Mulut Lancang Fadli Zon Berakibat Fatal, Susul Ahok, Komandan Densus 99 Banser NU, Nurruzaman Hengkang Dari Gerindra, Ini Alasannya
Tuesday, 12 June 2018
Edit
Darirakyat.com, Jakarta - Kader
Gerindra Mohammad Nuruzzaman mundur dari partai besutan Prabowo Subianto itu
lantaran merasa Waketum Fadli Zon telah menghina Katib Aam (Sekjen) PBNU Yahya
Cholil Staquf. Gerindra membela Fadli.
"Menurut saya, Saudara Fadli Zon nggak berniat begitu,"
ujar Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad kepada wartawan, Selasa (12/6/2018).
Dasco menghormati pilihan Nuruzzaman mundur dari
Gerindra. Menurut Dasco, Nuruzzaman punya pandangan sendiri terkait cuitan
Fadli Zon di Twitter yang dianggap menghina Yahya Staquf
"Yang bersangkutan
kan sudah mengambil sikap tentang apa yang diyakini tentang penghinaan terhadap
kiai," ucapnya.
Nuruzzaman mengaku sudah sangat lama ingin keluar dari
Gerindra. Namun cuitan Fadli Zon soal Yahya Staquf membuat 'gunung' kemarahan Nuruzzaman
meletus.
'Pak Fadli nih menghina kiai kami," ucapnya.
Berikut sepenggal isi surat Nuruzzaman yang menyebut Fadli
Zon telah menghina Yahya Staquf.
Kemarahan saya memuncak karena hinaan
saudara Fadli Zon kepada kiai saya, KH Yahya Cholil Staquf terkait acara di
Israel yang diramaikan dan dibelokkan menjadi hal politis terkait isu ganti
Presiden.
Berikut cuitan Fadli Zon yang memicu pengunduran diri
Nuruzzaman:
Cuma ngomong begitu doang ke Israel. Ini
memalukan bangsa Indonesia. Tak ada sensitivitas pd perjuangan Palestina. Cuma
#2019GantiPresiden
Mundur dari Partai, Nuruzzaman: Gerindra
Pakai SARA demi Kekuasaan
Mohammad Nuruzzaman mengundurkan diri dari Partai Gerindra
karena menganggap Waketum Fadli Zon menghina Katib Aam (Sekjen) PBNU Yahya
Cholil Staquf terkait kunjungan ke Israel. Melalui sepucuk surat terbuka yang
ditujukan kepada Ketum Prabowo Subianto, kader Gerindra berlatar belakang
santri ini membeberkan alasan lain terkait pengunduran dirinya.
Saat dimintai konfirmasi, Selasa (12/6/2018), Nuruzzaman juga
menuding Gerindra kerap memainkan isu agama untuk kepentingan kekuasaan.
Tudingan itu menjadi salah satu pemicu mundurnya Nuruzzaman dari Gerindra.
"Seperti yang saya tulis (di surat) itu, misalnya
menggunakan isu agama untuk kepentingan kekuasaan, tidak cocok
Dalam suratnya, Nuruzzaman menyebut Gerindra kerap memakai
isu SARA demi kekuasaan. Dia mencontohkan Pilgub DKI Jakarta dalam tudingannya
itu. Berikut ini bunyi suratnya:
Isu SARA yang sudah melampaui batas dan
meletakkan Jakarta sebagai kota paling intoleran adalah karena kontribusi elite
Gerindra yang semua haus kekuasaan dunia saja, tanpa mau lagi peduli pada
rakyat di mana Bapak (Prabowo) harusnya berpijak.
Meski menyatakan mundur, Nuruzzaman mengaku belum mengajukan
surat resmi kepada Gerindra. Namun dia telah membulatkan tekat keluar dari
partai berlambang kepala garuda itu.
"Surat resminya saya mau layangkan karena ini libur
semua. Mungkin setelah Lebaran saya layangkan, tetapi ini surat terbuka, ini
pernyataan saya resmi," ucap dia.
Sumber: detik.com