Guru Cantik Kritik Pernikahan Pemuda 16 Tahun dengan Nenek 71 Tahun, 'Kasihan Selamat'
Tuesday, 4 July 2017
Edit
Darirakyat.com -
"Seharusnya pernikahan itu tak terjadi!" Seorang warganet, guru muda
dan cantik cerita pengalaman pribadi sekaligus kritik pernikahan pria 16 tahun
dengan nenek 71 tahun.
Seorang
pemuda bernama Selamat (16) telah sah menjadi suami Rohaya, nenek berumur 71
tahun.
Pernikahan
yang bikin heboh ini terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera
Selatan.
Netizen
berikan komentar beragam terkait pernikahan yang bikin heboh tersebut.
Seorang
netter bernama Sri Rejeki melalui kolom komentar memaparkan analisa sekaligus
mengaitkan dengan pengalaman pribadinya, Selasa (4/7/2017).
TribunWow.com kemudian melakukan
wawancara langsung via telepon, dan ia kemudian memperjelas cerita pengalaman
pribadi yang ia rasakan serta guru lain hadapi yang mirip dengan kisah Selamat
dan Rohaya.
Sri
Rejeki menilai kalau pernikahan tersebut sebaiknya tidak terjadi karena
beberapa alasan.
Menurutnya
sebelum jauh melangkah (jenjang pernikahan) seperti yang terjadi pada Selamat
dan Rohaya, soal kedekatan harus dibatasi.
Sri
menceritakan tentang profesinya sebagai guru sebuah sekolah sekaligus pemberi
les.
Ia
mengaku kalau ada muridnya kelas 6 SD yang kondisinya seperti Selamat, tak
mempunyai orangtua suka sekali dengan Sri, mngaku ngefans berat sampai
menanyakan sudah punay pacar belum.
Sri
juga cerita kalau temannya yang juga guru juga mengalami hal yang sama dengan murid
lainnya.
Sri
lalu berupaya membatasi diri dan berikan nasihat pada muridnya.
"Perasaan
kamu karena rindu mama kamu lama kelamaan juga hilang," ujar Sri
menyampaikan perkataan yang ia sampaikan pada muridnya.
Ia
tak memungkiri si nenek butuh pendamping tapi perlu berpikir jauh apa untungnya
untuk anak ini, bagaimana nanti masa depannya.
"Bisa
saja nanti ke depan Selamat bisa mendapat cewek lebih muda bisa bawa
perekonomian lebih baik, bisa kasih keturunan. Maaf untuk nenek Rohaya kan
sudah tua dan sudah masa menopause tak bisa beri keturunan," imbuhnya.
Soal
upaya bunuh diri yang diutarakan Selamat kalau tidak menikahi nenek Rohaya
menurut Sri bisa dinetralisir.
Ia
menilai semua keputusan Selamat yang notabene masih belia pemikirannya lebih
banyak dipengaruhi si nenek.
"Nenek
harus kontrol agar Selamat tidak bunuh diri, harus cooling down dipikirin lagi
dikasih waktu lagi benar nggak keputusan kita apalagi Selamat masih labil.
Harusnya ada yang ngarahin sudut pandang nenek yang harus ngarahin dia, mau
bunuh diri dipikirin panjang," jelasnya.
Melalui
kolom komentar berita di TribunWow.com Sri
menulis komentar yang isinya senada dengan hasil wawancara.
Ini
kritikan, analisa serta pengalaman pribadi Sri Rejeki.
"Saya belum menikah tapi jujur saya ga ngerti dasar
pemikiran org2 jaman skrg...kenapa begitu marak nenek2 menikah dgn laki2 yg
seharusnya cucu mrk... Aneh..."
"Saya
pikir apa yg dirasakan Selamat bukanlah cinta yg kuat untuk dibawa ke
pelaminan...saya baca kisahnya yg menyebabkan selamat jatuh cinta kpd nenek
rohaya hanya krn perhatian nenek rohaya yg mengurusi selamat sbg anak yatim
piatu..."
"Wajar toh org diperhatikan jd senang tp bukan berarti hrs
dinikahkan kan?sbg guru muda saya jg mengalami namanya murid GR karena
diperhatikan..."
"Apa lagi klo dia dr keluarga yg berantakan biasanya plg
mudah GR dan ngerasa salah tingkah sendiri klo dekat saya...bahkan pernah ada
yg curhat klo ngefans sama saya ..."
"Bahkan nanya saya udah punya pacar belum... Maklum sbg
guru muda yg mengajar SMA pasti umur kami ga jauh bgt..."
"Tp saya kan sll batasi dgn menegaskan kpd dia bahwa
kebaikan saya hanya sebuah perhatian guru...dan lama kelamaan kmi bisa biasa
toh...becanda pun sbg guru dan murid... "
"Jujur dalam kasus ini saya menyalahkan nenek Rohaya yg
usia lbh tua yg seharusnya lbh stabil..."
"Seharusnya nenek tsb tdk egois memikirkan kesenangannya
sendiri... Coba bayangkan menikahi nenek sama saja menghambat kesempatan untuk
mendapatkan keturunan atau masa depan yg lbh baik(kan klo sama yg lbh muda bs
sama2kerja)..."
"Buat saya sikap selamat hanya perasaan kerinduan akan
kasih sayang orang tua... Kasihan selamat..."
"Seharusnya nenek itu mengangkatnya jd anak atau cucu dr pd
menjadikanny suami.'
Pernikahan menghebohkan
Seperti
diberitakan sebelumnya Selamat (16) tahun resmi menjadi suami Rohaya (71).
Pernikahan
tersebut terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan,
Minggu (2/7/2017).
Dalam
wawancara ekslusif seperti dikutip dari Sriwijaya Post (TribunWow.com Network),
Selamat mengaku jatuh cinta kepada Rohaya sejak 3 tahun terakhir.
Atas
dasar cinta membara pasangan ini, aparat desa yang dipimpin oleh Kepala Desa
Karangendah Kecamatan Lengkiti melakukan musyawarah untuk mencari jalan
keluarnya.
Akhirnya
warga desa sepakat untuk mengadakan pernikahan keduanya.
Kemudian
ditemuilah Rauf yang merupakan kakak Rohaya untuk menceritakan keinginan
Selamat dan Rohaya yang berniat menikah.
Rauf
mengizinkan, namun ia meminta agar ijab kabul dilaksanakan dimalam hari saja
dan jangan ditempat terbuka (balai desa) karena Rauf khawatirkan akan menjadi
kontroversi dan menjadi heboh.
Bukannya
pernikahan tertutup sesuai yang direncanakan, warga desa bahkan berbondong
karena rasa penasaran.
Ratusan
orang warga datang dan menyaksikan pernikahan tersebut.
Tanpa
ragu-ragu, Selamat mengatakan ikrar tersebut dengan suara lantang.
Saat
ijab qobul akan dilaksanakan, tampak Wali dari mempelai perempuan atas nama
Rauf, memberi wali berwakil kepada P3N Ibnu Hajar.
Adapun
saksi pernikahan tersebut adalah Komaruddin dan Charles.
Setelah
dinyatakan sah, para warga yang menyaksikan pernikahan tersebut bersorak ramai
bak menonton pertandingan sepakbola.
Setelah
semua saksi mengatakan sah, Selamat tampak terharu hingga meneteskan air mata.
Dilansir
dari Tribunnnews.com, Selamat Riyadi merupakan anak yatim piatu.
Sebagai
bukti kesungguhan cintanya, Selamat memberi mahar kepada istrinya, Rohaya binti
Kiagus Muhammad Jakfar senilai 200 ribu rupiah.
Ijab
Qobul tersebut dilakukan di malam hari.
(TRIBUNWOW.COM)