4 \'Peluru Maut\' Yudi Setiawan untuk Elite PKS
Sunday, 18 June 2017
Edit
Jakarta, Darirakyat.com - Pengusaha Yudi Setiawan siap membongkar
dugaan korupsi para elite PKS. Dia tak takut dengan risiko konspirasi, bahkan
kematian sekalipun. Tak ada lagi jalan lain selain melawan.
Yudi membeberkan sejumlah transaksi yang diduga berhubungan
proyek di kementerian yang dipimpin elite PKS tersebut. Tak hanya kesaksian,
Yudi juga punya bukti transfer, catatan keuangan, hingga risalah rapat yang
bisa membuat kasus jadi terang.
Apa saja peluru maut milik Yudi? Ini empat di antaranya
seperti diberitakan
Yudi Setiawan mengaku telah membayar Rp 1,9
miliar untuk Presiden PKS Anis Matta. Itu adalah fee sebesar 1 persen dari
total anggaran Rp 189 miliar. Duit itu sengaja digelontorkan guna mendapatkan
persetujuan pengadaan proyek benih kopi di Kementan.
Uang sebanyak itu diberikan lewat Ahmad Fathanah dengan cara
transfer dan pemberian tunai. Belum jelas apakah ada duit yang sampai ke tangan
Anis. Namun menurut Yudi, dia pernah berbicara langsung via telepon dengan sang
presiden. Kala itu, Anis berpesan agar semua dititipkan pada Fathanah.
Anis yang dimintai konfirmasi belum memberikan respons. Namun
sebelumnya dia selalu membantah terlibat dalam urusan ini.
Dakwaan KPK terhadap Luthfi Hasan Ishaaq juga
menyebut upaya pencarian dana PKS untuk menghadapi Pemilu 2014. Tak
tanggung-tanggung, PKS menargetkan mendapatkan dana Rp 2 triliun untuk
menghadapi pemilu.
Hal ini terungkap berkat 'nyanyian' Yudi Setiawan. Pada 12
Juli 2012 lalu, Luthfi bersama Yudi Setiawan dan Ahmad Fathanah pernah bertemu.
Tujuan untuk konsolidasi pemenuhan dana PKS. Skema rapat masih tersimpan di
dokumen Yudi.
Dalam pertemuan itu, Yudi merancang dari mana PKS bisa
mendapatkan dana sebesar itu. Kesimpulannya, dana itu akan didapat dari proyek
di tiga kementerian yang dipimpin oleh kader PKS.
"Dari Kementan Rp 1 triliun, Kemensos Rp 500 miliar dan
Kemenkominfo Rp 500 miliar," papar jaksa KPK Avni.
Tiga orang peserta rapat yang hadir pun mendapat tugas. Yudi
bertugas untuk menyebar uang panjer proyek. Sedangkan Luthfi tugasnya untuk
mengawal proyek berdasarkan relasi partai, kalangan kementerian dan DPR.
"Saya ditugaskan sebagai orang yang cari duit untuk
Pemilu 2014. Saya tidak mengejar imbalan proyek. Saya ini nggak kejar proyek,
saya kejar kesejahteraan petani. Saya nggak main proyek," kata Yudi saat
ditemui di Kalsel.
Para politisi PKS yang dikonfirmasi soal ini ramai-ramai
membantah. Mereka menyebut sumber dana PKS selalu dari donatur anggota dan
kelompok lain yang halal.
Jaksa Penuntut Umum KPK memasukkan sedikitnya 9
proyek yang berkaitan dengan kasus Luthfi Hasan Ishaaq. Proyek-proyek inilah
yang digarap Luthfi, Fathanah bersama pengusaha Yudi Setiawan.
Proyek-proyek tersebut antara lain: pengadaan benih jagung hibrida,
bibit kopi, bibit pisang dan kentang, laboratorium benih padi, bantuan bio
komposer, bantuan pupuk NPK, bantuan sarana Light Trap, pengadaan hand tractor
dan kuota daging sapi.
"Dalam proyek tersebut disepakati bahwa proyek-proyek di
Kementan RI akan diijon oleh terdakwa dan pelaksanaan pekerjaannya akan
diserahkan kepada Yudi Setiawan dengan komisi sebesar 1 persen dari nilai pagu
anggaran. Yang mana pengurusan komisi tersebut dipercayakan kepada Ahmad
Fathanah," ujar jaksa Guntur Ferry di Pengadilan Tipikor, Senin (24/6)
lalu.
Saat ditemui Majalah detik, Yudi mengakui sejumlah proyek
ini. Khusus untuk pengadaan laboratorium benih padi, Yudi mengatakan pagu
anggarannya Rp 175 miliar. Lalu duit Rp 1,7 miliar diserahkan sebagai uang
semir kepada Fathanah. Total sudah belasan miliar uang yang digelontorkan Yudi
pada Fathanah.
Yudi Setiawan merasa dikorbankan oleh para
elite partai yang menjalin kerjasama proyek dengannya. Karena itu, dia siap
membongkar semua kasus yang ada. Meski nyawa taruhannya.
Saat ini, Yudi menjalani sidang kasus dugaan korupsi
pengadaan alat peraga dan sarana penunjang pendidikan Dinas Pendidikan
Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, tahun 2011 senilai Rp 50,4 miliar.
Dalam kasus ini, Yudi merasa dijebak. Tak hanya itu, istrinya pun ikut
diseret-seret masalah hukum.
“Saya di sini (Kalsel) kan enggak ada urusan sama sekali,
enggak pernah ke Kalsel, baru ke Kalsel, ya ditangkap ini,” keluhnya.
Tak heran, Yudi yang sakit hati karena jadi korban konspirasi
siap membongkar semuanya. Pengusaha muda ini tak ingin mati penasaran.
"Kalau saya diam juga mati, ya mending saya bongkar,
sama-sama matinya. Biar nggak mati penasaran. Biar publik tahu
kebenarannya," terang Yudi saat ditemui Majalah detik.(Detik.com)