Detik-detik Fahri Hamzah Diduga Tertidur saat Presiden Jokowi Pidato, Netizen: Kemiringan 7 Derajat
Saturday, 19 August 2017
Edit
Seperti diketahui
sebelumnya beredar foto-foto Fahri Hamzah diduga tertidur saat Presiden Joko
Widodo (Jokowi) pidato.
Tak sedikit netizen yang
menilai bisa saja itu editan, tapi ternyata setelah muncul postingan ini,
tampak jelas kalau Wakil Ketua DPR RI ini diduga tertidur.
Akun @sekretariatkabinet
posting momen penggalan Presiden Jokowi pidato dan beberapa saat sebelum
meneriakkan pekikan merdeka.
Tak sengaja tampak Fahri
Hamzah dengan kepala miring dan mata terpejam diduga tertidur.
Netizen yang melihat
tayangan video tersebut ramai-ramai menduga kalau Fahri Hamzah tertidur.
Pada video itu tampak Fahri
Hamzah menyandarkan kepala, miring dan mata terpejam.
Berikut
komentar-komentar netizen tanggapi video tersebut.
Wawandedikristiyanto: Kok
yg di belakang seperti yg di omongkan ya miring miring selama ini dia minta
renovasi ternyata bukan gedungnya TAPI orang yg di dalamnya...
Hadi_anugroho: Yang
dibelakang itu gimana sih???? Kemiringannya kok parah ya??? Berarti dia harus
diganti itu dengan yang baru. Kalau enggak ntar tambah roboh dan gak bisa
ngapa-ngapain....... wkwkwkwkwkwwkwwk.
Bowowsatriowibowo: Kok
ya masih aja dipake org ngantukan kayak gitu...Parahhhhh. Tu yg duduk
dibelakang...tuhh. Kalau Pak Jokowi Top buanget. Saya suka saya suka.
11depurnomo: Yang
dibelakang miring 7 Derajat tuh huahahah.
Novan_trisna_maulanta: Ada
yg pingsan dibelakng..#mngkindialelah.. heuheuheu.
Anggunmalau: Salfok
sm yg tidur njirrr
Aulia290991: Itu
yang di belakang tidur ya..ya tuhan ntu bapak fahri masi sempet2nya
bobo..sumpah ngakak sama yang di belakang bpa
president..#sayabanggapunyapresidentkayabapakjokowi
Bramadnan: Bang
fahri ngantuk.
Galangdkw: itu
belakang tidur min,zZz.
Tjhinhendri: Bang
fahri abis begadang smlman. Hahaha.
Okanuantara: Min
latar belakang videonya kok ga disensor ? Ada penampakan yg menyakitkan mata.
Awas ditegur KPI lo.
Pidato Presiden Jokowi
Presiden Jokowi
menyampaikan pidato kenegaraan saat Sidang Tahunan MPR Tahun 2017 di Kompleks
Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2017) lalu.
Sidang tersebut dalam
rangka HUT Ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Seperti dilansir
dari Kompas.com, Presiden Jokowi bersyukur atas pencapaian Indonesia usai
menyatakan kemerdekaannya 72 tahun silam.
Kendati demikian, ia tak
memungkiri bahwa tidak semua masyarakat bisa merasakan kemerdekaan dalam wujud
pemerataan kesejahteraan.
"Kita menyadari bahwa
belum semua rakyat Indonesia merasakan buah kemerdekaan. Kita menyadari bahwa
manfaat pembangunan belum sepenuhnya merata di seluruh pelosok tanah air,"
ujar Jokowi dalam pidato di Gedung MPR, Jakarta, Rabu.
Langka dan Unik,
Anak-Ibu Ini Sama-sama Lahir di Tanggal 17 Agustus
Jokowi juga menyadari
bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana termaktub dalam
sila kelima belum sepenuhnya bisa diwujudkan.
Oleh karena itu, kata
dia, di tahun ketiga masa bakti Kabinet Kerja, pemerintah akan fokus pemerataan
ekonomi yang berkeadilan.
"Kami ingin
rakyat-rakyat Indonesia yang berada di pinggiran, di kawasan perbatasan, di
pulau-pulau terdepan, di kawasan terisolir merasakan hadirnya negara, merasakan
buah pembangunan, dan merasa bangga menjadi Warga Negara Kesatuan Republik
Indonesia," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan,
keadilan sosial harus mampu diwujudkan secara nyata dalam kehidupan segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Rakyat di Aceh, kata
dia, harus bisa merasakan pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan
sanitasi dan air bersih, maupun pelayanan transportasi yang sama baiknya dengan
yang dirasakan di daerah lain.
Jokowi juga ingin agar
kemudahan mendapatkan BBM, harga bahan pokok terjangkau, hingga program
kartu-kartu "sakti" pemerintah juga bisa dirasakan hingga ke wilayah
pelosok. Ia meyakini dengan pemerataan ekonomi yang berkeadilan, rakyat
Indonesia akan semakin bersatu.
Di samping itu,
pembangunan yang berkeadilan akan memperkuat Indonesia dalam menghadapi
persaingan global.
"Tidak ada yang merasa
menjadi warga negara kelas dua, warga negara kelas tiga. Karena semuanya adalah
warga negara Republik Indonesia. Semuanya setara mendapatkan manfaat dari
pembangunan," kata Jokowi.
(TribunWow.com/Rimawan Prasetiyo)