Setelah Patung Bambu Hadir Tumpukan Batu. Mencoba Memahami Psikologi Anies


ilustrasi


Darirakyat.com - Setelah patung bambu yang akhirnya dibongkar, kini hadir tumpukan batu. Saya tak hendak mengomentari "karya-karya" Anies secara khusus. Saya bahkan tetap mencoba menghargai karya-karya itu. Saya hanya mencoba membaca apa yang ada dalam pikirannya.

Tentu yang paling tahu pikiran riilnya ya Anies sendiri. Tapi pikiran Anies bisa ditebak lewat sikapnya, perilakunya, dan kerjanya. Begitulah ilmu psikologi bekerja.

Dari sikap, perilaku, kebijakan (yang banyak berseberangan dengan Ahok) serta karyanya itu - bisa disimpulkan : Anies memang mengambil tempat berseberangan dengan Ahok. Dengan kata lain, dia ingin menjadi antitesis dari Ahok.

Maka ketika berbagai kritik (dan juga bully) menerjangnya, dengan enteng dia bilang : saya tak akan membalas kata dengan kata, tapi dengan karya. Dan ia menambahkan : soal gagasan dan narasi. Karya-karya-karya saja bahaya, katanya.

Maka konsekuensi yang lahir tak terlalu diperhatikannya. Maksudnya : jika Ahok melahirkan banyak "mahakarya" selama selama menjadi gubernur, maka Anies melahirkan berbagai "minikarya" sebagai antitesisnya. Ia tak ambik ousing dengam hal itu. Dan itu haknya.

Persoalan timbul ketika sampai pada kewajiban moral (moral obligation) seorang pejabat publik. Ingat, semua hasil karyanya bukanlah untuk dirinya sendiri, melainkan untuk warga / rakyat. Bergunakah, bermaknakah bagi rakyat ?

Jika tidak, maka dia melupakan kewajiban moralnya. Dia hanya bermain dengan egonya sendiri, memuaskannya, dan selesai sampai di sana.

Nampaknya, begitulah "psikologi Anies " bekerja....

Sumber : Status Facebook Herry Tjahjono

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel