Meminimalisir Kesalahan soal Bansos, Pengamat: Coba Anies Baswedan Belajar dari Bupati Belitung

Paket Bansos Tahap Dua di DKI Masih Berbentuk Sembako - BeritaSatu.com

Darirakyat.com - Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, menyarankan Gubernur DKI Anies Baswedan belajar dari pemerintah Kabupaten Belitung soal sistem data real time penerima bantuan sosial. Agus menilai, penggunaan data real time untuk menyalurkan bansos itu bakal meminimalisasi kesalahan.

"Saya kepikiran coba Pak Anies kontak Bupati Belitung bagaimana dia bikin datanya," kata Agus saat dihubungi, Sabtu, 9 Mei 2020.

Di Kabupaten Belitung, dia menceritakan, pemerintah menggaet anak-anak muda yang menguasai ilmu komputer. Ahli IT. Ini yang membuat sistem pendataan real time.

Petugas RT dan RW setempat lantas bertugas memasukkan data terkini dari lapangan ke dalam sistem. Agus berujar, dengan sistem ini, data akan selalu diperbaharui.

"Mungkin masih bisa salah tapi error nya kecil sekali. Kalau sekarang error nya besar, 50 persen mungkin, sehingga dana bansos itu mudah sekali diselewengkan," jelas dia.

Penyaluran bansos untuk warga Ibu Kota karut-marut. Anies berujar 1,6 persen bantuan salah sasaran. Pemerintah DKI menargetkan penyaluran bansos ke 1,2 juta kepala keluarga (KK).

Belakangan Menteri Sosial Juliari Batubara mempersoalkan data yang diberikan Anies. Dia menemukan banyak penerima bansos dari pemerintah pusat yang sudah mendapat bantuan DKI. Padahal, awalnya disepakati dari total 3,7 juta jiwa, pemerintah DKI menyalurkan ke 1,1 juta jiwa dan pusat menanggung sisanya.

Anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta, Muhammad Imam Adli, mengakui data penerima bansos milik pemerintah pusat merupakan duplikat dari pemerintah DKI. "Duplikasi benar karena memang datanya sama kecuali mungkin dari Kemensos (Kementerian Sosial) me-take out atau menambahkan data," kata Adli dalam diskusi virtual, Jumat, 8 Mei 2020. (tempo.co)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel