Akhir Cerita 'Petak Umpet' Rizieq Shihab

Jakarta,Darirakyat.com  -- Rizieq Shihab bak tengah bermain petak umpet dengan polisi. Tak ada yang mengetahui keberadaannya secara pasti. Pertemuan terakhir CNNIndonesia.com dengan pentolan Front Pembela Islam (FPI) ini terjadi di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Rabu (19/4) silam.

Suara serak pria berjanggut yang senantiasa mengenakan sorban kala mengajak massa untuk meneriakkan kata 'takbir' ini tak terdengar dalam aksi bertajuk bela Islam yang berlangsung di 'menit-menit akhir' jelang pembacaan vonis terhadap terdakwa kasus penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Bahkan, Rizieq juga tak terlihat saat FPI bersama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) dan sejumlah kelompok kontra Ahok lainnya menggelar aksi di depan Kementerian Pertanian untuk mengawal sidang pembacaan vonis terhadap terdakwa Ahok, Selasa (9/5).

Polda Metro Jaya resmi mengeluarkan surat penjemputan paksa Rizieq pada Senin (15/5). 

Langkah ini dilakukan lantaran pria kelahiran 24 Agustus 1965 ini mangkir dari panggilan pemeriksaan pemeriksaan terkait dugaan percakapan berkonten pornografi antara dirinya dengan Ketua Yayasan Solidaritas Keluarga Cendana Firza Husein yang telah dilayangkan sebanyak dua kali.
Dikabarkan, Rizieq berada di Arab Saudi untuk menjalankan ibadah Umrah bersama keluarganya sejak Jumat (28/4). 

Namun belakangan, orang-orang terdekatnya mengabarkan bahwa Rizieq berada di Malaysia. Mereka menyampaikan, Rizieq tengah menemui promotor studi program doktornya di Universitas Sains Islam Malaysia, Nilai, Negeri Sembilan.

Kini, Rizieq dikabarkan telah meninggalkan Malaysia, Namun, bukan untuk kembali Indonesia, melainkan balik ke 'Tanah Suci'. Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menilai keseriusan polisi dalam mengusut kasus yang menyeret namanya menahan langkah Rizieq pulang ke Indonesia. 

Menurutnya, berbagai alasan digunakan Rizieq untuk mengulur penyelidikan atau penyidikan yang dilakukan polisi.

"Kondisi dalam negeri saat ini tidak kondusif bagi Rizieq, makanya dia tak kunjung kembali ke Indonesia. Keberangkatannya ke Arab Saudi dengan alasan Umrah itu tentunya tak lepas dari informasi soal keseriusan polisi menuntaskan kasusnya," kata Bambang kepada CNNIndonesia.com, Senin (15/5).

Dia pun menilai cara-cara yang digunakan Rizieq untuk mengulur penyelidikan dan penyidikan kasusnya sudah tidak relevan, terlebih dalam penggunaan istilah 'kriminalisasi ulama'. Menurutnya, Rizieq sudah kalah dalam 'pertarungan' kali ini. "Terminologi kriminalisasi itu sangat subyektif. Demikian juga dengan istilah kriminalisasi ulama yang digunakan sangat bias. Ini menunjukkan Rizieq sudah hampir 'selesai', Polri disini sudah di atas angin,” kata dia. Merasa Difitnah

Kuasa hukum Rizieq, Sugito Atmo Pawiro, mengatakan kembalinya Rizieq ke Arab Saudi bukan bermaksud melarikan diri dari panggilan polisi, melainkan untuk menenangkan diri lantara merasa difitnah dalam dugaan percakapan pornografi itu. 

Dia menyebut kliennya akan pulang ke Indonesia sebelum atau sesudah Ramadan. Selain untuk menenangkan diri, Sugito juga menyebut kembalinya Rizieq ke Arab Saudi sebagai upaya perlawanan melawan ketidakadilan. 

"Dia (Rizieq) tidak melarikan dari tanggung jawab. Hanya simbol lawan ketidakadilan, bahwa ini fitnah," kata Sugito kepada CNNIndonesia.com di Jakarta, Senin (15/5).

Dugaan percakapan berkonten pornografi antara Rizieq dengan Firza berawal dari laporan yang diterima Polda Metro Jaya dengan Nomor: LP/510/I/2017/PMJ/Dit Reskrimsus terkait dugaan penyebaran percakapan berkonten pornografi. Laporan ini awalnya dari cuplikan layar (screenshot) percakapan bermuatan pornografi diduga antara Rizieq dan Firza pada Januari lalu. 

Pelaporan didasarkan pada Pasal 4 ayat (1) juncto Pasal 29 dan/atau Pasal 32 Undang-undang 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, serta Pasal 27 ayat (1) juncto Pasal 45 ayat (1) UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Polda Metro Jaya kemudian menindaklanjuti laporan dengan memanggil Rizieq sebagai saksi. Pemeriksaan dijadwalkan pada Rabu (25/4), namun ditunda karena Rizieq Shihab tidak hadir dengan alasan sedang melakukan ibadah Umrah.

Polisi kemudian melayangkan surat pemanggilan kedua terhadap Rizieq pada Senin (8/5) untuk pemeriksaan pada Rabu (10/5). Lagi-lagi, Rizieq tidak memenuhi panggilan tersebut karena tidak berada di Indonesia.

Kini, sebagian warga mungkin saja menanti, kapan Rizieq datang ke Indonesia dan menghadapi kasus hukumnya. Bukan sekadar berani menghadapi lautan massa dan meneriakkan takbir. (CNN Indonesia)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel