Kecewa dengan Hary Tanoe, Fadli Zon Serang Jokowi, Simak!!
Friday 4 August 2017
Edit
Darirakyat.com -- Wacana dukungan Hary
Tanoesoedibjo (HT) terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada
Pilpres 2019 mendatang berbuntut panjang. Partai Gerindra rupanya terganggu’
dengan menyeberangnya pendiri dan ketuam umum Partai Pertindo
ke kubu Jokowi.
CEO MNC Group menyatakan berencana
mendukung Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang dan akan membahas usulan
tersebut pada konggres Partai Perindo. Bagi Gerindra dan khususnya Parbowo
Subianto, wacana dukungan HT kepada Jokowi agaknya sangat mengejutkan
dan sangat tidak diharapkan. Karena berkuranglah sekutu untuk melawan
Jokowi pada Pilpres mendatang.
Sebagaimana
diketahui, selama ini HT menjadi salah satu sekutu yang berpotensi
menambah suara yang cukup diperhitungkan oleh Prabowo yang berencana maju pada
Pilpres mendatang. Meskipun Perindo sebuah parpol baru tetapi
jaringan kekuatan HT terutama di dunia bisnis menjadi salah satu
yang diperhitungkan oleh kubu Prabowo.
Jaringan bisnis HT yang diharapkan akan
ikut mendulang suara Prabowo yaitu lewat jaringan media eletronik maupun cetak.
Menurut http//www.mncgroup.com , MNC Group adalah pemilik media terbesar
dan paling terintegrasi di Asia Tenggara dengan portofolio yang terdiri dari 4
(empat) stasiun TV nasional Free-To-Air (FTA): RCTI, MNCTV, GlobalTV, dan
iNewsTV serta 22 channel yang disiarkan di TV berlangganan MNC Channels. RCTI,
MNCTV dan GlobalTV berfokus pada program hiburan, sedangkan iNewsTV berfokus
pada penayangan program berita dan olahraga. iNewsTV sendiri merupakan TV
nasional berjaringan terbesar yang terdiri dari 60 TV lokal yang tersebar di
seluruh Indonesia. MNC Group pun memiliki dua media daring cukup ternama yakni
okezone.com dan Sindonews .
Dengan
jaringan media yang beragam dan besar tersebut, dukungan untuk mendongkrak
elektabilitas Prabowo tentu sangat di harapkan. Prabowo butuh lebih
dikenal dan salah satunya melalui media sebagai pilihan yang efektif untuk
menarik dukungan rakyat Indonesia. Tetapi saat HT berencana mendukung
Jokowi, bisa di tebak jika sikap HT tersebut merugikan Prabowo.
Fadli
Zon nilai pemerintah tekan HT ?
Wajar jika Wakil Ketua Umum
Partai Gerindra Fadli Zon ikut kebakaran jenggot. Meskipun ia menilai
dukungan Partai Perindo kepada Jokowi pada pemilu 2019 merupakan hal
wajar, tetapi bisa jadi itu hanya lips
service belaka. Karena ia menilai saat ini ada
kecenderungan pihak-pihak yang berbeda dengan pemerintah kerap ditekan.
“Tekanan macem-macem termasuk persoalan-persoalan yang menyangkut
hukum, hukum bisa dijadikan satu alat untuk menekan partai politik dan juga
sekaligus merangkulnya. Dan saya kira ini akan membahayakan demokrasi karena
dijadikan alat gitu bagi hal-hal seperti itu,” kata Fadli di Kompleks Parlemen,
Senayan, Jakarta, Kamis (3/8/2017). http://nasional.kompas.com/read/2017/08/03/14022711/hary-tanoe-dukung-jokowi-fadli-zon-sebut-hukum-dipakai-menekan-parpol
Saat
ini HT berstatus tersangka di Bareskrim Polri atas dugaan ancaman melalui
pesan singkat kepada Subdirektorat Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus
Yulianto. Atas kasus hukum tersebut, polisi menjeratnya dengan Pasal 29
UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dengan ancaman penjara 4 tahun .
Menurut
saya, pernyataan Fadli Zon tersebut bisa dimaknai jika ia menilai pemerintah
telah menekan HT melalui kasus hukum yang saat ini membelitnya. Bisa di maknai
pula bahwa Jokowi telah mengunakan kekuasaannya untuk menekan lawan
politiknya. Pernyataan Waketum Gerindra tersebut sangat tidak beralasan dan
cenderung asal-asalan saja. Asal bunyi alias asbun saja.
Fadli Zon
terlihat cukup tertekan dan tidak terima jika HT merapat ke kubu lawan sehingga
dari kepanikannya tersebut ia bicara asal-asalan. Kalau saya lihat,
Fadli Zon berusaha untuk memberikan penilaian yang menyudutkan
pemerintah-Jokowi. Terkesan semua peristiwa, tidak hanya soal politik,
semua hal yang terjadi di Indonesia lagi-lagi karena Jokowi. Ya persis sama
kelompok sebelah sono itu yang dikit-dikit menyalahkan Jokowi. Dari
subsidi BBM yang di cabut, subsidi listrik bagi warga mampu dikurangi,
semua salah Jokowi. Dikit-dikit salah Jokowi. Pokoke semua salah Jokowi. Tapi
kalau infrastruktur bagus, jalanan lancar, penegakan hukum berjalan, pelayanan
publik meningkat itu bukan karena Jokowi. Hadehhhhh…
Tak puas menyalahkan
pemerintah, Fadli Zon juga menyentil pemilik media . Ia meminta
agar pengusaha media yang juga pimpinan partai politik tidak menggunakan
medianya sebagai corong kekuasaan. Fadli Zon menyatakan bahwa media
itu harusnya menjadi bagian dari alat publik, bukan jadi corong pemilik atau
partainya. http://nasional.kompas.com/read/2017/08/03/21120501/pesan-fadli-zon-untuk-pemimpin-parpol-yang-juga-pemilik-jaringan-media.
Kemungkinan besar, pernyataannya tersebut terutama ditujukan kepada HT
yang saat ini berwacana ingin mendukung Jokowi. Mungkin Fadli Zon mulai pusing
tujuh keliling karena banyak pemilik media yang juga pimpinan
Parpol mendukung pemerintah. Sebut saja Partai Nasdem yang
dipimpin bos Media Group Surya Paloh, Partai Golkar dengan Ketua Dewan
Pembinanya Aburizal Bakrie, yang juga pemilik jaringan media Viva
Group. Pusing pala..pusing palaku…..
(seword.com)