Neno Warisman soal Doa yang Dinilai Ancam Tuhan, Refly: Kok Terkait Anies?
Saturday, 11 July 2020
Edit
Darirakyat.com - Neno Warisman sempat membuat heboh ketika melantunkan puisi dan doa yang dinilai mengancam Allah dalam acara Munajat 212 di Monas, Jakarta Pusat, Kamis 21 Februari 2019. Ketika itu, publik tengah larut dalam euforia Pemilihan Presiden 2019.
Dalam doanya di atas panggung, Neno Warisman yang saat itu menjadi anggota tim sukses calon presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno gentar jika pasangan calonnya kalah dalam Pilpres 2019, kekacauan bakal melanda umat Islam.
“Dan jangan, jangan kau tinggalkan kami dan menangkan kami, karena jika engkau tidak menangkan, kami khawatir ya Allah, kami khawatir ya Allah tak ada lagi yang menyembahmu,” demikian penggalan doa dan puisi Neno Warisman yang dinilai menganalogikan Pilpres bak Perang Badar.
Doa itu sempat viral. Tagar #NenoMengancamAllah pun bergema di jejaring sosial Twitter. Sejumlah pihak, termasuk Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU), turut berpendapat terkait doa tersebut.
Kepada Pakar Hukum dan Tata Negara Refly Harun, mantan penyanyi yang beken di era 80-an tersebut bercerita di balik doa tersebut. Mulanya, Refly yang mengungkit doa tersebut saat berbicara via aplikasi pertemuan Zoom dengan Neno Warisman.
"Ketika bunda (Neno) membacakan puisi 'Tuhan menangkanlah salah satu pasangan calon. Jika tidak, nanti tidak akan ada lagi yang menyembah-Mu', itu ekspresi yang luar biasa dan kontroversial sekali," ujar Refly Harun seperti dikutip Suara.com dari video di kanal Youtube Refly Harun, Sabtu (11/7/2020).
Neno Warisman mengaku suka berpuisi. Namun, dia malah menjelaskan puisi tersebut untuk menasihati Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang saat itu berpasangan dengan mantan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno.
"Jadi waktu zaman Anies sama Sandi, aku sedang ada di Palu. Lalu panitia minta aku pulang. Dengan susah payah, aku pulang karena itu adalah momen para ulama menasihati Anies dan Sandi. Lalu aku diminta untuk menasihati," tutur Neno.
Bahkan, Neno Warisman menjelaskan, berdasarkan informasi dari orang terdekat, saat itu Sandiaga Uno menangis. Sementara, kata Neno, istri Anies Baswedan, Fery Farhati, sampai mengaku takut mendengarkan.
"Karena (saat itu), saya bilang seorang pemimpin tidur berbantalkan api neraka, jika ada rakyatnya yang miskin. Wah Fery (istri Anies--red) sampai kaget gitu, tapi ya kan memang kekuasaan itu membuat orang terlena," tutur Neno Warisman.
Menurut Neno Warisman, dia menambahkan beberapa bait dari puisi tersebut. Ketika mengoreksi puisi tersebut, Neno Warisman beralasan teringat dengan kisah Perang Badar di zaman Nabi Muhammad SAW yang membuatnya tergetar.
"Ketika saya mengoreksi puisi saya, saya teringat doa yang sering saya baca. Kisah itu membuat saya amazing. Saya kalau membaca literatur perang badar itu selalu tergetar. Pada saat itu, saya tambahkan," kata Neno.
Neno Warisman mengatakan itu merupakan doa yang biasa dia lantunkan. Dia pun melantunkan doa yang dinilai 'mengancam Allah' itu ketika menyaksikan perjudian di Malaysia.
"Seperti waktu saya ke Malaysia, saya melihat adanya perjudian. saya berdoa sama seperti itu: Ya Allah ya Rabb, hamba khawatir sekali. Kalau Engkau tidak menolong umat di sini untuk mereka beribadah dan bertobat, aku khawatir di sini tidak ada lagi yang menyembah Engkau ya Rabb," kata Neno Warisman.
Dia berdalih doa itu dilantunkan karena melihat kezaliman yang beranak pinak. "Jadi tidak ada yang istimewa menurut aku. Itu biasa menurut aku, orang-orang aja yang nggak biasa mendengarnya," kata Neno Warisman.
Ketika Neno selesai menjelaskan, Refly Harun mempertanyakan tujuan doa itu dibacakan. Refly Harun heran, doa itu dibacakan pada saat Pilpres 2019, namun ada kaitannya dengan Anies Baswedan yang notabene bukan salah satu pasangan calon.
"Tapi itu (doanya) kan menjelang Pilpres.Itu pas Munajat 212. Kok ada kaitannya sama Anies, padahal ditujukan ke…" ujar Refly Harun yang dipotong Neno sebelum selesai berbicara.
Neno Warisman mengatakan, "Itu konteksnya sosial banget. Kalau nggak ada kepemimpinan yang lebih baik. Saya selalu bilang pak Jokowi memang sudah memimpin baik. Tapi kita kan boleh meminta yang lebih baik. Jadi kalau nggak ada yang lebih baik, saya khawatir."
Sebelumnya, Neno Warisman juga sempat mengklarifikasi soal doa tersebut dalam acara Tadabbur Spesial Ramadhan yang bertajuk Ayat Suci Untuk Konstitusi, Senin 6 Mei 2019 silam.
Karenanya, Neno menyangka dirinya yang hanya berdoa justru dipermasalahkan oleh banyak pihak. Sebab, dalam doa tersebut, Neno mengakui meminta agar Indonesia diberikan pemimpin yang sayang kepada rakyatnya.
"Bagaimana negeri ini, orang berdoa kok jadi masalah? Ini doa saya setiap hari. Ya tak setiap hari, tapi yang sering saya minta kepada Allah SWT, ya Allah berikan pemimpin yang sayang kepada kami," ujar Neno di AQL Islamic Center, Tebet, Jakarta Selatan. (suara.com)
Dalam doanya di atas panggung, Neno Warisman yang saat itu menjadi anggota tim sukses calon presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno gentar jika pasangan calonnya kalah dalam Pilpres 2019, kekacauan bakal melanda umat Islam.
“Dan jangan, jangan kau tinggalkan kami dan menangkan kami, karena jika engkau tidak menangkan, kami khawatir ya Allah, kami khawatir ya Allah tak ada lagi yang menyembahmu,” demikian penggalan doa dan puisi Neno Warisman yang dinilai menganalogikan Pilpres bak Perang Badar.
Doa itu sempat viral. Tagar #NenoMengancamAllah pun bergema di jejaring sosial Twitter. Sejumlah pihak, termasuk Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU), turut berpendapat terkait doa tersebut.
Kepada Pakar Hukum dan Tata Negara Refly Harun, mantan penyanyi yang beken di era 80-an tersebut bercerita di balik doa tersebut. Mulanya, Refly yang mengungkit doa tersebut saat berbicara via aplikasi pertemuan Zoom dengan Neno Warisman.
"Ketika bunda (Neno) membacakan puisi 'Tuhan menangkanlah salah satu pasangan calon. Jika tidak, nanti tidak akan ada lagi yang menyembah-Mu', itu ekspresi yang luar biasa dan kontroversial sekali," ujar Refly Harun seperti dikutip Suara.com dari video di kanal Youtube Refly Harun, Sabtu (11/7/2020).
Neno Warisman mengaku suka berpuisi. Namun, dia malah menjelaskan puisi tersebut untuk menasihati Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang saat itu berpasangan dengan mantan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno.
"Jadi waktu zaman Anies sama Sandi, aku sedang ada di Palu. Lalu panitia minta aku pulang. Dengan susah payah, aku pulang karena itu adalah momen para ulama menasihati Anies dan Sandi. Lalu aku diminta untuk menasihati," tutur Neno.
Bahkan, Neno Warisman menjelaskan, berdasarkan informasi dari orang terdekat, saat itu Sandiaga Uno menangis. Sementara, kata Neno, istri Anies Baswedan, Fery Farhati, sampai mengaku takut mendengarkan.
"Karena (saat itu), saya bilang seorang pemimpin tidur berbantalkan api neraka, jika ada rakyatnya yang miskin. Wah Fery (istri Anies--red) sampai kaget gitu, tapi ya kan memang kekuasaan itu membuat orang terlena," tutur Neno Warisman.
Menurut Neno Warisman, dia menambahkan beberapa bait dari puisi tersebut. Ketika mengoreksi puisi tersebut, Neno Warisman beralasan teringat dengan kisah Perang Badar di zaman Nabi Muhammad SAW yang membuatnya tergetar.
"Ketika saya mengoreksi puisi saya, saya teringat doa yang sering saya baca. Kisah itu membuat saya amazing. Saya kalau membaca literatur perang badar itu selalu tergetar. Pada saat itu, saya tambahkan," kata Neno.
Neno Warisman mengatakan itu merupakan doa yang biasa dia lantunkan. Dia pun melantunkan doa yang dinilai 'mengancam Allah' itu ketika menyaksikan perjudian di Malaysia.
"Seperti waktu saya ke Malaysia, saya melihat adanya perjudian. saya berdoa sama seperti itu: Ya Allah ya Rabb, hamba khawatir sekali. Kalau Engkau tidak menolong umat di sini untuk mereka beribadah dan bertobat, aku khawatir di sini tidak ada lagi yang menyembah Engkau ya Rabb," kata Neno Warisman.
Dia berdalih doa itu dilantunkan karena melihat kezaliman yang beranak pinak. "Jadi tidak ada yang istimewa menurut aku. Itu biasa menurut aku, orang-orang aja yang nggak biasa mendengarnya," kata Neno Warisman.
Ketika Neno selesai menjelaskan, Refly Harun mempertanyakan tujuan doa itu dibacakan. Refly Harun heran, doa itu dibacakan pada saat Pilpres 2019, namun ada kaitannya dengan Anies Baswedan yang notabene bukan salah satu pasangan calon.
"Tapi itu (doanya) kan menjelang Pilpres.Itu pas Munajat 212. Kok ada kaitannya sama Anies, padahal ditujukan ke…" ujar Refly Harun yang dipotong Neno sebelum selesai berbicara.
Neno Warisman mengatakan, "Itu konteksnya sosial banget. Kalau nggak ada kepemimpinan yang lebih baik. Saya selalu bilang pak Jokowi memang sudah memimpin baik. Tapi kita kan boleh meminta yang lebih baik. Jadi kalau nggak ada yang lebih baik, saya khawatir."
Sebelumnya, Neno Warisman juga sempat mengklarifikasi soal doa tersebut dalam acara Tadabbur Spesial Ramadhan yang bertajuk Ayat Suci Untuk Konstitusi, Senin 6 Mei 2019 silam.
Karenanya, Neno menyangka dirinya yang hanya berdoa justru dipermasalahkan oleh banyak pihak. Sebab, dalam doa tersebut, Neno mengakui meminta agar Indonesia diberikan pemimpin yang sayang kepada rakyatnya.
"Bagaimana negeri ini, orang berdoa kok jadi masalah? Ini doa saya setiap hari. Ya tak setiap hari, tapi yang sering saya minta kepada Allah SWT, ya Allah berikan pemimpin yang sayang kepada kami," ujar Neno di AQL Islamic Center, Tebet, Jakarta Selatan. (suara.com)