Akhirnya,,PPATK Ungkap Aliran Uang Umrah First Travel Rp 1 Triliun hingga Tersisa Rp 2,8 Juta
Monday, 21 August 2017
Edit
Darirakyat.com,
JAKARTA - Ribuan calon jemaah umrah korban dugaan penipuan dan
pencucian uang First Travel hingga kepolisian bertanya-tanya ke mana dana
ratusan miliaran rupiah yang disetorkan hingga akhirnya rekening biro
perjalanan tersebut tersisa Rp 2,8 juta.
Padahal,
setidaknya ada lebih Rp 1 triliun dana dari calon jemaah yang diserap First
Travel.
Hasil
penelusuran sementara Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK),
sebagian besar dana First Travel digunakan oleh Andika Surachman (31)-Anniesa
Hasibuan (31) untuk investasi, membayar properti dan mobil mewah hingga
barang-barang pribadi bmewah nan bermerek atau branded.
Demikian
diungkapkan Ketua PPATK, Kiagus Ahmad Badaruddin, kepada Tribun, Senin
(21/8/2017) malam.
"Iya
betul, uangnya sebagian digunakan untuk beli rumah dan kendaraan, sebagian
diinvestasikan, dan ada yang untuk kepentingan pribadi," ungkap Kiagus.
Kiagus
menyatakan, Bareskrim Polri menggandeng PPATK untuk menelusuri aliran dana
First Travel. Meski permintaan penelusuran tersebut baru datang pada Senin
kemarin, PPATK telah melakukan penelusuran lebih dulu yang bersifat proaktif
kelembagaan.
Menurutnya,
ada 70 ribu calon jemaah yang telah menyetorkan dana perjalanan umrah kepada
First Travel atau setidaknya lebih Rp 1 triliun untuk pembayaran paket promo
murah Rp 14,3 juta per orang. Jumlah tersebut diperkirakan bertambah karena
tidak sedikit calon jemah yang menyetorkan dana Rp25 juta per orang untuk paket
reguler dan Rp 54 juta per orang untuk paket VIP.
Dari
data kepolisian, dari 70 ribu calon jemaah yang telah menyetorkan dana kepada
First Travel, ada 56 ribu calon jemaah yang gagal diberangkatkan ke Tanah Suci
sejak 2015 dengan kerugian sekitar Rp 808,8 miliar jika seluruhnya merupakan
paket umrah promo murah Rp 14,3 juta.
Menurut
Agus, sebagian dana First Travel diinvestasikan oleh pemiliknya dalam bentuk
pembelian saham perusahaan, valuta asing (valas) dan surat berjangka.
"Investasi
juga ada. Ada yang dia simpan dalam bentuk valuta asing karena dia kan
bisnisnya di bidang travel ke luar negeri. Lalu, ada yang bentuk asuransi dan
surat berjangka," bebernya.
Andika
Surachman sendiri dikabarkan sebelum ditangkap kepolisian sempat membeli sebuah
perusahaan yang juga bergerak di bidang penyelenggaraan perjalanan umrah dan
haji, PT Interculture Tourindo, pada Mei 2017.
Perusahaan
yang dibeli oleh Andika itu dalam keadaan 'mati suri' dan dikendalikan anak
buahnya dari First Travel, Icha.
Menurut
Kiagus, sebagian dana lainnya dari First Travel digunakan oleh Andika-Anniessa
untuk pembelian barang pribadi seperti tas dan sepatu branded.
"Barang
pribadi yang dibeli macam-macam, ada tas, sepatu, dan lain-lain,"
ungkapnya.
Kiagus
mengakui nilai transaksi untuk pembelian barang-barang pribadi tersebut
terbilang fantastis. Namun, ia tidak bisa menyampaikan nilai tersebut.
"Saya
belum bisa sampaikan jumlahnya berapa karena masih dalam tahap analisis dan
penelusuran," jelas Kiagus.
Wakil
Ketua PPATK, Dian Ediana Rae, dalam keterangan tertulis menambahkan, dana First
Travel mengalir ke puluhan rekening di sejumlah bank. Saat ini, transaksi dari
dan ke rekening-tersebut dalam penelusuran PPATK.
"Semenjak
kasus ini bergulir, PPATK telah secara proaktif melakukan penelitian terhadap
puluhan rekening yang terkait First Travel di beberapa bank," kata Dian.
"Dari
hasil penelitian sementara, diketahui bahwa dana yang disetorkan calon jamaah
umrah selain digunakan untuk memberangkatkan umrah, juga digunakan untuk
kepentingan pembelian aset-aset pribadi," imbuhnya.
Secara
terpisah, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengungkapkan, dari penyidikan
terungkap First Travel mempunyai utang kepada sejumlah maskapai penerbangan dan
hotel di Arab Saudi sebanyak lebih Rp 104 miliar.
Jumlah
utang First Travel bertambah lantaran pihak PT Moisani Manggala Wisata juga
melapor ke Bareskrim biro perjalanan umrah Andika-Anniesa itu berutang Rp 9,6
miliar untuk pengadaan tiket pesawat dan visa calon jemaah sejak Januari 2017.
Sejauh
ini, penyidik Bareskrim baru sekedar menggeledah tiga rumah, termasuk rumah bak
Istana milik Andika-Anniesa di Sentul City Bogor yang diklaim pemiliknya
seharga Rp 30 miliar, dan dua kantor First Travel. Penyitaan aset-aset bangunan
tersebut menunggu perizinan pengadilan. Selain itu, juga telah disita empat
unit mobil dan 47 buku tabungan.
Diketahui,
istri Andika Surachman selaku Direktur First Travel lebih dikenal publik
sebagai perancang kondang pakaian muslimah. Sejumlah karyanya sudah go international
hingga Eropa dan Amerika Serikat.
Bahkan,
salah satu karyanya bertajuk "Pearl Asia" telah menembus New York
Fashion Week pada 2016.
Andika
Surachman-Anniesa Hasibuan lewat akun media sosialnya, kerap menampilkan
foto-foto pengalamannya saat berlibur keliling dunia.
Tengok
saja foto-foto saat keduanya holiday di beberapa negara Eropa dengan latar
perbukitan salju, di Grand Canyon Amerika Serikat dengan tampilan sejumlah
helikopter, Dubai, Islandia hingga saat berada di hotel bintang lima dengan memegang
iPhone berlatar belakang Ka'bah.
Gaya
hidup glamor dan fashion mewah terlihat kental dari seorang Anniesa Hasibuan.
Selain foto saat berada di ruang pesawat kelas VVIP, ia lewat akun
Instagramnya, @anniesaahasibuan, juga memamerkan sejumlah pose sembari
menenteng tas mewah.
Setidaknya
ada lebih 20 tas mewah bermerek berbagai varian yang terpajang di akun media
sosial Anniesa Hasibuan. Di antaranya tas merek Hermes, Chanel, Moschino,
Valentino, Fendi, Dior, Louis Vuitton hingga MCM.
Untuk
tas Small Boy Channel Handbag yang ditenteng Anniesa dibanderol dengan harga
kisaran Rp 50 jutaan. Sementara, satu tas Hermes Birkin, berkisar antara Rp 230
juta hingga Rp 500 jutaan.
Jika
ditotal, harga lebih 20 koleksi tas mewah Anniesa mencapai angka miliaran rupiah.
Kuasa
hukum Andika-Anniesa, Deski, sempat menyebut tak ada dana calon jemaah First
Travel yang dipakai oleh kliennya untuk biaya liburan ke luar negeri maupun
pembelian barang mewah pribadi yang dikenakan.
Menurutnya,
dana untuk biaya liburan pasutri tersebut berasal dari keuntungan atau profit
pengelolaan First Travel selama tujuh tahun terakhir.
"Kalau
dibilang, jangan-jangan uang jemaah dipakai? Wajarlah, keuntungan dia ada.
Selama berdiri 7 tahun memang cari, makanya di situ. Tapi kalau uang jemaah
dipakai, saya rasa enggak," kata Deski di kantor Bareskrim Polri, Gambir,
Jakarta Pusat, 11 Agustus 2017 lalu.
"Jadi
begini, memang penghasilan Andika dan Anniesa dari First Travel, wajar dong
mereka menikmati," katanya.
Menurutnya,
glamornya gaya busana yang kerap dikenakan dua pengusaha muda itu berasal butik
Anniesa Hasibuan.
Sementara,
sejumlah tas, sepatu hingga pernak-pernik yang kerap dikenakan oleh Anniesa
Hasibuan dalam foto akun media sosialnya merupakan endorse sejumlah perusahaan
brand fashion.
"Kalau
butiknya desainernya memang ada sponsornya. Jadi, sedikit pun enggak pakai uang
jemaah, enggak ada hubungannya antara butik fashion dengan jemaah," kata
Deski.
Namun,
klaim dan penjelasan pihak pengacara Andika-Anniesa tersebut terbantahkan
dengan adanya temuan penelusuran dari PPATK. (Medan.Tribunnews.com)