Demi Hasrat Sang Gubernur.... JPO Kok Jadi Tempat Berfoto?



Image result for jpo tanpa atap



Darirakyat.com - Kalau mau bicara soal kekonyolan Anies, rasanya tidak akan habis diceritakan. Kalau pun mau ditulis dalam bentuk buku, rasanya lebih tebal dari 7 seri novel Harry Potter saking banyaknya.

Dulu Jalan Jatibaru di kawasan Tanah Abang ditutup untuk dijadikan lapak jualan oleh PKL. Sejak kapan jalan berfungsi sebagai lapak jualan? Hanya Anies yang mempelopori ini.

Sekarang kita juga lihat banyak trotoar yang dijajah oleh PKL dan juga sebagai tempat parkir sehingga hak pejalan kaki seolah dirampas dan dirampok. Sejak kapal trotoar itu untuk PKL dan tempat parkir? Mungkin Anies bisa menjawabnya dengan untaian kata-kata merdu.

Dan JPO pun mengalami nasib yang sama, harus beralih fungsi karena tuntutan seorang gubernur yang pola pikirnya aneh dab terbalik.

Ini berawal dari pencopotan atap Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jalan Jenderal Sudirman yang menghubungkan Indofood Tower dan Menara Astra atas perintah Anies dalam rapat pimpinan (rapim) penataan pedagang kaki lima (PKL) di trotoar Thamrin-Sudirman dan pusat kuliner Thamrin 10 pada 23 Oktober 2019.

"Di sini kan ada JPO, atapnya dicopot, jadi tanpa atap, tidak usah pakai atap," kata Anies.

Pencopotan atap JPO tersebut dikarenakan JPO itu hanya menghubungkan antar-trotoar dan tidak menyambungkan halte Transjakarta. Dengan dicopotnya atap jembatan, JPO Sudirman akan menjadi lokasi yang bagus untuk berfoto.

JPO Kok Jadi Tempat Berfoto, Lebih Baik Anies Jadi Gubernur Instagram Aja


"Apa yang terjadi nanti kalau dibuka? Itu tempat selfie paling sering Pak nanti, karena pemandangan gedung di malam hari bagus sekali, sore, siang. Jadi atapnya copot, itu langsung jadi space terbuka," kata Anies. Dia mengatakan gedung-gedung di kawasan Sudirman akan menjadi latar belakang untuk foto.

Dia juga mencontohkan pembongkaran JPO Bundaran HI yang memperlihatkan gedung-gedung tinggi sebagai latar belakang untuk berfoto.

Gubernur yang satu ini mungkin lagi stres. Atap dibongkar supaya jadi tempat selfie, itu JPO di mana pun di dunia ini ya untuk tempat pejalan kaki menyeberang jalan, bukan spot buat berfoto ria. Kalau buat berfoto ria, orang-orang malah bertumpuk di situ dan mengganggu orang lain yang mau lewat. Beginikah gubernur yang katanya smart itu? Ngakak aja deh, bahkan cebong dan kampret pun bakal ketawa sampai sakit perut.

Sebenarnya fungsi dasar JPO adalah sebagai tempat menyeberang. Terus gimana kalau panas dan hujan? Makanya harus ada atap demi kenyamanan pejalan kaki. Ini malah dialihfungsikan buat tempat selfie. Foto-foto bisa di mana aja pak gubernur yang smart, jangan karena satu ide konyol, lantas gubernur ini mengorbankan banyak aspek lain. Jangan karena satu ide konyol, lantas memaksa mengalihfungsikan sesuatu. Kalau hujan tidak bisa berteduh, dan kalau panas bakalan kepanasan, demi hasrat seorang gubernur yang doyan dengan selfie.

Kenyataannya menurut pantauan Kompas pada Rabu kemarin, dari pukul 11 hingga 12 WIB, tampak para pejalan kaki yang menyeberang lewat JPO itu rata-rata mengenakan masker. Ada yang memakai payung. Bahkan beberapa di antaranya kepala mereka dengan tangan untuk menghalau teriknya matahari.

Padahal dulu saat Anies masih sebagai calon gubernur yang suka mencari muka, dia pernah bilang jangan hanya sibuk membangun benda mati yang indah difoto. Lah, sekarang dia mempermalukan diri sendiri dengan melakukan hal yang sama. Artinya munafik, bukan?

Gubernur yang satu ini memang sangat luar biasa konyolnya. Demi selfie dan foto-foto kenyamanan diabaikan. Ide ini lumayan kok, tapi tidak pada tempatnya. Makanya Anies ini mungkin bisa dinobatkan atau diberikan penghargaan sebagai gubernur yang over smart atau over visioner, karena berhasil membuat sesuatu jadi rangkap ganda. Jalan buat lapak PKL, trotoar juga buat PKL, dan JPO buat tempat selfie. Mungkin next bakal ada wacana zebra cross jadi tempat selfie juga, jalannya dipasangi lampu disko warna warni, biar hasil foto lebih Instagrammable.

Melihat Anies yang pola pikirnya begini, lebih baik jangan jadi gubernur DKI Jakarta deh. Kalau memungkinkan, calonkan diri saja sebagai gubernur Instagram. Jakarta memiliki banyak masalah ruwet yang harus diselesaikan ketimbang beautifikasi kota dengan ide aneh dan konyol seperti di atas.

Bagaimana menurut Anda?

(Xhardy, seword.com)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel