Gempa Turki Jadi Pertaruhan 'Hidup-Mati' Erdogan, Kenapa?



Darirakyat.com - Gempa berkekuatan M 7,8 mengguncang Selatan Turki pada Senin, (6/2/2023) dini hari waktu setempat. Kekuatan gempa yang besar ini telah menimbulkan kerusakan parah di sekitar wilayah negara itu yang berbatasan dengan Suriah.

Dengan keparahan yang timbul, Pemerintah Turki di bawah Presiden Recep Tayyip Erdogan telah mengambil beberapa langkah seperti menerapkan tanggap darurat bencana hingga menghubungi negara-negara lain untuk ikut membantu proses evakuasi korban yang masih tertimbun di reruntuhan.

Meski begitu, sehari setelah gempa melanda, partai oposisi dan beberapa penduduk di daerah yang paling parah mengeluh bahwa pihak berwenang lamban atau tidak siap untuk bereaksi terhadap kehancuran.

Ugur Poyraz, Sekretaris Jenderal Partai IYI nasionalis kanan-tengah, mengatakan dia telah mengunjungi daerah-daerah yang terkena dampak parah dan pada Selasa pagi tidak terlihat tanda-tanda petugas penyelamat darurat.

"Jelas tidak ada koordinasi bantuan profesional. Warga dan tim lokal bergabung dalam operasi penyelamatan sendiri untuk menyelamatkan orang-orang di reruntuhan," paparnya, dilansir Reuters, Rabu (8/2/2023).

Sementara itu, masalah lain yang membelit Erdogan kemungkinan besar juga terkait biaya rekonstruksi. Apalagi, Turki sebelumnya telah terpukul oleh inflasi 58% serta kerusakan gempa yang berdampak pada 13 juta penduduk

Beberapa analis mengaitkan hambatan ini dapat menjadi manuver politik penting bagi Erdogan menjelang pemilihan umum pada Mei mendatang. Sejumlah pakar menyebut langkah-langkah yang dianggap salah dalam tanggapan bencana dapat melukai suara figur yang telah berkuasa selama hampir 1 dekade itu.

"Erdogan menanggapi krisis dengan cepat dan koheren. Itu kemungkinan akan memoles citra pemimpinnya yang kuat menjelang pemilihan 14 Mei - jika pemerintah dapat mempertahankan momentum awalnya," ujar konsultan Eurasia Group kepada Reuters.

Hal ini juga diutarakan oleh direktur pelaksana strategi ekuitas pasar berkembang dan perbatasan di Tellimer, Hasnain Malik. Menurutnya, kebijakan Erdogan dalam bencana ini dapat menarik minat pemilih, utamanya pemilih mengambang.

"Tanggapan pemerintah Erdogan terhadap bencana alam ini mungkin membentuk sikap pemilih mengambang, tetapi loyalitas sebagian besar pemilih sudah ditentukan," tuturnya. (cnbcindonesia.com)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel