Kronologi Buruh Pabrik Rokok Sampoerna Terpapar Corona Secara Massal


Heboh Virus Corona Landa HM Sampoerna, Apakah Produk Rokoknya ...

Darirakyat.com - Buruh pabrik rokok PT HM Sampoerna Tbk terpapar virus Corona secara massal.

Pemerintah Kota Surabaya memastikan telah mengambil langkah cepat dalam menangani kasus Covid-19 yang dialami puluhan karyawan PT HM Sampoerna Tbk, Rungkut Surabaya, Jawa Timur.

Pemkot Surabaya menyarankan pihak manajemen HM Sampoerna agar melakukan isolasi bagi karyawan yang reaktif rapid test.

Tak hanya itu, mulai 19 April 2020 hingga hampir 1 minggu, Pemkot Surabaya telah menjalin komunikasi dengan manajemen PT HM Sampoerna.

Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan, pemkot getol melakukan tracing dan penyemprotan di lingkungan perusahaan dan perkampungan, untuk mencegah dan memutus mata rantai penyebaran virus tersebut.

Selain itu, pihaknya juga intens berkomunikasi dengan manajemen HM Sampoerna. Bahkan, manajemen telah bertemu langsung dengan Walikota Surabaya Tri Rismaharini pada 26 April 2020 di Balai Kota Surabaya.

“Karena ibu (Walikota Surabaya) juga menyarankan tolong Sampoerna tutup sementara dan minta supaya seluruh yang positif rapid test itu dimasukkan isolasi di hotel, dan dia (pihak manajemen) menyanggupi,” kata Eddy dikutip Kantor Berita RMOLJatim saat menggelar jumpa pers di Balai Kota Surabaya, Sabtu (2/5).

Eddy menyebutkan bahwa pada 27 April 2020, pihaknya kembali bertemu dengan manajemen.

Saat itu, Eddy kembali menyampaikan kepada manajemen kapan akan dilakukan isolasi bagi karyawan yang positif rapid test.

Namun begitu, pihak manajemen menyampaikan masih berkomunikasi dengan hotel di wilayah barat.

“Kita sarankan, jangan (hotel) di wilayah Surabaya barat, cari yang dekat dengan kantor (PT HM Sampoerna) supaya pantauannya dan pengawasannya lebih enak. Akhirnya disepakati dapatlah salah satu hotel di wilayah Surabaya Timur,” ungkapnya.

Pada 28 April 2020, Eddy mengaku kembali berkomunikasi dengan pihak manajemen melalui sambungan telepon dan menanyakan progres isolasi. Namun, lagi-lagi, pihak manajemen menyatakan jika masih dimatangkan untuk proses isolasi di hotel.

“Kemudian pada 29 April 2020, kami telepon lagi (manajemen) akhirnya mereka, ya pak ini kami sudah mulai melakukan isolasi (karyawan),” kata Eddy.

Untuk memastikan hal tersebut, Eddy menyatakan bahwa Pemkot Surabaya kemudian menempatkan beberapa anggota di salah satu hotel yang ditunjuk sebagai tempat isolasi.

Tujuannya untuk memantau betul apakah karyawan yang positif rapid test tersebut telah dilakukan isolasi di hotel.

“Anggota saya pantau di sana (hotel) sampai mereka (karyawan) masuk semua sejumlah 98, bukan 32 seperti kata awal yang kami terima,” ujarnya.

Nah, untuk mencegah dan memutus rantai persebaran Covid-19 di lingkungan perusahaan tersebut, Pemkot Surabaya telah mengambil langkah cepat dengan melakukan penyemprotan disinfektan.

Sejak 27 April 2020, pemkot getol melakukan penyemprotan disinfektan menggunakan mobil PMK (Pemadam Kebakaran).

Eddy mengungkapkan penyemprotan yang dilakukan mobil PMK tak hanya menyasar di lingkungan perusahaan. Namun, di belakang, samping kanan dan kiri perusahaan yang berhubungan dengan permukiman, juga dilakukan penyemprotan disinfektan.

“Jadi mulai tanggal 27 April 2020 sampai dengan tadi malam itu kami melakukan penyemprotan di lokasi itu,” tegasnya.

Di samping getol melakukan penyemprotan disinfektan, Pemkot Surabaya juga menyebar Kasatgas Linmas di 14 kelurahan untuk dilakukan pemantauan kepada karyawan yang reaktif.

Pasalnya, dari informasi awal, ada 32 positif rapid test itu tinggal dan tersebar di 14 kelurahan. Sehingga Pemkot Surabaya menyebar petugas untuk memantau kondisi kesehatan yang bersangkutan dan keluarganya.

“Kami juga sampaikan kepada ketua RT dan RW untuk ikut menjaga jangan sampai keluarganya ikut terkucilkan. Karena sekarang ini, ketika di lingkungan (perkampungan) ada satu positif, keluarga ikut dikucilkan,” katanya.

Maka dari itu, pihaknya bersama Camat dan Lurah juga menyampaikan kepada pengurus RT, RW, maupun masyarakat sekitar agar keluarga jangan sampai dikucilkan.

Di sisi lain, pemkot juga meminta kepada manajemen PT HM Sampoerna untuk ikut membackup isolasi mandiri bagi keluarga karyawan. Karena, keluarga mereka juga termasuk ODR (orang dalam resiko) atau OTG (orang tanpa gejala), sehingga juga harus melakukan isolasi di rumah.

Eddy memastikan sampai saat ini pihaknya terus melakukan pengawasan melalui Kasatgas Linmas dan Lurah dengan berkomunikasi langsung bersama RT-RW untuk memantau kondisi keluarga mereka.

Sementara itu, bagi karyawan yang positif rapid test, dilakukan isolasi di salah satu hotel.

“Tujuannya apa? supaya mereka (keluarga) bisa melakukan aktivitas dan mereka bisa melakukan isolasi mandiri di rumahnya dengan tenang,” paparnya.

Koordinator Protokol Kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, kasus virus Corona di lingkup PT HM Sampoerna semakin meningkat. Sebanyak 506 karyawan menjalani rapid test dan isolasi.

“Kita jemput bola dan kita yang memanggil PT HM Sampoerna terkait adanya beberapa orang pasien yang dirawat. Setelah itu kami meminta Sampoerna langsung melkukan rapid dan isolasi di dalam pabrik Sampoerna ada kurang lebih 506,” katanya.

Dia menjelaskan puskesmas sekitar tempat tinggal telah melakukan tracing karyawan. Rupanya, terdapat data kontak erat dan sakit, pihaknya pun langsung mencari OTG dan ODP.

“Ini ada lebih sekitar 123 rapid positif. Dari rapid positif, Sampoerna melakukan swab bertahap. 48 Karyawan yang diswab (pada Jumat (1/5) 30 di antaranya positif dan 18 negatif,” ujarnya.

Kepala BPB dan Linmas Kota Surabaya ini juga menambahkan, berdasarkan hasil test swab yang positif, hari ini ada 37 yang sudah dilakukan isolasi di hotel.

Sedangkan sisanya, menjalani perawatan di dua Rumah Sakit. Bahkan, hingga saat ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya juga terus bekerja melakukan perawatan bagi yang positif.

“Jadi itu yang dilakukan oleh pemkot, begitu kita mendapatkan informasi dari tim tracing, kita langsung melakukan antisipatif, antisipasi, baik dari sisi sosial, dari sisi protokol untuk perusahaan, kita lakukan penutupan isolasi selama 14 hari dan itu sudah kami lakukan,” pungkasnya. (rmol)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel