Memilukan dan Menohok Kalbu, Istri Pria yang Tewas Dibakar Hidup-hidup usai Tudingan Menyakitkan
Friday, 4 August 2017
Edit
Darirakyat.com - Seorang pria berinisial MA dikeroyok dan
dibakar hidup-hidup oleh warga karena dituduh sebagai pelaku pencurian
amplifier milik mushala memiliki profesi sebagai orang yang mereparasi
alat-alat elektronik.
"Suami saya jual
beli amplifier bekasi, ngerakit box-box salon. Kalau saya nggak kerja,"
ujar istri dari almarhum MA, Siti Zubaidah (25) saat ditemui di kediamannya,
Kampung Jati, Desa Cikarang Kota, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Kamis
(3/8/2017).
Ia melanjutkan,
biasanya almarhum suaminya akan mencari barang-barang atau amplifier bekas,
lalu direparasi di rumah dan dijual lagi setelah diperbaiki.
Sehingga, kata dia,
ada kemungkinan saat itu almarhum suaminya sedang mampir untuk shalat dan
amplifier tersebut bukanlah hasil curian, melainkan sudah dibeli.
Adapun mushala
tersebut bernama Al-Hidayah di Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten
Bekasi, Selasa (1/8/2017) dan waktu kejadian sekitar pukul 16.30 WIB.
Zubaidah yang
ditinggalkan almarhum telah memiliki seorang anak laki-laki berusia empat tahun
dan satu lagi masih dalam kandungan berusia enam bulan.
Ia juga mengatakan,
pertama kali mengetahui kondisi suami dari pihak kepolisian yang datang ke
rumahnya pada Selasa malam sekitar pukul 23.00 WIB.
"Ya katanya
(polisi) suami saya nyuri amplifier di mushala di daerah Babelan, terus
dihakimi, digebukin, terus dibakar hidup-hidup. Sempat enggak percaya, masa
suami saya. Kalau bukan liat di foto itu saya nggak percaya kalau itu suami
saya," kata Zubaidah.
Ketidakpercayaan
Zubaidah ini didasarkan karena tempat kejadian bukanlah jalur suaminya bekerja.
Dia mengatakan,
biasanya almarhum suaminya bekerja ke daerah Cileungsi untuk mencari amplifier
bekas.
"Karena kan itu
enggak satu jalur, lain jalur itu mah. Setau saya, dia ke daerah Cileungsi,
arah-arah Bogor," kata dia.
Selain itu, Zubaidah
juga mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan almarhum suaminya, sebelum MA
berangkat untuk bekerja pada siang hari setelah waktu dzuhur.
Biasanya juga, kata
Zubaidah, MA kembali ke rumah setelah bekerja pada sore hari sekitar pukul
17.00 WIB.
Sampai saat ini
Zubaidah mengaku belum mendatangi tempat kejadian saat almarhum suaminya
dihakimi massa.
Sambil terisak tangis,
Zubaidah pun berharap adanya keadilan untuk almarhum suaminya, agar pelaku yang
telah membakar suaminya segera ditemukan dan diproses hukum.
Almarhum MA telah
dimakamkan pada Rabu (2/8/2017) sore di TPU Kedondong, BTN Buni Asih Kongsi,
Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi
Yakin Suaminya Bukan
Pencuri
Siti Zubaidah (25),
istri dari MA, pria di Bekasiyang dibakar hidup-hidup karena dituduh mencuri
amplifier mushala, tidak percaya bahwa suaminya melakukan pencurian.
Berdasarkan video yang
ia lihat di media sosial, amplifier mushala itu masih ada.
“Saya sempat lihat
dari (video) YouTube, kalau amplifier punya mushala masih ada di dalam mushala.
Di video itu ada suara orang yang ngomong begitu, tetapi sekarang videonya
sudah enggak ada,” ujar Zubaidah (25) saat ditemui di kediamannya, Kampung
Jati, Desa Cikarang Kota, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Kamis (3/8/2017).
Zubaidah menduga,
suaminya bukan mencuri, tetapi tengah berada di mushala untuk shalat dengan
membawa amplifier bekas yang akan direparasi.
“Jadi dia (MA) udah
dapet barang (amplifier), pas dia selesai solat terus langsung ada yang liat
(MA) bawa amplfier, ya mungkin itu langsung diteriakin maling, langsung
dihakimi warga,” kata Zubaidah.
Ia menyampaikan, dalam
video yang dilihatnya tersebut, MA belum sempat mengikat amplifier, tetapi
sudah diamuk dan diteriaki massa. Namun, kata Zubaidah, video yang ia tonton
itu sudah hilang dari media sosial.
Oleh karena itu,
Zubaidah meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas dan mengungkap pelaku
yang membakar suaminya.
“Kalau pun umpamanya
suami saya bersalah, melakukan pencurian itu, tapi kan enggak harus sampai
dianiaya atau dibakar begitu kan, dia bukan hewan,” kata dia.
Sehari-hari, MA
bekerja sebagai tukang reparasi alat elektronik. Ia mencari barang-barang atau
amplifier bekas lalu direparasi di rumah untuk kemudian dijual lagi setelah
diperbaiki.
Almarhum MA
meninggalkan Zubaidah serta seorang anak laki-laki berusia empat tahun dan bayi
enam bulan yang masih dalam kandungan sang istri.
Sementara itu,
Kapolres Metro Bekasi, Kombes Asep Adi Saputra mengatakan, MA dikeroyok dan
dibakar hidup-hidup oleh warga, Selasa (1/8/2017) sekitar pukul 16.30 WIB.
MA dibakar hidup-hidup
karena dituduh sebagai pelaku pencurian amplifier milik Mushala Al-Hidayah di
Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.
"Peristiwa
tersebut benar adanya dengan petunjuk-petunjuk dari saksi yang telah
melaporkan. Benar juga orang yang diduga pelaku (pencurian) meninggal dunia,
dikeroyok juga dibakar massa dan dilaporkan sebagai pengambil barang
tersebut," ujar Kapolres Metro Bekasi Kombes Asep Adi Saputra di Polres
Metro Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kamis (3/8/2017).
Polisi telah melakukan
olah TKP dan mendapatkan beberapa barang bukti, di antaranya satu unit sepeda
motor milik MA, dua unit amplifier di motor tersebut, dan satu amplifier di tas
gendong warna hitam. Asep mengatakan, amplifier yang menjadi barang bukti
diakui milik mushala.( TRIBUN-MEDAN.com)