKI Jumat 17 Mei, diketahui empat caleg DPD dengan raihan suara tertinggi. Mereka adalah Jimly Asshiddiqie (644.063 suara), Sabam Sirait (626.618 suara), Fahira Idris (581.108 suara) dan Sylviana Murni (455.182 suara).
https://www.liputan6.com/pileg/read/3969812/gagal-di-pilkada-dki-2017-sylviana-murni-terpilih-jadi-anggota-dpd
Standar moral semestinya berlaku sama bagi setiap orang. Berbicara tentang batasan moral sudah pasti sama berlaku bagi setiap orang. Tapi sepertinya tidak berlaku bagi sosok Fahira Idris. Neng Fahira ini kok milih-milih kalau komplain masalah moral. Kalau rasanya bukan teman akan di protes habis bila teman ya diam saja tidak akan diprotes, berpura-pura tidak ada yang terjadi semua aman terkendali.
Masih ingat saat Ahok melarang SOTR alias Sahur on the road, Fahira langsung mengecam dan meradang. Bahwa siapapun yang melarang SOTR akan berhadapan dengan dirinya.
https://m.merdeka.com/peristiwa/ahok-larang-sahur-on-the-road-anggota-dpd-dki-fahira-idris-meradang.html
Lucunya gaya mengecam dan meradang ini tak berlaku saat Sandi Uno ataupun Anies Baswedan melarang SOTR, dirinya diam seribu bahasa seolah hidup di gua tanpa tau dunia luar. Tak ada kecaman ataupun sandiwara meradang atas himbauan larangan SOTR.
Begitu pula saat Takbir keliling lalu. Takbir keliling yang nyaris memakan korban anak-anak. Huaahhh bila itu terjadi di jaman Ahok niscaya kecaman bertubi-tubi akan ramai dilancarkan olehnya dan bila perlu beserta penjaga moral lainnya akan minta ditayangkan isi kecaman itu di acara ILC selama 5 jam tanpa iklan dan tanpa interupsi, bebas meradang dan mencela seenak hati. Numpang tanya ILC masih adakah?
Ada lagi soal patung bambu alias karya seni bambu buah karya Joko Avianto seharga Rp. 550 juta yang diresmikan Anies Baswedan yang banyak.dipersepsikan orang mirip orang bercinta, https://kumparan.com/@kumparannews/joko-avianto-jawab-isu-soal-seni-bambu-di-hi-mirip-orang-bercinta-1534512405814289370
Bila hal itu di jaman Ahok sontak akan dibicarakan tanpa jeda oleh para penjaga moral termasuk eneng satu ini. Dijamin setiap hari tak ada berita tanpa mengecam, mengoceh soal moral, tak sesuai kaidah agama, tuntunan etika gara-gara patung mirip bercinta. Tapi karena ini jaman Anies Baswedan bedalah tak ada lagi ocehan moral, semua sudah sesuai dengan koridor iman, etika dan kesopanan.
Ramainya berita soal Anies Baswedan yang diam-diam menebitkan IMB di area reklamasi, sontak membuat semua mata rakyat terbelalak. Belum lama rasanya kampanye Pilkada DKI penuh dengan gegap gempita soal Anies-Sandi menolak reklamasi. Nyatanya janji tinggallah janji! DPRD pun merasa kecolongan.
Ketua Fraksi PDIP di DPRD DKI, Gembong Warsono, menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak konsisten menolak proyek reklamasi di Teluk Jakarta. Dia menuding Anies hanya menggunakan proyek reklamasi untuk menarik opini dan simpati agar terpilih dalam Pemilihan Gubernur DKI 2017.
https://metro.tempo.co/read/1214290/anies-terbitkan-imb-pulau-reklamasi-dprd-merasa-kecolongan
Kemana juga si eneng yang rajin berteriak dulu soal reklamasi? Akun IG Maklambeturah memuat jejak Anies soal janji penghentian reklamasi. Eeehh ada juga tentang Neng Fahira yang berpose Tolak Reklamasi, kemenangan telak hingga dua digit pada Pilkada kemarin karena mayoritas warga Jakarta menolak reklamasi. Untuk reklamasi jangan ada kompromi. Warga Jakarta ada dibelakang Anies-Sandi. Maju terus bersama kita tolak reklamasi. Mereka boleh punya kuasa, wewenang dan uang. Tetapi selama rakyat bersatu dan katakan 'Tolak Reklamasi' kekuatan apapun harus tunduk. https://www.instagram.com/p/Byq9CXNHDaJ/?igshid=15quemk0566zc
Aih jadi ingat slogan katakan tidak pada korupsi padahal korupsi. Ayo dong Bu Fahira Idris bicara moral! Kita kangen standar moralnya. Lihat dan buka mata bahwa Pak Anies bohong tuh soal reklamasi, kok diam saja. Atau jangan-jangan diam sesuai dengan kata-kata *kekuatan apapun harus tunduk?. Akhirnya para penjaga moral diam dan tertunduk juga. Jadi penasaran kira-kira kekuatan apa yang sanggup membikin diam seribu bahasa? (seword/dhian pras)