Sri Mulyani Malah Senang Kalau Ada yang Pamer Harta di Medsos, Ini Alasannya



Darirakyat.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku senang jika ada seseorang dari kalangan super tajir atau biasa disebut crazy rich yang memamerkan harta di media sosial atau medsos.

Sri Mulyani cukup punya alasan terkait hal itu. Sebab, crazy rich yang pamer harta itu akan langsung didatangi oleh petugas Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan.

"Kami senang kalau di medsos ada yang pamer mengenai account number, 'account saya yang paling gede'. Begitu ada yang pamer 'saya punya beberapa miliar', salah satu petugas pajak kami bilang 'ya nanti kita datangilah'," kata Sri Mulyani dikutip dari Kompas.com pada Jumat (11/3/2022).

Sri Mulyani menjelaskan pemantauan yang dilakukan Ditjen Pajak melalui media sosial terhadap orang-orang yang pamer harta, merupakan salah satu upaya menjaga kepercayaan masyarakat.

Artinya, kata Sri Mulyani, bahwa negara melakukan pemungutan pajak secara adil. Adapun pajak yang dipungut itu pun akan digunakan untuk pembangunan nasional.

"Masyarakat kita akan percaya kepada pemerintah kalau dia tahu diperlakukan adil dan uang pajaknya kembali lagi," ujar Sri Mulyani.

"Bukannya dikantongi atau ditaruh di belakang kantor saya, (tapi uang pajak) digunakan untuk bangun sekolah, bangun jalan raya, bangun irigasi."

Lebih lanjut, Sri Mulyani mengaku mengamati masyarakat Indonesia yang suka memamerkan kekayaan di media sosial.

Itu mulai dari saldo rekening, pemberian hadiah mewah, hingga menerima fasilitas perusahaan yang mewah.

Menurut Sri Mulyani, karena fenomena itulah yang mendorong petugas pajak untuk memastikan mereka telah membayar kewajibannya.

"Sekarang ini ada juga kan di media sosial anak-anak yang baru umur 2 tahun sudah dikasih hadiah pesawat, bukan pesawat-pesawatan ya, tapi pesawat beneran sama orangtuanya," ucap Sri Mulyani.

"Jadi memang di Indonesia kan ada yang crazy rich, ada yang dia mendapatkan fasilitas dari perusahaannya itu memang luar biasa besar. Itulah yang sekarang dimasukkan dalam perhitungan perpajakan, itu yang disebut aspek keadilan."

Lebih lanjut, Sri Mulyani menambahkan, Ditjen Pajak saat ini bisa masuk ke semua lembaga keuangan maupun nonkeuangan untuk mendapatkan informasi mengenai wajib pajak.

Selain itu, Indonesia juga sudah masuk dalam sistem pertukaran data perpajakan atau Automatic Exchange of Information (AEoI) antarnegara.

Oleh karena itu, Sri Mulyani memastikan, data perpajakan yang dimiliki Ditjen Pajak akan menjadi semakin lengkap.

Baik itu mengenai data harta wajib pajak yang berada di dalam negeri maupun wajib pajak yang berada di luar negeri.

"Jadi yang enggak pamer (harta) saja bisa diketahui, apalagi yang pamer," kata Sri Mulyani. (kompas.tv)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel