Viral Video, Ketika Presiden Jokowi Ngevlog Bareng Putra Penyanyi Dewi Yull, Lihat Videonya di Sini
Tuesday, 10 October 2017
Edit
Surya adalah seorang
penyandang disabilitas. Ia adalah putra pasangan
dari Dewi Yull dan Ray Sahetapy.
Mengawali vlognya yang
berjudul Inspirasi dari Surya Sahetapy, Jokowi terlebih dahulu memperkenalkan
siapa Surya Sahetapy.
"Saat ini saya
sedang bersama dengan Surya Sahtapy, putra Mbak Dewi Yull dan Mas Ray
Sahetapy."
"Mirip sekali
dengan bapaknya, tapi malah lebih ganteng dan lebih milenial."
" Surya ini
adalah kita ingin memberikan perhatian dan pemerintah memberikan pekerjaan dan
fasilitas-fasilitas umum."
"Dengar-dengar
Surya mau jadi DJ ya? Gimana ceritanya?" tanya Jokowi.
Lalu Surya menjawab,
yang diterjemahkan seorang perempuan, "Sebetulnya bukan mau jadi DJ, Pak.
Saya cuma latihan aja."
"Sebetulnya bukan
mau DJ pak, dia mau staf presiden untuk membangun rumah-rumah penyandang
disabilitas di Indonesia," sahut seorang perempuan.
"Bisa, bisa, he
he," ujar Jokowi.
"Kali ini Surya
akan mengajarkan saya bahasa isyarat," ucap Jokowi.
"Pak Jokowi cinta
kita dan Indonesia," ujar Surya dalam bahasa isyarat.
"Terima kasih dan
semoga tercapai cita-citamu," sahut Jokowi.
Presiden Jokowi dan
Surya berbicara soal pemberian fasilitas bagi para penyandang disabilitas tuna
rungu seperti Surya di Indonesia.
"Kita ingin juga
memberikan perhatian dari pemerintah agar (memberikan) kesempatan kerja,
fasilitas-fasilitas umum ditingkatkan untuk kaum difabel," ujar Jokowi.
Dari kesunyian dunia
tanpa kata, Surya melangkah penuh percaya diri ke dunia yang riuh dengan luapan
kata-kata.
Seringkali, orang
tertipu menganggapnya sebagai orang dengar karena Surya piawai berkomunikasi
dengan membaca bibir walaupun ia tak dapat mendengar secara total.
Dilansir dari
Kompas.com, Panji Surya Putra Sahetapy membuktikan, bahwa menjadi tuli bukanlah
kecacatan.
Meskipun berbicara
lancar dan menyerap kalimat lawan bahasanya dengan membaca bibir, Surya tetap
menyelingi omongannya dengan gerakan tangan dan mimik ekspresif yang merupakan
bahasa kaum tuli.
Sejak tahun 2014,
Surya terlibat mengajar bahasa isyarat untuk masyarakat umum dan mengedukasi
tentang dunia bahasa isyarat.
Edukasi itu juga
termasuk bagaimana membedakan terminologi tuna rungu dan tuli.
“Selama ini,
masyarakat memakai kata tunarungu dan menganggap kata tuli itu sebagai bahasa
kasar. Buat kami, tunarungu justru kasar. Tuli merupakan terminologi sosial
budaya, merepresentasikan bahwa kami adalah pengguna bahasa isyarat. Tidak ada
malu,” kata Surya yang menjadi delegasi tuli asal Indonesia ke PBB dan NASA
pada tahun 2016 lalu.
Kata tunarungu justru
berasal dari persepsi medis.
Tuna berarti rusak
sehingga tuna rungu bermakna rusak pendengaran.
“Harus diperbaiki
supaya bisa mendengar. Kami tidak butuh. Nggak bisa dengar enggak masalah.
Masih ada cara lain seperti bahasa isyarat, terapi wicara, baca bibir. Masih
bisa cara lain. Kami mengedukasi supaya semakin banyak masyarakat yang tahu.
Orang berfikir bahasa isyarat hanya untuk orang tuli saja. Padahal tidak,”
ungkap Surya yang kini aktif dalam dunia advokasi untuk pemenuhan hak orang
tuli.
Dengan belajar bahasa
isyarat, masyarakat tak hanya bisa berkomunikasi dengan orang tuli. Bahasa
isyarat ternyata mampu membuat otak lebih aktif.
Bahasa isyarat tidak
hanya melibatkan kelincahan tangan, tetapi juga gerakan ekspresi di wajah.
Semakin banyak bahasa
isyarat yang digunakan maka semakin ekspresif seseorang.
Ibarat senam muka,
ekspresi intens ketika berbahasa isyarat itulah yang menjadi kunci awet muda
dan membentuk wajah yang selalu tersenyum seperti yang dimiliki Surya.
Sukses untukmu Surya,
semoga tetap menginspirasi! (medan.tribunnews.com)
BERIKUT VIDEO NGE-VLOG JOKOWI-SURYA