BREAKING NEWS: DL Sitorus Si Raja Perkebunan Dikabarkan Meninggal Dunia di Atas Pesawat
Thursday, 3 August 2017
Edit
Darirakyat.com - Seorang pengusaha kawakan Darianus
Lungguk Sitorus atau yang lebih banyak dikenal dengan nama DL Sitorus
dikabarkan meninggal dunia di atas pesawat sesaat setelah boarding tujuan
Jakarta-Medan, Kamis (3/8/2017).
Almarhum DL Sitorus
meninggal di Pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 188.
Karena peristiwa ini,
pesawat yang seharusnya berangkat pukul 13.35 WIB menjadi tertunda
keberangkatanya.
Berita dukacita ini
disampaikan oleh anggota DPRD Sumut Sutrisno Pangaribuan kepada awak media ini
sekira pukul 15.15 WIB.
“DL Sitorus meninggal
dunia di pesawat GA 188 setelah boarding,” katanya melalui pesan singkat.
Pengusaha Sukses
Darianus Lungguk (DL)
Sitorus adalah seorang pengusaha sukses asal Sumatera Utara. Beliau dijuluki Si
Raja Perkebunan asal Sumut.
Selain memiliki
perkebunan kelapa sawit dengan luas puluhan ribu hektare, DL Sitorus juga
memiliki yayasan pendidikan.
Konglomerat ini juga
dikabarkan memiliki gedung-gedung --untuk menyelenggarakan resepsi pernikahan
suku Batak-- yang diberi nama "Rumah Gorga" dan tersebar di Jakarta
dan Bekasi.
DL Sitorus dilahirkan
di Parsambilan, Kecamatan Silaen, Toba Samosir, Sumut. Dia kemudian pindah dan
besar di Siantar. DL Sitorus menikah dengan Boru Siagian, dan dikaruniai 5
orang anak, 2 perempuan dan 3 laki-laki.
Sebagai putra daerah
yang disebut-sebut paling sukses di perantauan (luar Sumut) dan selalu
memberikan perhatian untuk membangun kampung halaman (Bona Pasogit), nama DL
Sitorus diabadikan menjadi nama suatu jalan di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera
Utara.
Bupati Toba
Samosir, Sumatera Utara, Drs Monang Sitorus SH MBA meresmikan nama Jalan DR
Sutan Raja DL Sitorus, sekitar 12 km, mulai dari simpang Sibisa di Aek Natolu
Kecamatan Lumban Julu sampai simpang Kantor Kelurahan Parsaoran Ajibata
melintasi Sibisa, Bandara Sibisa, Simarata dan Motung Kecamatan Ajibata, Toba
Samosir, Sumut.
Kini, nama DL Sitorus
menjadi perbincangan publik. Pasalnya, seorang anaknya yang bernama Sabar Ganda
Leo, yang sehari-hari memegang kendali di PT Sabar Ganda (perusahaan yang
terlibat sengketa tanah seluas 9,9 hektare di Cengkareng, Jakarta Barat).
Sengketa inilah yang
membuat pengacara PT Sabar Ganda bernama Adner Sirait diduga menyuap hakim
Ibrahim --hakim PT Tata Usaha Negara (TUN)-- sebesar Rp 300 juta di Cempaka
Putih. Ibrahim adalah hakim yang menangani sengketa tanah antara PT Sabar Ganda
melawan Pemprov DKI.
Kasus hukum yang
menyeret pengusaha yang diberi gelar "Raja Kebun" ini bukanlah yang
pertama kalinya. Sebel.umnya, tahun 2004, DL Sitorus pernah mendekam di hotel
prodeo dalam kasus perambahan hutan register 40 di Tapanuli Selatan.
Kasus ini bermula saat
perusahaa milik DL Sitorus, PT Torganda mengonversi 72.000 hektare (dari
172.000 hektar) hutan di Register 40 menjadi perkebunan sawit, di Kecamatan
Simangambat, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. PT Torganda
mempekerjakan lebih dari 15.000 karyawan.
Itu belum termasuk
pekerja yang bekerja di perkebunan lain dan perusahaan keluarganya yang lain.
Grup Torganda ini juga diduga memiliki 33 bank perkreditan rakyat (BPR).
Konversi hutan menjadi
perkebunan sawit itulah yang menjebloskan DL Sitorus ke balik jeruji besi
selama 8 tahun. Ia ditangkap pada 30 Agustus di Pematang Siantar dan dibawa ke
Medan. Kejaksaan Agung menuduh DL Sitorus melakukan tindak pidana korupsi.
Selain itu, ia juga dituduh melakukan penebangan liar.
Kesuksesan DL Sitorus
di bisnis kelapa sawit ternyata membawanya ke panggung politik. Pada 20 Januari
2006, DL Sitorus mendeklarasikan Partai Peduli Rakyat Nasional, dimana dia
menjadi tokoh utama pendiri partai ini.
Di dunia pendidikan,
DL Sitorus yang memiliki perhatian lebih di dunia pendidikan menjabat sebagai
Ketua Yayasan Abdi Karya (YADIKA) yang berdiri sejak tahun 1976. YADIKA secara
bertahap telah menyelenggarakan semua strata pendidikan tingkat TK, SD, SMP,
SMU, SMEA, STM, LPK dan BLK.
Tahun 1989 DL Sitorus
semakin menancapkan bisnisnya di dunia pendidikan dengan mendirikan Universitas
Satya Negara Indonesia (USNI), salah satu Perguruan Tinggi Swasta di
Jakarta.(tribunnews.com)