Karena Alasan Ini Rocky Gerung Bilang: Presiden Jokowi Orang Pertama yang Ditangkap Jika...


Darirakyat.com - Pengamat politik Rocky Gerung mengatakan jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan orang pertama yang akan ditangkap.

Menurutnya, penangkapan tersebut terjadi jika perubahan politik dalam beberapa waktu ke depan. Pasalnya, Jokowi sudah menjadi pelaku yang menyebabkan kerumunan di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Hal itu seperti yang dialami oleh Habib Rizieq saat ini yang ditangkap dalam kasus kerumunan dan sudah divonis bersalah oleh pengadilan dengan hukuman 8 bulan penjara.

"Banyak orang jadi tokoh tapi bukan faktor. Habib adalah faktor dalam perubahan politik ke depan," katanya dalam YouTube Refly Harun, seperti dilihat, Jumat (11/6/2021).

Lanjutnya, ia pun menjelaskan dengan membuat perumpamaan. 

Seperti, ada perubahan politik minggu depan dan kasus Habib Rizieq itu belum diputuskan karena masih banding di Pengadilan Tinggi.

Kemmudian, tiba-tiba Habib Rizieq dipercepat prosesnya, lalu dihukum (inkrah/putusaan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap). Maka, katanya, begitu ada perubahan politik yang ditangkap pertama adalah Presiden Jokowi.

"Yang ditangkap pertama adalah Pak Jokowi karena dia melakukan kerumunan, berlaku prinsip stare decisis," tegasnya.

"Saya ini pengajar teori hukum dan filsafat hukum, jadi mengapa saya terangkan itu karena HRS ini kita bayangkan apa kesalahannya?,” ungkapnya.

Sebab, ia mengatakan jika Habib Rizieq ditahan, maka pejabat yang mempunyai kasus sama akan dihukum setara.

"Kalau mau fair maka hukum juga akan merembet ke Pak Jokowi, ke Khofifah ke menteri-menteri. Tapi ini kan tidak begitu," ujarnya.

Karena itu, ia menilai banyak yang menginginkan Habib dibebaskan oleh pengadilan, sebab, jika dihukum maka ini akan menjadi preseden bagi yang melakukan kasus serupa.

"Yang menginginkan Habib bebas bukan saya, Khofifah menginginkan bebas, termasuk Pak Jokowi juga ingin Habib bebas, agar tidak berlaku doctrine of precedent. Sebab jika Habib dihukum, itu menjadi parameter yang lain harus dihukum juga. Logikanya begitu," tukasnya. (wartaekonomi.co.id)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel