Anies Baswedan Ingin Bangun Kios di Trotoar, Dikritik DPR Begini

Anies Baswedan Larang Lakukan Isolasi Mandiri di Rumah, Satgas Tak Setuju:  'Kalau Semua Dimasukkan, Penuh Rumah Sakitnya' - Grid Health


Darirakyat.com - Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad buka suara terkait rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk membangun kios dagang di atas trotoar. Dasco menyebut rencana tersebut berpotensi menuai pelomik.

Dasco menyarankan pada Anies agar rencana tersebut dikaji lebih dalam. Apalagi, lanjut dia, jika ternyata rencana pembangunan kios dagang di atas trotoar guna menggerakan roda ekonomi di ibu kota.

Ia tidak ingin niat baik tersebut justtru menjadi masalah karena kebijakan yang tidak tepat.

"Tetapi kalau ini tujuan untuk menggerakkan roda ekonomi dan kemudian kelangsungan pedagang saya pikir, selain kajian matang, itu juga diformulasikan trotoar mana yang boleh dan tidak boleh. Dan itu juga jangan sampai trotoar kemudian menyebabkan kemacetan," ujar Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (2/9/2020).

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mulai kembali membicarakan rencana lamanya untuk membangun kios dagang di atas trotoar. Padahal belakangan ini angka penularan corona di DKI Jakarta sedang sangat tinggi.

Hal ini diketahui dalam rapat pimpinan (rapim) yang digelar di ruang pola blok G gedung Balai Kota DKI Jakarta hari ini, Senin (31/8/2020).

Pertemuan ini beragendakan pembahasan pembangunan kios Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di jalan utama.

Seusai rapat, Anies enggan ditemui awak media yang meminta penjelasan soal rencana ini. Begitu juga dengan Plt Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (PPKUKM) DKI Andri Yansah juga tak mau ditanya apapun.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Hari Nugroho yang ikut terlibat dalam rencana ini mengatakan pihaknya masih menunggu keterangan lebih lanjut dari Andri Yansah terkait rencana ini.

Kendati demikian, ia meyakini pembangunan kios tidak akan mengganggu hak pejalan kaki yang menjadi prioritas. Selain itu berdasarkan aturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), jalur pedesterian ini bisa saja dijadikan tempat berdirinya kios.

"Trotoar kan hak pejalan kaki kalau pejalan kaki merasa sudah terganggu di dalam Permen PUPR 3 2014 menyebutkan boleh digunakan untuk PKL tapi dengan ketentuan," ujar Hari saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (31/8/2020).

Ia juga belum mau membocorkan nama lokasi trotoar yang akan dibangun kios karena pemiliknya berbeda-beda. Namun, salah satu yang menjadi pertimbangan adalah Jalan Kesenian yang memang dimiliki oleh Dinas Bina Marga.

"Kan aset banyak trotoarnya, ada yang punya bina marga, ada yang punya MRT, ada yang punya dinas SDA, Dinas Pertamanan. Nanti dari masing-masing yang punya aset itu menyampaikan," jelasnya.

Ia sendiri menyebut satu lokasi trotoar bisa ditempatkan 1-2 kios. Namun hal ini baru bisa ditetapkan setelah pihaknya memberikan rekomendasi dan menerima desain dan segala keperluan dari Dinas PPUKM.

"Satu kios yang ada di jalan kesenian, ada kok, itu pun belum keluar dari saya, saya baru menyampaikan kalo mau bikin begini-begini, persyaratan nya begini," pungkasnya.

Rencana pendirian kios bagi pedagang di trotoar ini sudah berlangsung sejak pertengahan tahun 2019. Saat itu banyak pihak yang menentang rencana ini karena dianggap akan mengganggu pejalan kaki.

Selain itu, kios serta pedagang juga nantinya dinilai malah akan merusak trotoar karena dagangannya. Namun Pemprov berdalih sebaliknya.

Saat kios didirikan, tidak akan merusak karena memiliki sistem kebersihan yang baik. Selain itu kios akan menjajakan hidangan siap saji tanpa perlu ada proses mengotori trotoar.

Kios ang didirikan juga bukan di atas trotoar sempit. Jalur pedesterian yang boleh dipakai berjualan adalah yang memiliki lebar sekitar 2 meter atau lebih.

Bahkan demi rencana ini, Anies sampai mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub). Namun sejak virus Covid-19 mewabah, rencana ini sempat redup dan baru sekarang kembali dibahas.

Diketahui, jumlah pasien positif terjangkit Covid-19 di Jakarta terus bertambah. Bahkan hari ini, Senin (31/8/2020) ribuan orang kembali dilaporkan positif terjangkit virus corona.

Terhitung sejak kemarin sampai saat ini, dilaporkan ada 1.029 orang lagi yang terjangkit virus yang pertama ditemukan di China ini.

Tidak hanya hari ini penambahan pasien mencapai ribuan orang. Kemarin, DKI mencatat dalam satu hari dilaporkan 1.114 orang positif corona.

Dengan demikian, total akumulasi seluruh pasien positif berjumlah 40.309 orang. Jumlah pasien ini tersebar dari seluruh wilayah ibu kota.

(suara.com)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel