Tepuk Tangan Netizen Bakal Kian Riuh Jika Polri Buka Motif Ferdy Sambo
Saturday 13 August 2022
Edit
Darirakyat.com - Polri mendapat sentimen positif di media sosial usai penetapan Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka pembunuhan terhadap Brigadir J. Namun demikian, netizen menanti motif pembunuhan itu.
Diberitakan sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengumumkan penetapan mantan Kadiv Propam Polri itu sebagai tersangka dalam konferensi pers, Selasa (9/8).
Lembaga analis data media sosial Drone Emprit mengungkapkan, sebelum penetapan FS sebagai tersangka, ruang percakapan warganet maupun media massa cenderung diisi keraguan atas berbagai kejanggalan dan kemungkinan adanya skenario palsu kasus ini.
"Keraguan publik antara lain berupa kecurigaan bahwa Polri yang menyembunyikan sesuatu, curiga ada banyak polisi yang terlibat dalam kasus itu (Kapolri kemudian lakukan mutasi pada 25 anggota kepolisian termasuk 3 Brigjen) dan ragu apakah Polri bisa menyelesaikan kasus ini," demikian dikutip dari data tren polemik kasus penembakan Brigadir J, yang diunggah oleh pendirinya, Ismail Fahmi.
Hal itu terlihat pada tingginya sentimen negatif dari tanggal 11 Juli - 9 Agustus, yakni negatif dengan 122.444 mention (53 persen), positif 39.786 (17 persen), dan netral 69.455 (30 persen).
"Keadaan berubah drastis sejak 9 Agustus 18.40 WIB, setelah Kapolri umumkan tersangka. Sentimen terhadap Polri didominasi tone positif. Publik mengapresiasi dan percaya Polri serta Kapolri akan mampu mengusut kasus ini hingga tuntas," kata Drone Emprit.
Rinciannya, sentimen negatif 746 mention (2 persen), positif 36.519 (89 persen), dan netral 3.953 (10 persen).
Selain itu, kata Drone Emprit, pemberitaan dan perbincangan warganet mengalami peningkatan ekspos yang signifikan saat FS ditetapkan sebagai tersangka.
"Seiring dengan naiknya ekspos penetapan tersangka FS kepercayaan publik juga ikut meningkat, kini warganet menuntut adanya keterbukaan soal motif pembunuhan Brigadir J," menurut pernyataan Drone Emprit.
"Tren diprediksi akan meningkat jika Polri beberkan motif penembakan Brigadir J," lanjut pernyataan itu.
Masalahnya, Polri sejauh ini masih menutupi motif sebenarnya pembunuhan ini dan menyerahkannya pada proses pengadilan.
"Pak Kabareskrim menyampaikan harus menjaga perasaan dua pihak baik pihak dari Brigadir Josua maupun pihaknya dari saudara FS," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo, Kamis (11/8).
Sementara, Menkopolhukam Mahfud MD mengungkap ada setidaknya tiga spekulasi motif pemnbunuhan ini. Yakni, pelecehan seksual, cinta atau perselingkuhan empat segi, hingga perkosaan.
(cnnindonesia.com)
Lembaga analis data media sosial Drone Emprit mengungkapkan, sebelum penetapan FS sebagai tersangka, ruang percakapan warganet maupun media massa cenderung diisi keraguan atas berbagai kejanggalan dan kemungkinan adanya skenario palsu kasus ini.
"Keraguan publik antara lain berupa kecurigaan bahwa Polri yang menyembunyikan sesuatu, curiga ada banyak polisi yang terlibat dalam kasus itu (Kapolri kemudian lakukan mutasi pada 25 anggota kepolisian termasuk 3 Brigjen) dan ragu apakah Polri bisa menyelesaikan kasus ini," demikian dikutip dari data tren polemik kasus penembakan Brigadir J, yang diunggah oleh pendirinya, Ismail Fahmi.
Hal itu terlihat pada tingginya sentimen negatif dari tanggal 11 Juli - 9 Agustus, yakni negatif dengan 122.444 mention (53 persen), positif 39.786 (17 persen), dan netral 69.455 (30 persen).
"Keadaan berubah drastis sejak 9 Agustus 18.40 WIB, setelah Kapolri umumkan tersangka. Sentimen terhadap Polri didominasi tone positif. Publik mengapresiasi dan percaya Polri serta Kapolri akan mampu mengusut kasus ini hingga tuntas," kata Drone Emprit.
Rinciannya, sentimen negatif 746 mention (2 persen), positif 36.519 (89 persen), dan netral 3.953 (10 persen).
Selain itu, kata Drone Emprit, pemberitaan dan perbincangan warganet mengalami peningkatan ekspos yang signifikan saat FS ditetapkan sebagai tersangka.
"Seiring dengan naiknya ekspos penetapan tersangka FS kepercayaan publik juga ikut meningkat, kini warganet menuntut adanya keterbukaan soal motif pembunuhan Brigadir J," menurut pernyataan Drone Emprit.
"Tren diprediksi akan meningkat jika Polri beberkan motif penembakan Brigadir J," lanjut pernyataan itu.
Masalahnya, Polri sejauh ini masih menutupi motif sebenarnya pembunuhan ini dan menyerahkannya pada proses pengadilan.
"Pak Kabareskrim menyampaikan harus menjaga perasaan dua pihak baik pihak dari Brigadir Josua maupun pihaknya dari saudara FS," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo, Kamis (11/8).
Sementara, Menkopolhukam Mahfud MD mengungkap ada setidaknya tiga spekulasi motif pemnbunuhan ini. Yakni, pelecehan seksual, cinta atau perselingkuhan empat segi, hingga perkosaan.
(cnnindonesia.com)