Gila..!! Anies Akui Sengaja Batasi Transportasi Untuk Mengirimkan Pesan Kejut

Kejam! Anies Akui Sengaja Batasi Transportasi Untuk Mengirimkan Efek Kejut

Darirakyat.com -
Anies tidak minta maaf atas kebijakan goblok yang dibuatnya beberapa waktu lalu ketika dia membatasi transportasi umum. Malahan dia mengaku bahwa kebijakannya tersebut bagus. Tujuan dari pembatasan itu bukan untuk menghindari pengumpulan orang, melainkan untuk memberi pesan kejut. Hal ini dia sampaikan di suatu rapat yang direkam seseorang dan kemudian menyebar di berbagai media.

Saya sudah mengunggah ulang video berdurasi 44 detik tersebut seperti di sini

Begini transkrip lengkapnya:

“Tadi pagi kendaraan umum dibatasi secara ekstrem. Apa sih tujuannya? Tujuannya mengirimkan pesan kejut kepada seluruh penduduk Jakarta bahwa kita berhadapan dengan kondisi ekstrem. Jadi ketika orang antre panjang baru sadar, oh iya Covid-19 itu bukan fenomena yang jauh di WA yang jauh sana, ini ada di depan mata kita. Kalau kita tidak mengirimkan pesan efek kejut, ini penduduk di kota ini masih tenang-tenang saja.”

Saya tidak tahu setan apa yang merasuki Anies. Tetapi yang jelas, antrean panjang yang terjadi pada 16 Maret 2020 itu tidak menyampaikan pesan kejut apa-apa kecuali kepanikan yang luar biasa. Warga tidak perlu dikejutkan lagi dengan cara-cara seperti itu. Warga sudah ketakutan. Tekanan psikologisnya sudah berada pada titik nadir.

Bukan terkejut lagi, melainkan warga semakin marah dengan kebijakan goblok seperti itu. Warga sudah tahu bahwa dengan menumpuknya orang, penularan Covid-19 semakin cepat. Andaikan ada satu saja yang terinfeksi dari antrean panjang itu, kita hanya menunggu kabar saja berapa lagi yang akan terinfeksi dan bahkan mati.

Sepertinya Anies ini memang manusia biadab. Dia tega mengorbankan warga demi uji coba kebijakan, demi efek kejut. Apa untungnya efek kejut kalau setelah itu ratusan orang tertular Covid-19 – meskipun kita selalu berharap itu tidak terjadi. Bukan hanya satu atau dua orang, kemungkinannya akan ratusan. Yang ratusan ini akan menularkan ke ratusan lainnya sampai ribuan dan ribuan ini …. Ahhh saya tidak sanggup meneruskannya.

Seperti yang kita tahu sendiri bahwa penularan Covid-19 ini sangat cepat. Penularan terjadi terutama ketika orang berkumpul. Bukan hanya melalui doplet, melainkan penularannya juga melalui mata. Kalau Anda sempat mencari informasi bagaimana para tenaga medis di China terjangkit Covid-19, silakan cari. Anda akan menemukan bahwa tenaga medis sudah menggunakan hazmat, masker, google dan lain sebagainya. Intinya, semua sudah tertutup, tetapi mereka masih bisa tertular terutama mereka yang menghadapi Covid-19 pada masa-masa awal.

Saya tidak tahu hati manusia ini ditempatkan di mana, di dengkulnyakah, dipantatnyakah. Sepertinya kebiadabannya tersebut belum berubah setelah dia mengorbankan mayat pada Pilkada yang lalu. Bahkan kali ini jauh lebih biadab, karena yang dikorbankan adalah nyawa manusia-manusia.

Mungkin ini hanyalah cara ngeles Anies saja. Ngapain ngeles kalau kebijakan ternyata berakibat fatal. Apakah tidak lebih baik minta maaf sebagai bentuk empati terhadap warga yang sekarang tidak tenang hidupnya?

Coba dech perhatikan videonya. Dia mengacungkan jempol pula itu. Rasanya mau nabok aja ke manusia ini. Jancuk tenan pokoknya…

Tidak heran kemudian kalau Anies dianggap sengaja melakukan itu agar semakin banyak lagi yang terjangkit Covid-19. Dengan demikian, dia punya alasan untuk melockdown Jakarta seperti yang sudah direncanakannya. Atau bisa jadi dia mau menyesuaikan seperti simulasi yang dibuatnya.

Sudah begitu kelakuan Anies ini, tidak ada satu pun rasanya orang yang ada di tempat itu yang tidak setuju dengan dia. Sepertinya semua setuju saja dan seolah tidak terganggu dengan alasan goblok Anies tersebut. Memang gubernur goblok ini menularkan kegoblokan juga pada bawahannya.

Padahal kalau kita perhatikan beberapa hari lalu. Dia sangat pongah mengatakan bahwa pembatasan ini adalah untuk mendukung gerakan social distancing. Itu ide awalnya. Sekarang kita tahu bahwa bukan itu alasannya, rasanya gimana gitu. Ini seperti Anda yang antre panjang kemarin itu dianggap sebagai alat untuk mempermudah pekerjaannya. Kan tae…

Jujur saja, saya sangat kesal, emosi dan marah dengan alasan-alasan seperti ini. Keadaan di seluruh Indonesia sudah makin genting. Mungkin bukan gentingnya penularan, tetapi gentingnya ketakutan yang disebabkan Covid-19. Di mana-mana ketakutan ini menghinggapi masyarakat.

Semoga tidak ada lagi kepala daerah yang membuat kebijkan goblok seperti Anies dan ngeles dengan cara kejam seperti Anies.

Salam dari rakyat jelata

(Mora Sifudan, seword.com)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel