Ketika Anies Dipuja-puji Pendukungnya, Netizen ini Malah Bongkar "Kesemrawutan" Bahasa Inggrisnya. Begini Faktanya!

Ketika Bahasa Inggris Anies Disebut “Semrawut”! Wkwkwk…, Ini Video/Faktanya!


Darirakyat.com - Salah satu yang sering dipersoalkan oleh para haters Jokowi adalah kemampuan berbahasa Inggris beliau. Oleh sebab itu, kemampuan berbahasa Inggris para lawan politik Jokowi kerap menjadi bahan acuan mereka. Seperti kemampuan Prabowo dan Anies Baswedan berbahasa Inggris. Orang sudah benci ya susah sih, masa seorang presiden negara disamakan dengan pekerja di sebuah perusahaan?

Bahasa Inggris memang merupakan bahasa internasional. Namun tidak semua pemimpin negara di dunia bisa berbahasa Inggris. Misalnya Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe selalu membawa penterjemah ke mana-mana, begitu pula Presiden Tiongkok Xi Jinping. Mereka bisa saja paham jika membaca tulisan dalam Bahasa Inggris, namun untuk bicara lancar seperti seorang native speaker, mereka perlu penterjemah.

Mantan Presiden Soeharto juga tidak pernah ngomong Inggris dalam berpidato atau bicara formal dengan pemimpin negara lain. Selalu ada penterjemah yang menyertai ke mana-mana. Presiden sebuah negara gitu loh, bukan pegawai perusahaan PT ABCD. Presiden Jokowi sendiri ternyata bisa meladeni jurnalis senior CNN, Christiane Amanpour. Videonya sudah pernah saya bahas di tulisan sebelumnya. Di mana ada juga pujian dari para native speaker terhadap kemampuan berbahasa Inggris Presiden Jokowi.

Seorang presiden dengan berbagai fasilitas dan dengan jiwa nasionalisme-nya, bisa saja menolak untuk berkomunikasi dalam bahasa lain selain bahasa negaranya sendiri. Kan presiden? Bedakan dengan persyaratan yang wajib dipunyai oleh seorang pencari kerja ketika sebuah perusahaan buka lowongan pekerjaan. Di perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya memang wajib bisa berbahasa Inggris, ngomong, nulis, baca. Karena perusahaan multinasional yang berbasis di Amerika. Kalau nggak bisa ya susah, wong teknisi IT-nya saja adanya di India dan Filipina. Itu bedanya ya, pret!

Biasanya yang kita temui di media sosial adalah para haters Jokowi dan pemuja Anies/Prabowo yang mengkritik dan menghujat kemampuan berbahasa Inggris Presiden Jokowi. Namun, kali ini, gantian. Giliran netizen pro-Jokowi yang mengkritik kemampuan berbahasa Inggris Anies Baswedan. Gubernur yang sering disebut rasa presiden oleh para pemujanya. Anies sendiri juga sudah “jualan” namanya buat kontestasi Pilpres 2024, dengan mendongkrak dirinya sendiri. Istrinya saja dia sebut sebagai “First Lady”. Padahal First Lady biasanya untuk istri seorang kepala negara.

www.google.com

www.google.com

Seorang netizen bernama Philips Joeng mengunggah sebuah video singkat di Facebook. Di mana dalam video itu Anies bicara dalam bahasa Inggris. Kalau dilihat dari akun Facebook-nya, Philips ini punya latar belakang pendidikan yang tinggi dan sekarang tinggal di Singapura. Unggahan video ini disertai dengan komentarnya tentang bahasa Inggris Anies.

www.google.com


Menurut Philips, ini adalah pertama kali dirinya melihat Anies ngomong dalam Bahasa Inggris. 

“English model begini kok dibangga2in para Codot??? Ini English yang semrawut grammar & kosakatanya. Walau diucapkan dengan logat "kota" Justru English Jokowi lebih bagus grammar maupun tata kalimatnya, tapi karena logatnya Solo, jadi keliatannya Ndeso. Padahal English nya Jokowi yg malah bener. Apalagi bandingin Anies ama Ahok, yg English nya udah Fluent banget. Jauh lah…. Andai mereka paham apa yg dibicarakan Anies, pasti tepok jidat deh. Ngeliat mereka bangga2in video ini, aq malah ngenes ngeliat para codot itu... Anies ngomong apaan sih ini??

Di acara ini, sebenarnya sedang membahas soal Tata kota, tapi Anies malah ngelantur kemana2 sampe ngomongin soal inovasi pendidikan segala. Ia bahkan dengan sok bicara tentang inovasi nya meminta perusahaan2 membuka diri bagi para kepala2 sekolah diperbolehkan meninjau & belajar di perusahaan2 tsb lalu balik ke sekolah utk ngajarin murid2nya. Gak perlu murid2nya dateng ke perusahaan tsb….

Itu kan program Study Banding & Magang yg udah sejak dulu ada di sekolah2 & kampus2?? Trus malah murid2nya dibilang gak usah dateng, cukup kepala sekolahnya yg magang di perusahaan. Padahal di Eropa, program magang nya jauh lebih extreme & berkualitas. Tak usah jauh2 di Eropa, di Singapore aja Study banding murid2 disana belajarnya udah ke perusahaan2 di luar negeri, bukan cuma di dalam negeri. Lha ini, malah cuma kepala sekolahnya yang disuruh "Mbabu" di perusahaan2 swasta itu. Trus yg ngurusin sekolahnya siapa??...

Tak heran, panelis2 lain yg bule2 Eropa di video tsb pada bengong dan Ah eh ah eh bingung menanggapinya saking Mblenger nya. Mungkin dalam hati mereka bilang : "Inovasi opoooooo kuwi???"” Demikian sebagian besar kritik yang ditulis oleh Philips.

Tentu Philips punya hak untuk mengkritik. Namun ada yang perlu dikoreksi dari video yang dijadikan acuan ini. Video ini adalah ketika Anies jadi salah satu pembicara dalam forum diskusi di World Economic Forum. Acara ini diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada tanggal 1 – 2 Juni 2016. Artinya waktu itu Anies masih menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Jadi topik diskusi yang mereka bicarakan di dalam video tersebu   t terkait soal pendidikan.

Cuplikan videonya yang lebih jelas saya temukan di Youtube di bawah ini. Versi singkat ketika Anies bicara.



Sementara versi lengkapnya yang berdurasi sekitar 1 jam, saya temukan di website resmi World Economic Forum. Forum diskusi ini membahas pertanyaan moderator, yakni : bagaimana pelaku industri dan pemerintah mengantisipasi perubahan teknologi dan dampaknya terhadap ketenagakerjaan di masa mendatang. Lengkapnya di link berikut :

https://www.weforum.org/events/world-economic-forum-on-asean-2016/sessions/what-if-jobs-as-we-know-them-disappear

Memang yang dikemukakan oleh Anies dalam forum diskusi itu adalah solusi yang terlalu lazim sih. Sudah ada sejak dulu. Jadi apa yang dikemukakan oleh Philips juga masuk akal. Solusi Presiden Jokowi jauh lebih canggih, misalnya proyek Palapa Ring. Wakil Presiden terpilih, KH Ma’ruf Amin juga sudah menyebut tentang 10 years challenge, infrastruktur langit, decacorn dan DUDI (dunia usaha dan dunia industri). Jauh lebih canggih dan berisi ketimbang apa yang disebut oleh Anies.

Bisa berbahasa Inggris saja tidak menjamin kualitas dari isi atau apa yang dibicarakan. Bahkan di Amerika Serikat pun gelandangan dan pengangguran juga bisa berbahasa Inggris dengan faseh dan lancar. Apakah itu berarti mereka bisa menggantikan kualitas dan kemampuan mengelola negara dari seorang Presiden Jokowi? Gitu lho, pret eh dot! Demikian kura-kura…


(Ninanoor, seword.com)

https://seword.com/politik/ketika-bahasa-inggris-anies-disebut-semrawut-wkwkwk-ini-videofaktanya-PdO8lb3zr3?fbclid=IwAR3qP-whsehDU9ByPXzlURnXTWDE8ogkMt8Zk9pQW9Ogo0HEVtvvSAxj4wc



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel