Djarot Temukan Anggaran Siluman Rp 1,8 Triliun, Begini Reaksi Tak Terduga DPRD Jakarta
Monday, 2 October 2017
Edit
Darirakyat.com - Jelang lengser, Gubernur DKI JakartaDjarot Saiful Hidayat kembali
berulah dan membuat emosi anggota DPRD.
Djarot
bakal melepas jabatannya pada 15 atau 16 Oktober mendatang.
Djarot
menuding ada permainan anggaran antara dewan dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA)
senilai Rp 1,8 triliun, di APBD Perubahan 2017.
Anggota
Badan Anggaran DPRD DKI Bestari Barus mengaku heran dengan kelakuan Djarot
menjelang lengser.
Menurut
Bestari, Gubernur DKI Djarot
Saiful Hidayat senang selalu kambing hitamkan DPRD, kala ada
temuan anggaran 'siluman' pada dokumen perencanaan tahunan.
"Ini
ada lagi terkait temuan kegiatan pengadaan lahan Rp 1,8 triliun pada anggaran
perubahan 2017," kata Bestari ketika dihubungi wartawan, Kamis
(21/9/2017).
"DPRD
terus dia (Djarot) tuduh. Kan barang itu masuk dalam pembahasan bersama,"
ujar Bestari.
Dia
menjelaskan, setiap program dibahas bersama dengan pimpinan di tingkat pemprov,
terutama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Banggar, Komisi, dan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Makanya
pihak yang patut dipertanyakan mengenai adanya anggaran yang tidak diinput
dalam e-budgeting tersebut, adalah SKPD (Dinas SDA).
"Kenapa
bisa lolos dan sampai ke meja Dewan? Ini pertanyaan. Ini gubernur mau lengser
cari panggung aja," ucap Barus ketus.
Bestari
meminta Djarot lebih dulu menyelidiki internal pemprov dan Tim Anggaran
Pemerintah Daerah (TAPD), sebelum 'bernyanyi' dan menuding Dewan tanpa dasar
jelas.
"Enggak
usah bikin sensasi, slow saja. Ribet amat ini orang," cetus Bestari.
Lebih
baik, kata Bestari, Djarot lebih rutin memperhatikan bagaimana gerak SKPD-nya,
dan jangan kemudian mengatakan seakan-akan DPRD ada pembicaraan segala macam.
"Yang
liar anak buahnya, bukan kami," sambung Bestari.
Ketua
Komisi D DPRD DKI Iman Satria mengungkapkan hal serupa.
Dia
mengaku heran dengan omongan Djarot bahwa ada penambahan anggaran pada Dinas
SDA, untuk pengadaan alat berat dan tanah. Sebab, saat pembahasan di tingkat
Komisi D sudah dihapus.
"Buktikan
saja dan buka. Ini eksekutif yang bisa masukkan," jelas Iman.
Sementara,
Direktur Center For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menyarankan Djarot
dan DPRD DKI duduk bersama, dan membentuk tim independen untuk menyelidik siapa
oknum yang memasukkan anggaran itu.
"Lebih
elegan begitu karena bisa meminimalisir kegaduhan. Djarot jangan cari panggung
aja. Perlu ada tim independent," tutur Uchok.
Menurutnya,
pembahasan anggaran sejatinya dilakukan secara bersama dengan TAPD, SKPD, dan
Banggar DPRD DKI. Makanya jadi aneh setelah KUAPPAS di MoU muncul mata anggaran
baru.
"Ini
jelas, ada oknum TAPD yang main. Yang bisa input kan eksekutif," terang
Uchok.
Djarot
sebelumnya mengklaim menemukan anggaran siluman sebesar Rp 1,8 triliun, di sela
pembahasan RAPBD-P 2017 dengan Dewan.
Duit
tersebut berada di pos belanja Dinas SDA DKI untuk keperluan pengadaan lahan,
dan tak dicantumkan pada e-budgeting sebelumnya.
"Saya
tegasin, tidak boleh lagi ada proyek-proyek liar yang masuk ke situ. APBD
Perubahan ini harus benar-benar kami pelototi, kami harus teliti," kata
politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu, Selasa (19/9/2017).
Kini
sesumbar Djarot dan pihaknya sudah mengunci kegiatan pengadaan lahan tersebut,
setelah sebelumnya masuk dengan anggaran yang lebih kecil atau berkurang Rp 200
miliar.(medan.tribunnews.com)