Bos First Travel Sudah Tertangkap Tapi yang Terjadi pada Korban Asal Bekasi Ini Terlanjur Memilukan
Sunday 20 August 2017
Edit
Darirakyat.com, BEKASI
-- Enam korban penipuan
biro perjalanan umroh First Travel asal Kota Bekasi, Jawa Barat
mengalami depresi.
Mereka meminta agar
pemerintah turun tangan menangani persoalan ini, sehingga uang mereka yang
disetorkan itu bisa kembali.
"Kami minta agar
uangnya dikembalikan. Saya stres karena uang Rp 18 juta yang disetor justru
tidak kembali dan gagal umroh," ujar Maryanah (52), warga RT 03/19,
Jatimakmur, Pondokgede, Kota Bekasi pada Minggu (20/8).
Maryanah mengaku, uang
yang disetorkan itu dari hasil menabung selama beberapa bulan.
Awalnya dia dijanjikan
akan berangkat umroh ke Tanah Suci Makkah pada awal Januari 2017 lalu.
Namun berkali-kali
rencana itu urung dilakukan dengan alasan pesawatnya telah penuh.
Dia bersama lima
kerabatnya yang juga korban penipuan serta anaknya, Suhendi (31)
mendatangi kantor agen dari First Travel itu di daerah Jatiwaringin,
Pondokgede.
Mereka datang untuk
meminta kejelasan adanya penundaan keberangkatan itu.
"Saat itu saya
diminta setor lagi Rp 2 juta dengan alasan untuk sewa pesawat. Bila ditotal
sudah Rp 18 juta yang disetor," katanya.
Dia tergiur dengan
agen perjalanan First Travel karena menawarkan harga yang cukup murah
dari biro lainnya.
Dia sempat mengecek ke
beberapa biro, rata-rata mereka memasang tarif sekitar Rp 25 jutaan per orang.
"Makanya pas tahu
di sini murah, saya langsung mendaftarkan diri," ujarnya.
Maryanah menyadari
telah menjadi korban penipuan saat polisi mengungkap kasus penipuan
yang dilakukan oleh pemilik First Travel.
Bahkan dia
langsung depresi bila mendengar ada pemberitaan terkait First
Travel lewat siaran televisi.
Salah satu anak
Maryanah, Suhendi (33) menambahkan, ada enam orang kerabatnya yang
menjadi korban penipuan ini.
Bahkan mereka mulai
menunjukkan sikap yang kurang wajar.
"Ada keluarga
saya bernama Bu Anah yang stres dan sempat guling-gulingan sambil menangis
histeris di jalan saat tahu menjadi korban penipuan First
Travel," ujar Suhendi.
Namun sang ibu,
menujukkan sikap depresi dengan menurunnya nafsu makan serta melamun
dalam kondisi tertentu.
"Ibu saya jadi
susah makan, sekarang malah lebih sering melamun," katanya.
Menurut dia,
sikap depresi yang ditunjukkan oleh orangtua dan kerabatnya itu
merupakan hal yang wajar.
Soalnya mereka telah
menggelar acara syukuran atas rencana keberangkatan umroh ke Tanah Suci Makkah.
"Yah kita malu
juga sama orang lain, bukannya sudah berangkat malah
menjadi korban penipuan," ujarnya.
Korban lainnya bernama
Kunut (75), mengaku mulai mengalami permasalahan kesehatan yang mengakibatkan
penurunan stamina.
Beberapa hari
terakhir, kepalanya kerap sakit karena memikirkan belasan juta rupiah yang
telah disetor ke First Travel.
"Saya dan istri
sudah setor uang Rp 32 juta untuk berangkat ke Tanah Suci. Tapi sampai sekarang
malah jadi korban penipuan. Padahal uangnya hasil ngumpulin dari
arisan," katanya.
Dia berharap, agar
pemerintah turun tangan menangani persoalan ini. Dengan demikian, First
Travel bisa mengembalikan uang para calon jemaah umroh.
"Saya minta
dikembaliin aja, kalau ada uang lagi saya pakai agen lain untuk berangkat
umroh," jelasnya. (wow.tribunnews.com)