Anies Akan ke Denmark Hadiri Forum Kualitas Udara di Bulan Oktober 2019

Related image


Darirakyat.com -  Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri DKI Jakarta Muhamad Mawardi mengatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana berangkat ke Denmark pada Oktober 2019.

Anies akan menghadiri pertemuan Global C40 Mayors' Summit di Kopenhagen, Denmark pada 10-12 Oktober 2019. Pertemuan itu akan membahas masalah penanganan perubahan iklim.

"Iya ada rencana memang," kata Mawardi saat dihubungi, Jumat (9/6).

"Tapi kita belum ini masih dalam proses mengumpulkan bahan mengkoordinasikan," jelas dia.

Ia mengatakan pihaknya mengumpulkan bahan untuk dijadikan bekal Anies mengahadiri pertemuan itu. Ia pun menyampaikan masih mengurus izin dari pemerintah pusat.

"Nanti kalau sudah, nanti kita infokan," kata dia.

Rencana kunjungan ke Denmark tersebut dibagikan Anies melalui akun instagramnya pada Rabu (4/9) lalu. 

Dalam unggahannya Anies menjelaskan pertemuan itu akan menjadi ajang bagi kota-kota dunia untuk berbagi pengalaman dan komitmen menangani masalah iklim, lingkungan dan khususnya perbaikan kualitas udara.

"Langkah-langkah strategis yang akan dibahas dalam diskusi ini sepatutnya dijalankan sebagai sebuah gerakan nantinya, sehingga ada efek tular bagi seluruh masyarakat di Jakarta untuk peduli terhadap kualitas udara dan perubahan iklim," tulis Anies.

Jakarta beberapa waktu terakhir menjadi sorotan karena memiliki kualitas udara terburuk di dunia. Menurut situs AirVisual pada Jumat (6/9) pukul 10.47 WIB, kualitas udara Jakarta menjadi yang terburuk kedua di dunia setelah Hanoi, Vietnam.




Lihat postingan ini di Instagram

Perbaikan kualitas udara itu tidak bisa dibatasi dengan wilayah administratif pemerintahan, karena udara itu tidak berhenti di batas kota. Udara itu melewati di batas kota. Karena itu pembahasan ini harus juga memperhitungkan semua aktivitas ekonomi yang berada di skala regional. Kita perlu mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam upaya mengatasi pencemaran udara dan perubahan iklim. Hari ini, Pemprov DKI Jakarta bersama dengan Kedutaan Besar Denmark dan C40 Cities for Climate Leadership Group menyelenggarakan diskusi panel yang bertajuk ‘Bersihkan Udara, Atasi Bencana Iklim’ di Balaikota DKI. Tujuannya untuk mengumpulkan praktik-praktik, baik ide-ide terkait dengan perbaikan kualitas udara. Diskusi panel ini diadakan dalam rangkaian persiapan Jakarta mengikuti pertemuan global C40 Mayors’ Summit di Copenhagen, Denmark, pada 10-12 Oktober 2019. Pertemuan tersebut akan menjadi ajang bagi kota-kota dunia untuk berbagi pengalaman dan menyatakan komitmen percepatan aksi-aksi iklim dan perbaikan kualitas udara. Langkah-langkah strategis yang akan dibahas dalam diskusi ini sepatutnya dijalankan sebagai sebuah gerakan nantinya, sehingga ada efek tular bagi seluruh masyarakat di Jakarta untuk peduli terhadap kualitas udara dan perubahan iklim. Dalam kerangka upaya perbaikan kualitas udara kota, Pemprov DKI Jakarta telah menyusun peta jalan aksi udara yang diperkuat dengan Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 66 Tahun 2019 Tentang Pengendalian Kualitas Udara. Aksi-aksi yang menjadi fokus dalam waktu dekat adalah pengetatan uji emisi kendaraan melalui pembatasan usia kendaraan umum menjadi 10 tahun mulai tahun 2019, pembatasan usia kendaraan pribadi menjadi 10 tahun mulai tahun 2020, penerapan beberapa ‘push policies’ seperti peningkatan tarif parkir, perluasan kawasan penerapan ganjil-genap serta percepatan integrasi dan retrofit angkutan kota ke dalam jaringan Jak Lingko. Upaya-upaya tersebut juga harus dibarengi dengan upaya bersama dengan Pemerintah Pusat dalam pengembangan energi bersih. Juga dengan Pemerintah Kota sekitar Jabodetabek untuk memastikan sinergi pembangunan antara Jakarta dan wilayah penunjangnya.
Sebuah kiriman dibagikan oleh Anies Baswedan (@aniesbaswedan) pada

Indeks kualitas udara (air quality index) Jakarta tercatat 171 sedangkan Hanoi 174. Sebelumnya sejumlah lembaga pemerintahan juga telah digugat oleh warga negara melalui citizen law suit terkait polusi udara tersebut.

Sedangkan terkait kunjungan Anies ke luar negeri, eks Menteri Pendidikan itu diketahui sudah mengunjungi setidaknya tujuh negara dalam dua tahun sejak ia menjabat orang nomor satu di ibu kota. (cnnindonesia.com)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel