Kisah Siswi SMP Penjual Bakpao Viral, Presiden Jokowi pun Tergugah dan Beri Bantuan

Dewi Febriyanti (13) ketika berjualan bakpao di Pom Bensin sebelah perumahan Ubud Village, Tangerang pada Rabu (24/7/2019).

Darirakyat.com - Kerja keras dan ketekunan Dewi Febriyanti (13), siswi SMP yang berjualan bakpao di pom bensin akhirnya membuahkan hasil. Setelah kisahnya diangkat media, Presiden Jokowi melalui staf kepresidenan langsung memberikan Dewi dan keluarganya bantuan berupa sejumlah uang pada Kamis (25/7/2019). 

"Bapak tadi pagi lihat berita itu, langsung lah kita diberikan amanah untuk memberikan bantuan kepada Dewi" ujar Pujiyatno, salah satu staf kepresidenan yang datang ke rumah Dewi. Uang itu nantinya akan digunakan untuk biaya keperluan sekolah Dewi dan saudara-saudaranya. 

Selain itu, pihak Ancol juga menyatakan akan mengundang Dewi untuk berekreasi ke Ancol. Saat ini masih dalam proses komunikasi dengan keluarga Dewi. 

"Sudah tersambung dengan keluarganya, hari ini akan ke rumahnya" ujar Rita Lestari, Corporate Communication Manager Taman Impian Jaya Ancol pada Jumat (26/7/2019). 

Staff kepresidenan yang diutus oleh Joko Widodo memberikan bantuan kepada Dewi Febriyanti (13) yang merupakan siswi SMP penjual bakpao di Pom Bensin daerah Ciledug pada (25/7/2019)


Kisahnya viral 

Sosok Dewi sebelumnya lebih dulu viral di media sosial. Beredar foto Dewi yang sedang menjajakan dagangan bakpaonya di pom bensin ramai. 

Foto itu bukan foto biasa. Netizen tergugah dengan sosok Dewi dalam foto itu yang sedang belajar di samping dagangan bakpaonya. Dewi terlihat tekun menulis dan tenggelam dengan aktivitas belajarnya di tengah kebisingan suara motor dan mobil yang datang dan pergi di pom bensin. 

Dewi kini tinggal di rumah nenek angkatnya, Opung (61). Opung mengaku mulai kenal dengan Dewi saat yang bersangkutan masih SD dan sering menginap di rumah Opung. Menurut Opung, saat itu Dewi merupakan anak yang nakal yang suka keluyuran malam-malam.

"Saya heran kok ini anak enggak pernah sekolah, akhirnya saya bilang saya sekolahin tapi harus ikut kayak cucu-cucu saya lain jualan. Karena dari situ kita bayar ini itu," ujar Opung.

Akhirnya, Dewi setuju untuk ikut…

Akhirnya, Dewi setuju untuk ikut berjualan bakpao. Ia tidak mengambil keuntungan sama sekali dari jualannya. Sejak itu, Dewi dikenal sebagai anak yang rajin oleh guru dan keluarga angkatnya. 

"Disuruh tidur siang saja enggak mau, maunya bantuin bikin bakpao," ujar Nita, yang merupakan tante angkat Dewi. Semua hasil jualan Dewi diberikan kepada neneknya untuk digunakan sebagai keperluan sehari-hari keluarganya. 

"Untuk bantu-bantu. Kan tinggal sama nenek, ini usaha nenek aku jualin. Enggak capek kok, sudah biasa" ujar dia.

Kerja keras dan bersyukur Dewi berjualan bakpao setelah pulang sekolah mulai pukul 16.00 hingga tengah malam. 

Dia berjualan bakpao karena ingin membantu ekonomi keluarganya dan juga untuk membiayai sekolahnya. 

Remaja berusia 13 tahun itu mensyukuri kehidupannya tanpa merasa iri dengan anak sebayanya yang lebih berkecukupan. 

Sebagai anak pertama, Dewi mengaku memiliki beban untuk membukakan jalan bagi adik-adiknya agar mereka bisa sama-sama sekolah dan belajar. 

Ketika ditanya apakah ia punya satu tempat yang sangat ingin dia kunjungi, ia hanya menjawab Ancol. 

Sebab, hanya tempat itu yang menjadi kenangan masa kecilnya. Kini harapan Dewi mengunjungi Ancol akan segera terwujud.

Kini harapan Dewi mengunjungi Ancol akan segera terwujud. Dewi hanya berharap saat besar nanti ia bisa menjadi penyanyi dan membuat bahagia kedua orangtuanya. 

Dewi suka bernyanyi dan mendengarkan lagu-lagu DJ Indonesia. Dewi mengaku tidak suka bermain, yang penting bisa belajar dan berjualan sudah cukup baginya. 

Teman dekat di sekolahnya pun hanya empat orang. "Enggak mau, enggak suka main. Sabtu-Minggu aku bantu-bantu bikin bakpau. 

Sorenya ya jualan lagi," ungkap Dewi. Sepengetahuannya, ia dan keluarga belum pernah mendapatkan bantuan langsung dari pemerintah. 

Paling hanya santunan dari masjid di sekitar tempat ia tinggal. Ia akan dengan senang hati jika keluarganya bisa menerima bantuan karena rumah orangtua kandung terancam digusur untuk diganti jadi bangunan baru. 

Dewi mensyukuri kehidupannya tanpa merasa iri dengan anak sebaya yang lebih berkecukupan. Dewi hanya berharap saat besar nanti ia bisa menjadi penyanyi dan membuat bahagia kedua orangtua.

(kompas.com)




Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel