Viral! Batal Nikah karena Mahar Kurang Rp 700 Ribu, Begini Kisah Sesungguhnya




Darirakyat.com -
Kisah pasangan calon pengantin gagal menikah karena mahar kurang Rp 700 ribu, viral di media sosial.

Usut punya usat, ternyata kisah pasangan gagal menikah karena mahar kurang tersebut terjadi di Desa Blambangan, Kecamatan Pengandonan, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).

Kisah gagal menikah karena mahar ini, nyaris mirip dengan yang terjadi di Kabupaten Indramayu. Bedanya, yang satu karena sertifikat rumah dan yang kali ini hanya karena uang Rp700 ribu.


Lalu, bagaimana kisah sesungguhnya? Rupanya kejadian di Desa Blambangan ini, diceritakan kakak wanita mempelai pria.

Lewat akun media sosial miliknya, dia mengisahkan bahwa adiknya hendak menikah dengan gadis di Desa Belandang.

Pasangan muda ini, sudah melaksanakan berbagai persiapan. Bahkan sudah foto prewedding, beli souvenir, undangan dan barang yang mau dibawa saat lamaran.

Singkat cerita, saat proses lamaran keluarga dari pihak wanita meminta agar mahar yang dibayarkan Rp 35 juta.

Bukan hanya itu, pihak wanita juga meminta emas hingga uang tunai Rp 5 juta untuk ibu kandung dari calom mempelai.

Kedua pasangan itu sepakat. Keluarga calon mempelai pria juga menyatakan kesiapan untuk membayar mahar yang dimaksud.

Lamaran pun tuntas. Tapi, belakangan justru ada masalah yang timbul, karena dari pihak mempelai wanita tidak mengurus administrasi ke Kantor Urusan Agama (KUA).

Kakak wanita dari calon mempelai pria, Silvia menceritakan, pihaknya sangat kaget karena keperluan nikah belum didaftarkan di KUA, padahal hari pernikahan kian dekat.

Dia lantas menanyakan ke pihak mempelai wanita dan didapat informasi bahwa mereka belum mengurus administrasi, lantaran uang Rp 5 juta yang dijanjikan belum diberikan.

Setelah itu, ada permintaan lagi yakni biaya untuk mengurus keperluan di KUA Rp 1,2 juta, sewa hantaran Rp 1,5 juta.

Sehingga total keperluan ini, mencapai Rp 7,7 juta. Permintaan ini, lalu disanggupi keluarga mempelai pria.

Silvia menyebutkan, mereka terpaksa menyanggupi lantaran merasa tidak ada pilihan lain dan terus didesak oleh keluarga mempelai wanita.

Tibalah H-1 pernikahan. Keluarga mempelai pria datang membawa uang Rp 7 juta dari yang diminta Rp 7,7 juta.

Mereka menyampaikan di hadapan mempelai wanita bahwa uang yang dibawa kurang Rp 700 ribu.

Respons dari keluarga mempelai wanita ternyata tidak diduga dan dianggap telah menyinggung keluarga mempelai pria.

Ternyata sang mempelai wanita marah dan kecewa, membanting pintu seraya masuk ke dalam kamar.

Tindakan di depan keluarga mempelai pria itu, membuat mereka memutuskan membatalkan pernikahan tersebut di H-1.

Dikonfirmasi terkait dengan kejadian tersebut, Kepala Desa Blambangan, Salman mengatakan, persoalan tersebut telah dilakukan mediasi.

Saat mediasi dilaksanakan, pihak mempelai pria menyatakan mereka sudah bulat dengan keputusan membatalkan pernikahan.

Adapun terkait uang yang telah diberikan, mereka mengikhlaskan dan tidak meminta dikembalikan.

"Memang benar, sudah dilaksanakan mediasi dari malam sampai dini hari," kata Salman, dilansir dari Palpos.

Menurut dia, saat mediasi dilaksanakan dari pukul 20.00 sampai dengan 01.00 dini hari, tidak ada yang disepakati.

Keluarga dari mempelai wanita mengaku siap melanjutkan pernikahan, kendati uang yang diminta kurang Rp 700 ribu.

Sedangkan keluarga dari mempelai pria, memilih tidak melanjutkan pernikahan. Setelah kejadian tersebut viral, keluarga calon mempelai wanita pergi dari desa tersebut.

Mereka sampai dengan saat ini tidak terlihat lagi di Desa Blambangan dan belum diketahui keberadaannya.

Kisah pasangan muda gagal menikah karena mahar kurang Rp 700 ribu tersebut kini viral di media sosial dan menjadi perbincangan di mana-mana. (radarcirebon.com)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel