Mengerikan! Ekonom Ungkap Dampaknya Bila Jakarta PSBB Total

Menteri-menteri Jokowi Kritik Anies Soal PSBB Jakarta Jilid II - Bisnis  Tempo.co


Darirakyat.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan siang ini akan mengumumkan kepastian diterapkannya kembali pengetatan PSBB di Ibu Kota. Sejak diumumkan beberapa hari yang lalu, rencana Anies itu sudah menimbulkan gonjang-ganjing di dunia ekonomi.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira menilai keputusan yang diambil oleh Anies sejatinya adalah pilihan yang sulit. Sebab jika dilakukan akan muncul tekanan dari ekonomi, namun jika tidak dilakukan penyebaran wabah COVID-19 semakin besar dan akan kembali mempengaruhi ekonomi.

"Sebenarnya ini memang pilihan yang cukup sulit, karena kita bisa melihat bahwa beban dari sisi ekonomi kalau tidak dilakukan PSBB ini justru akan semakin besar," terangnya dalam Podcast Tolak Miskin dengan tema PSBB Jakarta Terulang, Ekonomi Kejang-kejang.

Menurutnya era new normal juga belum bisa memulihkan ekonomi Indonesia seutuhnya. Konsumsi yang menjadi motor ekonomi RI masih terbilang rendah.

Jika melihat dari hal itu pengetatan PSBB Jakarta menurut Bhima patut dilakukan. Sebab ekonomi tidak sepenuhnya pulih, namun penyebaran COVID-19 semakin besar yang justru nantinya akan berdampak kembali ke ekonomi.

Namun konsekuensi penerapan PSBB Jakarta menimbulkan gejolak ekonomi secara jangka pendek. Salah satu yang sudah terlihat adalah kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah.

Tak hanya itu, PSBB Jakarta jika dilakukan juga disinyalir akan menimbulkan gelombang PHK baru yang dia sebut sebagai gelombang ketiga PHK selama masa pandemi dan menjadi puncaknya.

"Kita memang harus bersiap menghadapi lonjakan pengangguran tahap 3 atau PHK gelombang 3. Gelombang 1 waktu Maret PSBB awal, gelombang 2 itu saat PSBB dilonggarkan, nah harapannya gelombang 3 ini merupakan puncak dari PHK massal," terangnya.

Selain itu Bhima juga meyakini kuartal III-2020 ini Indonesia akan resmi masuk jurang resesi. Namun dia yakin jika PSBB Jakarta dilakukan secara serius kuartal IV-2020 mulai ada perbaikan dan di kuartal I-2021 pertumbuhan ekonomi akan kembali positif.(finance.detik.com)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel