Kecewa dengan Hary Tanoe, Fadli Zon Serang Jokowi, Simak!!


Darirakyat.com -- Wacana dukungan Hary Tanoesoedibjo (HT)  terhadap  Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2019 mendatang berbuntut panjang. Partai Gerindra rupanya terganggu’ dengan menyeberangnya  pendiri  dan ketuam  umum Partai Pertindo  ke kubu Jokowi.

CEO MNC Group menyatakan berencana mendukung Jokowi  pada Pilpres 2019 mendatang dan akan membahas usulan tersebut pada konggres Partai Perindo. Bagi Gerindra dan khususnya Parbowo Subianto, wacana dukungan HT kepada Jokowi  agaknya sangat  mengejutkan dan  sangat tidak diharapkan. Karena berkuranglah sekutu untuk melawan Jokowi pada Pilpres mendatang.

Sebagaimana diketahui, selama ini HT menjadi salah satu sekutu yang berpotensi  menambah suara yang cukup diperhitungkan oleh Prabowo yang berencana maju pada Pilpres mendatang.  Meskipun Perindo sebuah parpol baru tetapi jaringan  kekuatan HT terutama di dunia  bisnis menjadi salah satu yang diperhitungkan oleh kubu Prabowo.
Jaringan bisnis HT yang diharapkan akan ikut mendulang suara Prabowo yaitu lewat jaringan media eletronik maupun cetak.  Menurut http//www.mncgroup.com , MNC Group adalah pemilik media terbesar dan paling terintegrasi di Asia Tenggara dengan portofolio yang terdiri dari 4 (empat) stasiun TV nasional Free-To-Air (FTA): RCTI, MNCTV, GlobalTV, dan iNewsTV serta 22 channel yang disiarkan di TV berlangganan MNC Channels. RCTI, MNCTV dan GlobalTV berfokus pada program hiburan, sedangkan iNewsTV berfokus pada penayangan program berita dan olahraga. iNewsTV  sendiri merupakan TV nasional berjaringan terbesar yang terdiri dari 60 TV lokal yang tersebar di seluruh Indonesia. MNC Group pun memiliki dua media daring cukup ternama yakni okezone.com dan Sindonews .
Dengan jaringan media yang beragam dan besar tersebut, dukungan untuk mendongkrak elektabilitas  Prabowo  tentu sangat di harapkan. Prabowo butuh lebih dikenal dan salah satunya melalui media sebagai pilihan yang efektif untuk menarik dukungan  rakyat Indonesia. Tetapi saat HT berencana mendukung Jokowi,  bisa di tebak jika sikap HT tersebut merugikan Prabowo.
Fadli Zon nilai pemerintah tekan HT ?
Wajar jika Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon  ikut kebakaran jenggot. Meskipun ia menilai dukungan Partai Perindo kepada Jokowi  pada pemilu 2019 merupakan hal wajar, tetapi bisa jadi itu hanya lips service belaka.  Karena ia menilai  saat ini ada kecenderungan pihak-pihak yang berbeda dengan pemerintah kerap ditekan.

“Tekanan macem-macem termasuk persoalan-persoalan yang menyangkut hukum, hukum bisa dijadikan satu alat untuk menekan partai politik dan juga sekaligus merangkulnya. Dan saya kira ini akan membahayakan demokrasi karena dijadikan alat gitu bagi hal-hal seperti itu,” kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/8/2017). http://nasional.kompas.com/read/2017/08/03/14022711/hary-tanoe-dukung-jokowi-fadli-zon-sebut-hukum-dipakai-menekan-parpol

Saat ini HT  berstatus tersangka di Bareskrim Polri atas dugaan ancaman melalui pesan singkat kepada Subdirektorat Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Yulianto.  Atas kasus hukum tersebut, polisi menjeratnya dengan Pasal 29 UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dengan ancaman penjara 4 tahun .
Menurut saya, pernyataan Fadli Zon tersebut bisa dimaknai jika ia menilai pemerintah telah menekan HT melalui kasus hukum yang saat ini membelitnya. Bisa di maknai pula bahwa  Jokowi telah mengunakan kekuasaannya untuk menekan lawan politiknya. Pernyataan Waketum Gerindra tersebut sangat tidak beralasan dan cenderung asal-asalan saja. Asal bunyi alias asbun saja.  
Fadli Zon terlihat cukup tertekan dan tidak terima jika HT merapat ke kubu lawan sehingga dari kepanikannya tersebut  ia bicara asal-asalan.  Kalau saya lihat, Fadli Zon berusaha untuk memberikan penilaian yang menyudutkan  pemerintah-Jokowi. Terkesan semua peristiwa, tidak hanya  soal politik, semua hal yang terjadi di Indonesia lagi-lagi karena Jokowi. Ya persis sama kelompok sebelah sono itu  yang dikit-dikit  menyalahkan Jokowi. Dari subsidi BBM yang di cabut, subsidi listrik bagi warga mampu dikurangi,  semua salah Jokowi. Dikit-dikit salah Jokowi. Pokoke semua salah Jokowi. Tapi kalau infrastruktur bagus, jalanan lancar, penegakan hukum berjalan, pelayanan publik meningkat itu bukan karena Jokowi. Hadehhhhh…

Tak puas menyalahkan pemerintah,  Fadli Zon juga menyentil pemilik media . Ia meminta  agar pengusaha media yang juga pimpinan partai politik tidak menggunakan medianya sebagai corong kekuasaan. Fadli Zon  menyatakan bahwa  media itu harusnya menjadi bagian dari alat publik, bukan jadi corong pemilik atau partainya. http://nasional.kompas.com/read/2017/08/03/21120501/pesan-fadli-zon-untuk-pemimpin-parpol-yang-juga-pemilik-jaringan-media

Kemungkinan besar, pernyataannya tersebut  terutama ditujukan kepada HT yang saat ini berwacana ingin mendukung Jokowi. Mungkin Fadli Zon mulai pusing tujuh keliling karena banyak pemilik  media yang juga pimpinan Parpol   mendukung pemerintah. Sebut saja  Partai Nasdem yang dipimpin bos Media Group Surya Paloh, Partai Golkar  dengan Ketua Dewan Pembinanya  Aburizal Bakrie, yang juga pemilik  jaringan media Viva Group. Pusing pala..pusing palaku…..

(seword.com)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel