4 \'Peluru Maut\' Yudi Setiawan untuk Elite PKS

Jakarta, Darirakyat.com - Pengusaha Yudi Setiawan siap membongkar dugaan korupsi para elite PKS. Dia tak takut dengan risiko konspirasi, bahkan kematian sekalipun. Tak ada lagi jalan lain selain melawan.

Yudi membeberkan sejumlah transaksi yang diduga berhubungan proyek di kementerian yang dipimpin elite PKS tersebut. Tak hanya kesaksian, Yudi juga punya bukti transfer, catatan keuangan, hingga risalah rapat yang bisa membuat kasus jadi terang.

Apa saja peluru maut milik Yudi? Ini empat di antaranya seperti diberitakan 


Yudi Setiawan mengaku telah membayar Rp 1,9 miliar untuk Presiden PKS Anis Matta. Itu adalah fee sebesar 1 persen dari total anggaran Rp 189 miliar. Duit itu sengaja digelontorkan guna mendapatkan persetujuan pengadaan proyek benih kopi di Kementan.

Uang sebanyak itu diberikan lewat Ahmad Fathanah dengan cara transfer dan pemberian tunai. Belum jelas apakah ada duit yang sampai ke tangan Anis. Namun menurut Yudi, dia pernah berbicara langsung via telepon dengan sang presiden. Kala itu, Anis berpesan agar semua dititipkan pada Fathanah.

Anis yang dimintai konfirmasi belum memberikan respons. Namun sebelumnya dia selalu membantah terlibat dalam urusan ini.




Dakwaan KPK terhadap Luthfi Hasan Ishaaq juga menyebut upaya pencarian dana PKS untuk menghadapi Pemilu 2014. Tak tanggung-tanggung, PKS menargetkan mendapatkan dana Rp 2 triliun untuk menghadapi pemilu.

Hal ini terungkap berkat 'nyanyian' Yudi Setiawan. Pada 12 Juli 2012 lalu, Luthfi bersama Yudi Setiawan dan Ahmad Fathanah pernah bertemu. Tujuan untuk konsolidasi pemenuhan dana PKS. Skema rapat masih tersimpan di dokumen Yudi.

Dalam pertemuan itu, Yudi merancang dari mana PKS bisa mendapatkan dana sebesar itu. Kesimpulannya, dana itu akan didapat dari proyek di tiga kementerian yang dipimpin oleh kader PKS.

"Dari Kementan Rp 1 triliun, Kemensos Rp 500 miliar dan Kemenkominfo Rp 500 miliar," papar jaksa KPK Avni.

Tiga orang peserta rapat yang hadir pun mendapat tugas. Yudi bertugas untuk menyebar uang panjer proyek. Sedangkan Luthfi tugasnya untuk mengawal proyek berdasarkan relasi partai, kalangan kementerian dan DPR.

"Saya ditugaskan sebagai orang yang cari duit untuk Pemilu 2014. Saya tidak mengejar imbalan proyek. Saya ini nggak kejar proyek, saya kejar kesejahteraan petani. Saya nggak main proyek," kata Yudi saat ditemui di Kalsel.

Para politisi PKS yang dikonfirmasi soal ini ramai-ramai membantah. Mereka menyebut sumber dana PKS selalu dari donatur anggota dan kelompok lain yang halal.



Jaksa Penuntut Umum KPK memasukkan sedikitnya 9 proyek yang berkaitan dengan kasus Luthfi Hasan Ishaaq. Proyek-proyek inilah yang digarap Luthfi, Fathanah bersama pengusaha Yudi Setiawan.

Proyek-proyek tersebut antara lain: pengadaan benih jagung hibrida, bibit kopi, bibit pisang dan kentang, laboratorium benih padi, bantuan bio komposer, bantuan pupuk NPK, bantuan sarana Light Trap, pengadaan hand tractor dan kuota daging sapi.

"Dalam proyek tersebut disepakati bahwa proyek-proyek di Kementan RI akan diijon oleh terdakwa dan pelaksanaan pekerjaannya akan diserahkan kepada Yudi Setiawan dengan komisi sebesar 1 persen dari nilai pagu anggaran. Yang mana pengurusan komisi tersebut dipercayakan kepada Ahmad Fathanah," ujar jaksa Guntur Ferry di Pengadilan Tipikor, Senin (24/6) lalu.

Saat ditemui Majalah detik, Yudi mengakui sejumlah proyek ini. Khusus untuk pengadaan laboratorium benih padi, Yudi mengatakan pagu anggarannya Rp 175 miliar. Lalu duit Rp 1,7 miliar diserahkan sebagai uang semir kepada Fathanah. Total sudah belasan miliar uang yang digelontorkan Yudi pada Fathanah.


Yudi Setiawan merasa dikorbankan oleh para elite partai yang menjalin kerjasama proyek dengannya. Karena itu, dia siap membongkar semua kasus yang ada. Meski nyawa taruhannya.

Saat ini, Yudi menjalani sidang kasus dugaan korupsi pengadaan alat peraga dan sarana penunjang pendidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, tahun 2011 senilai Rp 50,4 miliar. Dalam kasus ini, Yudi merasa dijebak. Tak hanya itu, istrinya pun ikut diseret-seret masalah hukum.

“Saya di sini (Kalsel) kan enggak ada urusan sama sekali, enggak pernah ke Kalsel, baru ke Kalsel, ya ditangkap ini,” keluhnya.

Tak heran, Yudi yang sakit hati karena jadi korban konspirasi siap membongkar semuanya. Pengusaha muda ini tak ingin mati penasaran.

"Kalau saya diam juga mati, ya mending saya bongkar, sama-sama matinya. Biar nggak mati penasaran. Biar publik tahu kebenarannya," terang Yudi saat ditemui Majalah detik.(Detik.com)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel