Bos First Travel Sudah Tertangkap Tapi yang Terjadi pada Korban Asal Bekasi Ini Terlanjur Memilukan


Darirakyat.com, BEKASI -- Enam korban penipuan biro perjalanan umroh First Travel asal Kota Bekasi, Jawa Barat mengalami depresi.

Mereka meminta agar pemerintah turun tangan menangani persoalan ini, sehingga uang mereka yang disetorkan itu bisa kembali.

"Kami minta agar uangnya dikembalikan. Saya stres karena uang Rp 18 juta yang disetor justru tidak kembali dan gagal umroh," ujar Maryanah (52), warga RT 03/19, Jatimakmur, Pondokgede, Kota Bekasi pada Minggu (20/8).

Maryanah mengaku, uang yang disetorkan itu dari hasil menabung selama beberapa bulan.
Awalnya dia dijanjikan akan berangkat umroh ke Tanah Suci Makkah pada awal Januari 2017 lalu.

Namun berkali-kali rencana itu urung dilakukan dengan alasan pesawatnya telah penuh.

Dia bersama lima kerabatnya yang juga korban penipuan serta anaknya, Suhendi (31) mendatangi kantor agen dari First Travel itu di daerah Jatiwaringin, Pondokgede.

Mereka datang untuk meminta kejelasan adanya penundaan keberangkatan itu.

"Saat itu saya diminta setor lagi Rp 2 juta dengan alasan untuk sewa pesawat. Bila ditotal sudah Rp 18 juta yang disetor," katanya.

Dia tergiur dengan agen perjalanan First Travel karena menawarkan harga yang cukup murah dari biro lainnya.

Dia sempat mengecek ke beberapa biro, rata-rata mereka memasang tarif sekitar Rp 25 jutaan per orang.

"Makanya pas tahu di sini murah, saya langsung mendaftarkan diri," ujarnya.

Maryanah menyadari telah menjadi korban penipuan saat polisi mengungkap kasus penipuan yang dilakukan oleh pemilik First Travel.

Bahkan dia langsung depresi bila mendengar ada pemberitaan terkait First Travel lewat siaran televisi.

Salah satu anak Maryanah, Suhendi (33) menambahkan, ada enam orang kerabatnya yang menjadi korban penipuan ini.

Bahkan mereka mulai menunjukkan sikap yang kurang wajar.

"Ada keluarga saya bernama Bu Anah yang stres dan sempat guling-gulingan sambil menangis histeris di jalan saat tahu menjadi korban penipuan First Travel," ujar Suhendi.

Namun sang ibu, menujukkan sikap depresi dengan menurunnya nafsu makan serta melamun dalam kondisi tertentu.

"Ibu saya jadi susah makan, sekarang malah lebih sering melamun," katanya.

Menurut dia, sikap depresi yang ditunjukkan oleh orangtua dan kerabatnya itu merupakan hal yang wajar.

Soalnya mereka telah menggelar acara syukuran atas rencana keberangkatan umroh ke Tanah Suci Makkah.

"Yah kita malu juga sama orang lain, bukannya sudah berangkat malah menjadi korban penipuan," ujarnya.

Korban lainnya bernama Kunut (75), mengaku mulai mengalami permasalahan kesehatan yang mengakibatkan penurunan stamina.

Beberapa hari terakhir, kepalanya kerap sakit karena memikirkan belasan juta rupiah yang telah disetor ke First Travel.

"Saya dan istri sudah setor uang Rp 32 juta untuk berangkat ke Tanah Suci. Tapi sampai sekarang malah jadi korban penipuan. Padahal uangnya hasil ngumpulin dari arisan," katanya.

Dia berharap, agar pemerintah turun tangan menangani persoalan ini. Dengan demikian, First Travel bisa mengembalikan uang para calon jemaah umroh.

"Saya minta dikembaliin aja, kalau ada uang lagi saya pakai agen lain untuk berangkat umroh," jelasnya. (wow.tribunnews.com)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel