Viral Kisah Wanita Diperas dan Dilecehkan Setelah Menjalani Rapid Test di Bandara Soekarno-Hatta


Darirakyat.com - Sebuah utas mengenai pengalaman rapid test di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta tengah meramaikan jagat sosial media sore ini. Utas ini dicuitkan oleh seorang wanita selaku korban pemerasan dan pelecehan seksual oleh dokter berinisal EFY yang menangani rapid test di bandara tersebut. 




Korban merencanakan perjalanan dari Jakarta ke Nias, Sumatera Utara pada Minggu (13/9). Karena belum sempat rapid test, korban memutuskan untuk diuji di bandara sebelum keberangkatan. Dengan jadwal penerbangan pukul enam pagi, korban sudah berada di bandara dua jam sebelumnya. Kemudian ia mengunjungi tempat rapid test yang disediakan secara resmi oleh bandara, bukan dari penyedia jasa travel. 

Sebelumnya, korban mengakui jika ia percaya bahwa hasil yang akan keluar adalah non reaktif baik untuk lg G maupun lg M. Hal ini lantaran ia baru saja pulang dari Australia Barat enam hari sebelumnya dan kasus komunitas di sana sudah 0 selama berbulan-bulan. 

Hasil yang keluar rupanya tidak sesuai dugaan. Dokter EFY mengungkap hasil lg G nya reaktif. Mulanya korban sempat bingung dan berujung pasrah jika penerbangannya harus dibatalkan.




Tak lama kemudian dokter EFY kembali menawarkan korban untuk tetap berangkat. Korban sudah enggan karena takut menularkan pada orang lain sesampainya di Nias. Tetapi, korban menyebut EFY terkesan 'memaksa' untuk menawarkan penggantian data korban dan tes rapid ulang dengan biaya Rp 150 ribu.




Setelah mendapat surat keterangan non reaktif, korban pergi menuju pintu keberangkatan. Rupanya EFY mengikutinya dari belakang dan mengajaknya ngobrol di tempat sepi. EFY kemudian meminta sejumlah uang karena dianggap telah membantu korban. Ingin urusannya cepat selesai, korban tanpa pikir panjang menransfer uang sebesar Rp 1,4 juta kepada EFY. "Jangan bilang ke yang lain ya mbak, takut yang lain pada minta juga," ucapnya sebelum korban mengirimkan uang. 



Tak sampai di situ, EFY kemudian mendekati wajah korban dan membuka maskernya. EFY berusaha mencium dan meraba bagian dada korban. Sontak korban terkejut dan tidak bisa berbuat apa-apa. "Perasaanku benar-benar hancur. Nangis sekeras-kerasnya dari dalam. Bahkan untuk teriak tolong aja gak bisa," ungkapnya. Korban hanya mampu menghindar dan berdalih bahwa pesawat sebentar lagi akan boarding. 

Korban masih kerap diganggu melalui pesan singkat oleh EFY pasca insiden tersebut. 



Setibanya di Nias, korban kembali melakukan rapid test pada Selasa (15/9) dan hasilnya memang non-reaktif. Saat ini korban sudah melapor kepada pihak berwajib dan masih menunggu proses laporan tersebut. (today.line.me.id)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel